Selasa, 07 Oktober 2008

“Ibu, Aku Belum Siap Engkau Bereinkarnasi Lagi!”

Dian Hartati*

Akhirnya mobil itu meninggalkan lapangan parkir yang basah. Hujan sedari pagi membasahi jalan-jalan kota yang dipenuhi guguran daun. Di dalam mobil terlihat seorang perempuan menangis dengan hening. Tak ada yang ditatapnya selain jalanan yang sepi, tangannya sibuk di belakang kemudi. Sesekali dia mengusap air mata, tak ada yang abadi pikirnya. Tak ada yang abadi selain perubahan.

Dia ingat ketika tiba-tiba saja ayahnya mengabarkan kematian seorang ibu. Kenangan yang berlompatan muncul di tidur malamnya. Ibu yang disayangi harus pergi tanpa dimengerti. Perempuan itu bertambah dewasa dan selalu riuh dengan keseharian. Akhirnya dia melupakan siapa ibunya, bagaimana rupa wajah, dan lupa siapa yang melahirkannya. Waktu telah merubah dia dengan segala fisiknya.

Tapi, sepagi ini perempuan muda itu menemukan kembali bayangan ibu kandungnya. Di tempat dia bekerja, sebagai tukang sapu. Kenyataan tak diterima perempuan itu, ibu yang dia lupakan hadir kembali dengan status yang lebih rendah.

Kelebat waktu yang berloncatan menimbulkan lelatu1 pada bayangan masa lalu. Ditemui tukang sapu yang sedang sibuk mengelap kaca-kaca jendela di dalam ruangan ber-AC itu, ditatapnya lekat-lekat. Mulutnya tiba-tiba saja kaku tak dapat berucap apa pun, kata-kata yang sudah diaturnya tiba-tiba saja tertahan di pita suara. Perhatiannya tak lepas dari wajah yang mulai memunculkan keriput-keriput. Ira tak mau kalah seperti kemarin yang langsung pulang untuk menghilangkan ketidakpercayaan. Jalinan masa lalu membawa Ira pada ibu di tahun 80-an. Pada penderitaan sebuah hati yang harus pergi bersama waktu untuk berubah.
***

Tapi mencapai reinkarnasi itu membutuhkan waktu ratusan tahun di alam sana. Perputaran lahir dan mati bukan waktu yang sekejap. Ada proses yang rumit, dan aku sendiri tak mengerti. Tak semudah membalikkan keadaan. Sekarang ini baru beberapa tahun berlalu. Dia muncul dengan keadaan yang begitu istimewa di kantor ini. Tukang sapu! Sosok yang aneh muncul setelah proses yang rumit. Aku pikir akan hadir seorang sosok yang lebih baik. Ternyata…. Tak kubayangkan dia harus menjadi ibu kedua dalam hidupku. Ibu yang tak pernah aku sangka dan pernah aku lupa. Kubayangkan ibu baruku seorang tathagata2, tapi bukan. Dia hanya seorang yang mungkin kusesali kehadirannya.

Begitu saja lelatu itu menyulut kerinduan akan sosok ibu yang tak pernah aku ungkit selama ini. Di mana duniaku bersatu bersama keriuhan kota yang menjelma menjadi kesibukan-kesibukan. Ah… kusingkirkan sosok itu, tak kubiarkan pusat perhatian beralih pada perempuan yang belum kukenal. Entah siapa dia, dan dari mana datangnya aku tidak tahu. Kembali aku sibuk, membiarkan perempuan itu bekerja sampai meninggalkan ruang kerjaku.

Pada titik-titik kejenuhanku, muncul keinginan untuk mengenang masa lalu. Kembali ke desa sejenak, mengunjungi keluarga ayah di sana. Tapi kuhentikan keanehan ini, mungkin ini timbul karena hadirnya perempuan itu. Tak aneh jika itu yang terjadi, karena selalu saja tanpa diperintah tukang sapu itu selalu mencuri perhatianku. Seolah tahu bahwa aku pernah memiliki seorang ibu yang mirip dengan dia.

Kuangkat telepon dan terdengar seorang yang berusaha meyakinkan aku bahwa tukang sapu itu ibuku yang kembali setelah bereinkarnasi. Kutanyakan siapa penelepon itu tapi seseorang di sana tak menjawab dan menutup sambungan telepon. Aku tak memperdulikan semua itu, aku kembali sibuk dengan pekerjaanku.

Satu sore ketika hendak meninggalkan kantor, aku dan tukang sapu itu berada dalam satu lift. Turun lalu menuju luar gedung. Aku tunjukkan sikap sebagai pimpinan tapi apa yang terjadi tukang sapu itu sengaja mendendangkan sebuah lagu. Lagu yang tak asing lagi bagiku, lagu yang sering mengantarkan aku ke dunia mimpi. Ya, lagu yang aku hafal bahwa itu adalah lagu yang ibu buat untukku karena aku sulit tidur ketika kecil.

Setelah melihat gugusan bintang dan sabit malam, aku segera mendorong ibu ke kamarku untuk menunggui aku tidur. Karena juga tak terlelap ibu menyanyikan lagu pengantar tidur untukku. Lagu yang menceritakan hujan, angkasa, bidadari, dan istana langit. Mendengar lagu ibu, aku semakin tak dapat tidur. Aku meminta ibu bercerita tentang hujan, angkasa, bidadari, dan istana langit. Aku ingin ke sana ke istana langit, tempat kakek dan nenek yang tak pernah aku jumpai dan selalu mendoakan aku yang ada di bumi. Tapi ibu berkata bahwa yang akan bersama kakek adalah ibu terlebih dahulu dan kemudian ayah. Aku hanya merengut tanpa mengerti apa yang ibu maksud dengan kata-katanya. Aku pun terlelap setelah lelah mendengar dongeng ibu.

Lagu yang saat ini digumamkan oleh tukang sapu itu adalah lagu pengantar tidurku. Aku tak mengerti mengapa dia tahu tentang lagu itu. Aku tak jadi bersikap pongah terhadap tukang sapu itu. Tapi aku tak mau ia masuk ke dalam kehidupanku sebagai ibu yang sekian lama aku tunggu kehadirannya.

Memang setelah kepergian ibu, beberapa tahun kemudian ayah turut menyusul ibu. Aku dititipkan pada salah satu keluarga di Jakarta, sampai akhirnya Jakarta menjadi tempat hidupku sampai kini. Kejadian yang ibu pesankan lewat lagu pengantar tidur itu baru saja aku sadari setelah keberadaan tukang sapu dalam lift tadi sore.
Kembali aku ke kantor pagi hari. Aku temukan surat tak bernama.

Ira, aku Ibumu yang telah kembali
Mengapa tak kau akui aku sebagai Ibumu
Ira, Ibu tahu kau selalu rindu akan sebuah kasih sayang
Bersama surat tak bernama itu, aku temukan setangkai bunga Sedap Malam. Sedap Malam yang masih kuncup hijau. Sedap Malam yang kemudian aku hirup wanginya dalam-dalam. Belum begitu harum, tapi aku suka Sedap Malam yang tak mekar dan yang mengetahui ini hanyalah ibu. Aku cari tukang sapu itu, tapi aku mendengar dia tak masuk kerja hari ini dan tak ada yang melihatnya sejak pagi. Jadi siapa yang membawa bingkisan masa lalu bersama surat tak bernama itu?

Telepon berdering dan aku mendengar seseorang berkata. Aku kenal suara itu, suara ibu tengah menyuapi aku waktu pulang bermain.

Ira kau suka ini sayang, bacem tempe asam kau suka bukan? Ayo makan yang banyak nanti main lagi. Cepatlah Ira, Ibu sedang menunggu kedatangan Ayah siang ini.
Siapa? Aku tanya dan telepon langsung diputus. Setelah itu aku tak pernah menjumpai tukang sapu itu, dia pergi seperti lelatu yang hilang terkena oksigen. Aku pastikan dia bukan ibuku, tapi apa yang dikatakan hatiku bukan itu. Apalagi aku mulai merindukan kehadiran tukang sapu itu.
***

Ibu tahu kau akan merindukan kasih sayang, Ira
Kau tak boleh merendahkan aku sebagai tukang sapu
Ira, aku Ibumu tapi kau tak mau mengerti
Ibu mau kau menghargai waktu, tukang sapu, dan perubahan

Secarik kertas kembali aku temukan di meja kerja. Bersama kuncup Sedap Malam yang cantik. Kini aku tahu bahwa tukang sapu itu ibuku, tapi semuanya terlambat.
“Ibu, aku belum siap engkau bereinkarnasi lagi!”
***

Sebuah mobil mewah meninggalkan lapangan parkir yang basah. Di dalamnya seorang perempuan menangis memanggil sebuah nama.
“Ira, Ibu takkan bereinkarnasi lagi!”
***

Ket:
lelatu: bunga api
tathagata: orang yang telah tercerahkan
*)Sumber,http://sudutbumi.wordpress.com/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati