Jumat, 26 Desember 2008

BELAJAR MENULIS DARI MARDILUHUNG*

Sutejo
http://thereogpublishing.blogspot.com/

Ketika beberapa waktu lalu HU Mardiluhung menjadi pembicara di SMA Immersion Ponorogo, dia lebih banyak bercerita tentang apresiasi puisi dan bagaimana membaca puisi. Dalam perbincangan informal di rumah, di jelang pagi, Mardiluhung mengungkapkan beberapa hal menarik berkaitan dengan proses kreatifnya: (a) bahwa proses kreatif itu sebenarnya tidak bisa diceritakan, (b) bahwa menulis ternyata mengalami fase kritis (krisis), (c) menulis itu harus peka situasi karena itu sering mengamati kejadian sosial, dan (d) menulis itu butuh risearch.

Mardiluhung memang seorang guru, yakni pengajar di SMA NU Tuban. Tetapi, dalam dunia kepenulisan jika seseorang ingin belajar menulis maka dia pun guru menulis. Untuk itulah, kini ia hanya mengajar bahasa Indonesia khusus spesifikasi menulis. Setiap minggu satu jam pelajaran. Unik?

Saya sendiri tidak tahu mengapa Mardiluhung bilang bahwa menulis tidak dapat diceritakan. Mungkin karena proses seseorang menulis memang terjadi di bawah sadar, tetapi ini pun sebenarnya dalam teori relaksasi justru dapat ditelusur karena hal itu terjadi dalam wilayah gelombang alfa dan teta. Artinya, mimpi (teta) sekalipun dapat diceritakan apalagi proses kreatif yang berlangsung (kira-kira dalam wilayah alfa) kok tidak bisa diceritakan. Tapi bagaimanapun karena itu proses kreatif yang bersifat pribadi, personal, maka pengakuan seperti ini pun bukan hal aneh. Bukankah kepenulisan kreatif itu sendiri sebuah keanehan?

Pengalamannya tentang proses kreatif yang “unik” inilah, barangkali yang kemudian mengokohkan puisi-puisinya. Memang, HU lebih banyak menulis puisi daripada ulasan atau esai. Sepengetahuan saya, Mardiluhung baru menulis cerpen sekali. Tetapi untuk kepenyairannya dia boleh dibilang kokoh, jadi ikon angkatan 2000 yang dikukuhkan oleh Korri Layun Rampan. Di situlah, lagi dapat dipahami mengapa proses kreatif menulis puisinya tidak dapat diceritakan karena memang proses ini terjadi pada saat mooding. Istilah orang Jawa, dhong-dhongan. Lek ora pas dhong juga gak bisa.

Sebelum hadir di Ponorogo, saya memang sudah mengenal Mardiluhung tiga lahun lalu ketika di Bogor. Saat itu, memang ia sudah kelihatan “gendheng” di antara guru-guru bahasa Indonesia yang lain. Kegendhengan ini, kemudian dapat pembenaran dari Maman S. Mahayana yang mengatakan begini, “Jadi guru bahasa Indonesia memang harus gendheng”. Ungkapnya disambut riuh para guru yang gendheng pula. Saat itu pula, Taufik Ismail menceritakan pengalamannya diundang di Hongkong oleh para Cerpenis Urban di sana, sampai kemudian Taufik mempertanyakan motivasi menulis para guru.

Kedua, ternyata menulis seperti pula kehidupan pada umumnya. Artinya, mengalami krisis pula. Pengalaman Mardiluhung hampir 2-3 tahun dia mengalami krisis itu, yang anehnya memang tidak dapat dipaksakan (hal ini diceritakannya saat perjalanan Bogor-Ponorogo). Apa yang dilakukan? Ya, mengalir saja. Gak usah dipaksa, katanya. Pengarang dan sastrawan lainnya memang banyak juga yang mengalami hal demikian. Untuk itu, jika Anda nanti sudah mulai menulis, berjalan, tetapi kemudian mengalami krisis, gak usah risau. Memang hal itu terjadi secara “alami”.

Pada saat krisis ini, sepengetahuan saya memang ia sedang terlilit masalah hidup. Persoalan kesandung dalan alus, kecocok lancupan sing tanpa ngelancupi. Dia jatuh cinta lagi, dan aneh memang, seperti rekaman perjalanan dunia lucu yang seringkali membuat orang lain geli. Wajar? Ia, namun sebagaimana umumnya manusia, penulis pun bukan hal haram jatuh cinta meskipun sudah berkeluarga. Bukan penulis pun ternyata jauh lebih banyak, apalagi penulis memang kelebihan imajinasi.

Menulis menyatu dengan kondisi, inilah hal lain yang dapat dipelajari. Sebab memang menulis seringkali terpancing inspirasinya dari kehidupan realitas sosial. Tak heran, jika puisi-puisi Mardiluhung juga berbicara lokalitas Gresik dengan berbagai pernik kehidupannya. Tak heran jika ia berbicara juga tentang laut dan nelayan sebagaimana Abdul Hadi WM, D. Zawawi Imron, Jamal D. Rahhman dan penyair muda M. Faizi.

Terakhir, dan ini merupakan gejala penulisan karya sastra mutakhir adalah perlunya research dalam menulis, termasuk menulis puisi. Mardiluhung kini sedang menyelesaikan kumpulan puisi yang ditulis berdasarkan research lapangan di pulau Bawean. Sebuah reportase estetis? Mungkin. Tetapi juga tidak, karena karya sastra hakikatnya sebuah dunia tersendiri. Dunia imajinasi dengan tokoh imajinasi pula, sebuah dunia puisi dengan aku liris imajinasi pula, sebuah sapa pembaca dengan pembaca imajinasi pula.

Untuk ini, jika kita jujur belajar dari kepenulisan Mardiluhung barangkali kita perlu sesekali research, mengamati situasi lokal, peka krisis, dan gak usah terkejut ketika menulis kemudian ditanya tentang bagaimana proses kreatif kok tidak dapat menceritakannya. Sebagaimana pernah menjadi perdebatan tentang puisi Malam Lebaran Sitor Situmorang, maka proses kreatif tidak penting untuk diceritakan. Menghilangkan dimensi penafsiran, karena sifat situasionalisasi hanyalah bersifat kilasan, karena itu, hanyalah bersifat inspiratif. Bukan potret.***

*) Pernah dimuat di Ponorogo Pos.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati