Teguh Winarsho AS
Sungguh saya menyesal tidak memberi uang recehan pada laki-laki tua yang menengadahkan tangannya sembari menatap saya dengan sorot mata iba ketika mobil yang dikendarai istri saya berhenti di traffic light, sepulang kami dari mengambil uang di Bank. Padahal di dalam mobil ada banyak uang recehan yang memang khusus disediakan istri saya untuk dibagi-bagi pada para pengemis di perempatan jalan. Rasa sesal itu terus menghantui selama perjalanan sampai saya tiba di rumah.
Malamnya saya tidak bisa tidur meski telah menelan beberapa pil tidur yang tentu saja sudah over dosis. Saya juga sudah mempraktekkan beberapa teori untuk mempercepat jatuh tidur; menarik nafas dalam-dalam lantas mengeluarkannya perlahan-lahan. Atau memejamkan mata rapat-rapat dan mengosongkan pikiran. Tapi semua itu ternyata tak membuahkan hasil. Bayangan laki-laki tua itu tak mau pergi dari benak saya. Terus berkelebat-kelebat di kepala saya sambil menengadahkan tangannya seperti memaksa saya agar segera menyerahkan sesuatu kepadanya.
Selama tiga malam berturut-turut saya sangat tersiksa oleh bayangan itu hingga keesokan harinya saya memutuskan untuk mencari laki-laki tua itu ke tempat di mana saya pernah ketemu dia dengan diantar istri saya. Meski begitu istri saya tetap tidak tahu maksud saya yang sebenarnya. Sejak mengalami kelumpuhan pada dua kaki saya empat tahun lalu, nyaris setiap bepergian, kemana pun saja, saya selalu diantar istri saya. Hanya sesekali saya menyuruh sopir pribadi. Saya merasa lebih aman jika yang mengemudi istri saya sendiri.
Tapi sampai di traffic light, saya tak menemukan laki-laki tua yang saya maksud. Mungkin laki-laki tua itu sudah pindah ke tempat lain. Karenanya saya menyuruh istri saya untuk keliling kota dengan alasan sekalian menunggu buka puasa. Istri saya tidak keberatan, malah tersenyum dan bilang, "Sejak kapan Papa suka jalan-jalan sore. Kayak anak muda saja." Lalu tertawa. Saya ikut tertawa meski tidak sungguh-sungguh tertawa. Mata saya terus mengawasi setiap traffic light, setiap perempatan, setiap pertigaan bahkan setiap pinggir jalan.
Berpuluh-puluh bahkan mungkin beratus-ratus traffic light sudah saya lewati, tapi saya belum menjumpai laki-laki tua itu. Istri saya mulai curiga dan bertanya macam-macam. Dari pertanyaan yang nadanya cemburu sampai pertanyaan serius. Tapi saya tetap bungkam. Saya kemudian menyuruh istri saya memutar mobilnya, pulang.
Sampai di rumah, baru saya ceritakan maksud saya yang sebenarnya. Saya ceritakan juga bagaimana tersiksanya saya setiap malam oleh bayangan laki-laki tua itu. Bagaimana perasaan berdosa itu terus menghantui saya setiap malam. Mengejar-ngejar saya. Menguntit di setiap celah tarikan napas saya ke mana dan di mana pun saya berada. Istri saya kaget bukan main. Dari mulutnya terdengar desahan istighfar berkali-kali. Suaranya lirih namun menggetarkan. Saya yang berada di dekatnya ikut tergetar.
"Kalau begitu besok kita cari lagi," kata istri saya kemudian sambil masuk ruang makan ketika terdengar adzan maghrib dari masjid. Langkahnya lesu tidak bersemangat. Sorot matanya redup seperti kehabisan tenaga.
Saya mendorong kursi roda mengikuti langkah istri saya dengan perasaan kosong. Hampa. Sampai di meja makan istri saya lebih banyak diam, seperti tak berselera menghadapi hidangan makanan ada di atas meja. Tangannya selalu gemetar ketika mengangkat sendok.
Keesokan harinya, pagi-pagi sekali, saya dan istri kembali mencari laki-laki tua itu. Kali ini istri saya turun di setiap perempatan atau pertigaan jalan, bertanya pada orang-orang yang ada di sekitar situ tentang laki-laki tua yang sebelumnya sudah saya gambarkan ciri-cirinya. Tapi dari sekian orang yang ditanya, tak ada seorang pun yang mengenali laki-laki tua itu. Bahkan sebagian mengatakan belum pernah melihat laki-laki dengan ciri-ciri seperti yang disebutkan istri saya. Tapi kami tidak kecewa. Kami terus keliling kota mencari laki-laki tua itu. Bahkan istri saya sampai keluar masuk kampung-kampung kumuh.
Sepuluh jam lebih kami mencari tanpa henti, tanpa istirahat barang sejenak pun kecuali untuk shalat dzuhur dan ashar. Tahu-tahu hari sudah gelap. Lamat-lamat dari kejauhan terdengar adzan maghrib. Kami kemudian mencari masjid terdekat untuk buka puasa sekaligus shalat maghrib. Selesai shalat istri saya masih ingin terus mencari laki-laki tua itu, tapi saya menolak. Saya bilang pada istri saya bahwa pencarian bisa dilanjutkan besok pagi. Semula istri saya tidak setuju. Tapi ketika kemudian saya ingatkan bahwa di rumah ada seorang gadis cilik, yang tentu saja sedang menunggu kedatangan kami, baru istri saya mau pulang. Gadis cilik itu adalah Putri, buah hati kami satu-satunya.
Benar. Sampai di rumah, Putri memang sedang menunggu kedatangan kami di meja makan. Biasanya Putri akan cemberut atau malah marah-marah menyambut kedatangan kami karena tidak menemaninya buka puasa. Ternyata tidak. Putri tidak cemberut atau marah, sebaliknya justru tersenyum ceria. Wajahnya segar, matanya berbinar-binar.
"Sudah buka puasa, Put?" tanya istri saya sambil mendorong kursi roda saya.
"Sudah, tapi baru sedikit," jawab Putri malu-malu.
"Kenapa baru sedikit?"
"Habis makanan Putri tadi sudah Putri berikan sama Pak tua."
"Pak tua? Pak tua siapa?" saya penasaran.
Putri kemudian cerita bahwa sore tadi ketika sedang buka puasa mendengar suara ribut-ribut dari rumah sebelah. Iseng-iseng Putri keluar mengintip lewat lubang pagar. Di halaman rumah sebelah ia melihat seorang laki-laki tua berpakaian kumal, compang-camping, mengenakan kopiah hitam yang sudah pudar warnanya, dibentak-bentak dan dicaci-maki oleh pemilik rumah sebelah saat laki-laki tua itu minta segelas air putih.
Dan, ketika laki-laki tua itu melintas di depan rumah kami, Putri memanggilnya. Putri kemudian memberinya segelas susu miliknya berikut sepiring nasi lengkap dengan lauk-pauk. "Kata ustadz memberi buka puasa pada orang lain pahalanya besar. Seperti pahala orang berpuasa," kata Putri saat mengakhiri ceritanya.
Saya dan istri mengangguk-angguk. Hati saya tiba-tiba bergetar hebat. Ciri-ciri laki-laki tua yang diceritakan Putri persis dengan laki-laki tua yang pernah saya jumpai di traffic light beberapa waktu lalu. Saya benar-benar terharu. Diam-diam saya bangga pada Putri.
Larut malam, entah jam berapa, saya dibangunkan oleh suara tangis keras dari rumah sebelah. Semula saya tidak ingin keluar karena badan saya capek sekali. Tapi setelah mendengar suara tangis yang semakin lama semakin bertambah keras disertai jerit histeris susul menyusul itu, akhirnya saya turun juga dari ranjang, lari keluar. Sampai di luar saya melihat tetangga kanan-kiri sudah berdatangan ke rumah sebelah.
"Ada apa, Pak?" tanya saya pada Pak Imron yang baru saja pulang dari rumah sebelah.
"Baru saja Pak Kosim kecelakan," jawab Pak Imron pelan.
"Mobilnya menabrak pohon. Hancur."
Saya terkejut. Tiba-tiba saya teringat cerita Putri tadi sore.
"Tapi ngomong-ngomong, kapan Pak Anwar sembuh?" tanya Pak Imron tiba-tiba berjalan menghampiri saya.
Saya bingung, meraba-raba tubuh saya. Tapi buru-buru saya sadar ternyata saya sudah bisa berdiri tegak dengan dua kaki saya sendiri. Dan ketika saya menengok ke belakang, ingin memberitahukan kabar gembira ini pada istri saya, saya lihat istri dan Putri sudah bersujud terlebih dulu di lantai ruang tamu.
"Oya, tetangga sebelah meninggal, Pak," lagi ucap Pak Imron mengejutkan.
"Meninggal?" Saya kaget. "Innalillahi wa inna illaihi rojiuun....."
Tiba-tiba mata saya berkaca-kaca. Tapi saya tidak tahu apakah saya sedih atau bahagia. Sebab kini saya sudah bisa berjalan.
Sementara suara tangis dari rumah sebelah kian terdengar histeris...
* Depok, 2006
pernah terbit di Suara Karya, Sabtu, 25 November 2006
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Jumat, 05 September 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
2 komentar:
artikel anda:
http://agama.infogue.com/
http://agama.infogue.com/malam_seribu_bulan
promosikan artikel anda di infogue.com dan jadikan artikel anda yang terbaik dan terpopuler,telah tersedia widget shareGue dan nikmati fitur info cinema untuk para netter Indonesia. Salam!
trimaksih banyak atas sarannya saudara... Pengelana
Posting Komentar