Jumat, 26 Desember 2008

Jawa, Tambang Sastra Pascamitos*

S. Jai**
http://ahmad-sujai.blogspot.com/

Mula-mula adalah kata. Jagad tersusun dari kata," tutur penyair Subagio Sastrowardoyo. Namun, meyakini nenek moyang segala ilmu, juga tentu saja kata adalah mitos, juga sah. Jauh sebelum kata-kata diperas, diperah sampai apuh beban artinya, mitos lebih dahulu menyingkap makna sampai akarnya yang purba.

Tidak banyak yang meyakini hal itu dan mungkin hanya sastrawan yang sadar menghidupkan kata bahwa kata juga seperti manusia. Seperti juga manusia, ia tahu bagaimana harus hidup, bercinta, dan menyusun pikiran besar melunasi hasratnya pada alam cita. Seperti halnya sedikit yang tahu peristiwa kelas dunia baru usai digelar, yakni Pesamuhan Budaya Panji Internasional Ke-2 di Trawas, Mojokerto.

Sayang, gemanya tidak terdengar menggaung sampai dalam, apalagi membayang hingga bisa diterbangkan alias inspiratif. Padahal, itu yang mestinya terjadi di wilayah tambang mitos bernama Jawa. Betapa dari salah satu versi mitos Cerita Panji justru bisa ditangkap bayang keindahan cinta meski dari sebentuk cerita rakyat yang semula dihargai murah karena dinilai tidak bermutu dan rendah.

Cerita Panji itu sejenis cerita rakyat yang penyebarannya berkembang sampai ke pulau-pulau di antara, tumbuh subur terutama di Jawa dan Bali serta beberapa di pelosok-pelosok kepulauan Nusa Tenggara Barat. Cerita rakyat tentu ada muara dan asalnya. Profesor Purbatjaraka menduga kuat penulisan Cerita Panji baru terjadi pada zaman kejayaan Kerajaan Majapahit. Hal itu karena cerita berlatar belakang sosial politik Kerajaan Jenggala dan Kediri itu dibuat setelah ingatan orang akan kerajaan itu sudah agak samar. Sementara mengenai penyebarannya, Profesor CC Berg memperkirakan terjadi pada zaman Singasari melalui ekspedisi Pamalayu ke Nusantara oleh Kertanegara tahun 1297.

Mula-mula Cerita Panji ditulis para pujangga dalam bentuk tembang macapat dalam bahasa Jawa kuna. Namun dalam perkembangannya, banyak kisah percintaan dan perjodohan putra mahkota Kerajaan Jenggala serta putri Kerajaan Kediri ditulis dalam bahasa dan huruf Jawa. Ada Panji Sekar, Panji Raras, Panji Dhadhap, dan Serat Panji. Lebih dari itu, ternyata Cerita Panji sangat berpengaruh dalam penulisan sastra sesudahnya. Pujangga Raden Ngabehi Ronggowarsito menulis Kitab Panji Jayeng Tilam dalam bahasa Jawa. Sumosentiko menulis Babat Kediri.

Kitab Babat Kediri mengisahkan, setelah Anggreini istri pertama Panji meninggal, Panji Yudarawisrengga menolak untuk dikawinkan dengan saudara sepupunya, putri Prabu Lembu Merdhadu di Kediri. Kemudian Panji meninggalkan Jenggala dan pergi ke Ngurawan, tempat Prabu Lembu Pangarang, pamannya, bertakhta. Di sini Panji menikah dengan putri pamannya, Dewi Surengrana.

Perang antara Kediri dan Hindustan pecah karena lamaran Raja Hindustan, Kelana Suwandana, kepada Dewi Candra Kirana ditolak. Akhir cerita, Prabu Kelana tewas dan Panji menikah dengan Candra Kirana. Namun, Surenrana tidak suka dimadu. Ia pencemburu dan giginya selalu dikerot-kerotkan karena menahan dendam serta benci kepada Candra Kirana. Ia dijuluki Dewi Thothok Kerot.

Mitos Cerita Panji menjadi sangat populer karena kisahnya lebih gampang dicerna masyarakat ketimbang kitab-kitab kebudayaan adiluhung karya pujangga-pujangga keraton. Cerita Panji lebih merakyat meskipun tidak perlu mengatakan buruk dalam seni sastra yang kurang bermutu pada zaman tradisi Hindu masih kuat.

Mengenai Tuhan

Hal yang amat menarik adalah analisis Zoetmulder dalam Manunggaling Kawula Gusti. Dalam diri Panji, kita berjumpa dengan gambaran mengenai Tuhan yang menampilkan diri di dunia. Ia seolah- olah meninggalkan kedudukannya yang asli selaku Zat Mutlak lalu mengembara jauh di luar negeri-Nya, terlindung samarannya sehingga hanya mereka yang terpilih dapat mengenal-Nya. Jenggalane nut tan adoh, Jenggala tan katilar (Megatruh Serat Centini). Dari teks Asmaradana, wayang topeng dengan kisah pernikahan Panji dan Kirana, Zoetmulder mengulas ada pesan bahwa manusia bisa tersesat oleh apa yang mereka anggap kenyataan.

Hyang Sukma menyembunyikan diri dalam badan manusia sehingga manusia tidak melihat Dia dan hanya terserap oleh badan yang hanya berfungsi sebagai topeng. Bisa dipercaya muasal Cerita Panji itu subur tatkala Prabu Kameswara I berkuasa. Pasalnya, sesudahnya Prabu Jayabaya-berkuasa pada 1135-1157-melakukan hal serupa dengan menutup pertikaian Kerajaan Jenggala dan Kediri sebagai kenang-kenangan belaka.

Dia memerintahkan Mpu Sedah dan Penuluh menulis kitab Bharatayudha. Kitab itu mengakhiri cerita buram Jenggala dan Kediri. Tentu saja sebagai alat legitimasi baru, kitab itu bertujuan membunuh mitos-mitos sebelumnya terkait dengan raja-raja Jenggala maupun Kediri. Sayang, kitab itu terlampau agung dan berbahasa Jawa dengan kadar sastra yang tinggi. Cerita Panji kukira luput dari pembunuhannya, bahkan mengilhami banyak kitab besar sesudahnya.

Dengan kata lain, ini menjadi klasik dan menjadi tambang emas sastra pascamitos. Kelak sangat mungkin menjadi tambang sastra dalam sebentuk kisah atau hikayat yang tidak perlu diragukan lagi mutunya. Tentu saja tanpa harus meninggalkan watak aslinya, nuansa tradisi tutur di dalamnya. Sastra yang kaya falsafah atas nama cinta-cinta yang berpuasa, cinta yang menahan diri agar terhindar dari kesepian, kecemasan, apalagi kehilangan hak milik saya sebagai individu kreatif. Cinta yang sulit diterjemahkan, disingkapkan dengan kata-kata karena kata tidak sanggup menampung kandungan isinya. Tapi juga karya sastra berlandaskan falsafah atas nama cinta yang tidak bisa menemukan titik paling subtil dalam kata. "Hyang Sukma menyembunyikan diri dalam badan manusia sehingga manusia tidak melihat Dia dan hanya terserap oleh badan yang hanya berfungsi sebagai topeng".

**) S Jai Center for Religious and Community Studies, Surabaya.
*)Kompas JaTim,12Des2008.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati