Rabu, 30 Juni 2010

Sajak-Sajak Wahyu Prasetya

http://www.sastra-indonesia.com/
Harapan Rumah Petak Rojali

tak ada apa apa di sini. televisi, koran,
dan sarapan pagi maupun gelas kopi.
di depan meja kayu, kami biasa menguraikan
masa lalu dan masa depan di atas
telapak tangan masing masing.
pagi hingga petang udara tak pernah
berganti, selain dengus itu saja.

tak ada pintu dengan nasi dan krupuk
hanya jari jari tangan mengetuk ngetuk
hari demi hari yang berlompatan itu.
bagai mengajak siang hari untuk memeras
pikirannya menjadi kepulan debu.
dan di sini pula kota besar, kota kecil
tumpah antara cinta dan benci.

hanya guratan guratan huruf di benak,
mengantar nasib keluar pintu.
mengatakan pada diri sendiri, hari ini
iklan untuk hidup lebih manusiawi,
makan 3 kali sehari dan gizi dan kerja
buat ongkos bermimpi mencaci makimu!

tak ada siapa siapa selain gerit jendela.
menciptakan musik dari kehampaan,
melukiskan kekasih dan mata pisau,
kami membayangkan manusia yang terbelah
seperti dinding dan atap seng ini,
betapa rapuhnya di hadapan buldozer,
di depan ketakberdayaan yang menakjubkan.

Tambak, 1992-1993



Wish You were Here*
bagi: umbu landu paranggi

di mana mana tangan itu menggali jurang untuk kekosongan
dengan lengan yang terkikis waktu, menyerahkan hujan pada
laut, hingga badai memutihkan ubun ubun sendiri
begitu tak ada yang harus diperihkan, ketika manusia runtuh
masih saja menyelinap, dari bayang herbert marcuse, ronggo warsito
atau sidharta gautama,
kemudian berombak ke arah angin yang meniupkan usia itu

kau yang kenyang mendengar kelopak mawar jatuh, menahan tangis
seperti ombak atau rimba dalam dirimu
apa kau juga menghapal pidato dari televisi dan sandiwara
kekuasaan jaman ini
mungkin kau tak perlu belati yang terhunus di balik dadamu
hanya rindu kepada semesta untuk mengembalikan pada nol

kalau nanti maut menyergap, antara kebiruan langit dan
kelelawar, aku kira sudah saatnya peradaban aids ini
membuat dunia mengangkang dan sekarat
sebait lagi, kau baca rembulan yang turun ke laut,
gedeburnya kau kemanakan?
selain pada hening. kebisuan jari jari tangan yang melambai
di situ barangkali kita berhadapan,
mengelus keranda.

Malang, 1993-1994
*judul lagu Pink Floyd.



Sesudah Gelas Pecah

sebelum kau selesaikan lagu terakhir telinga itu terlepas
asap rokok yang membakar seorang teman dari kertas
berhadapan dengan meja yang menyediakan nafas,
juga janji memabukan, supaya tak mengubah diri siapa
siapa
selain musik yang berjatuhan menimpa kedua sepatumu
dan melemparkan kepingan jari jari tangan ke arah jendela
memecahkan genggaman kita di sana

habiskanlah malam hari yang mengisi botol atau udara
jam berapa sekarang? “aku sudah melukai bayangan ini”
kemudian seorang teman dari pecahan kaca, gelas, cermin,
bahkan ia berasal dari angin yang kau tiup lewat keluhan
sampai kini aku tak ingin menceritakan kepada orang lain
sejak cucuran urat nadi itu mengalirkanku sebagai kran
dan menceburkan benih gerimis airmata manusia biasa
sebelum kau selesaikan lagu terakhir leher itu terkulai
ada yang ingin menemukannya
ada yang mencarinya. ada di manakah?

Malang, 1994



More Fool Me*
buat: beni setia

menemukan ketenangan jalan dalam wajah debu
masihkah kecermatan bayang bayang itu menangkap keberanian
atau kemuliaan dari cinta yang gusar oleh ajakan peradaban
daya hidupku selalu tak serupa dengan kelembutan di dadamu
karena kita harus memilih jalan menuju pintu, jendela rumah
atau hanya mencengkram abjad untuk dilemparkan ke angin
aku dan kau mungkin bersalah untuk rasa mengalah ini
dengan kearifan yang menuntun kegelapan di sini
padahal, lihatlah, kukepal pedih luka dengan kasar
kurebut dari ratapan anak anak yang kujumpai dalam hatiku

lalu apa lagi yang akan kita usung dari hidup ini?
dunia di luar mimpi adalah cercaan, siksaan, hinaan yang diciptakan
peperangan, teror atau kemerdekaan
siapapun bisa membaca dan tak perduli apakah manusia sekarang
sekarat dalam diri sendiri,
apakah manusia sekarang lebih teliti dalam menentukan impian
hasrat jaman berlarian.
mengejar perih yang pernah kita lagukan kemarin
ketika kerikil kita lepas dari genggaman
di kolam manapun, riaknya menjelma nyanyian.

Malang, 1994
*judul lagu Genesis



Urbanisasi dari Meja Makan
bagi: goenawan muhamad

anak anakku menggelar peta dunia di wajahku
mencari syair samudra dan reruntuhan perang
juga menebak dongeng sebuah porselin yang fana,
ketika mereka jumpai alamat rumahnya sendiri,
dengan mengepal pisau lipat di sela tawanya
entah, aku harus berkata apa,
musik mozart, chopin atau keroncong kini jadi irama aneh

mereka mencari dalam diriku, siapa yang menelan impiannya
karena di sekolah, mereka belajar menghafal dan mengeja puisi
ketika rumah menjadi tumpah ke arah yang tak menentu
aku menahannya dengan lengan, jari jari dan lutut,
tapi jaman membentak dari spiker yang mereka keraskan
agar melahirkan gempuran dan mencopot telinga bersama

aku kini sudah terbiasa. bersembunyi di buku, koran atau
bisikan tengah malam. setiap gelap menghampiriku
dengan mereka, kulihat juga asyik menjalin bayang bayang
tentang gaya hidup amerika atau manapun
begitu aku memulai menulis sebaris kalimat
tentang makan pagi, malam, siang juga dalam tidur
sesaat ingin kutaruh batu di meja ini, di kepala mereka,
juga di dada dan tenggorokannya
dan memecah porselin yang menyimpan dongengan dunia modern.

1995



Kemerdekaan dalam Diary Anni Fitria

kesenyapan yang menjauh dari keriuhan kota serta mikrophon,
menjauh dari berita dan gerutu,
Allahuakbar,
huruf tak pernah sampai, tarji tak juga sampai,
chairil anwar yang menjabat bung karno, menjabat arti luka parah
dan kini, aku menelan ectasy, menelan diskotik, menelan obrolan serta
para demonstran yang entah sedang mencupakan bahasa apa

Allahuakbar.
rendra tak sampai, taufiq ismail tak juga sampai, juga kalian hai!
selain di spiker dengan tangan yang terkepal lemas dan mulut berbusa
katakan pada kalimat dari huruf hurufku ini, apa arti kemerdekaan kini?

sujudku tak sampai, alifku tak sampai, dzikirku pun tak sampai
lalu kutatap sorot matamu yang berteriak dengan pandangan seorang serdadu
merdeka atau mati, sejarah telah mencatat nama nama nama nama nama…

seorang jagoan, ia sebut namanya wahyu, tak punya lidah dan bibir yang
akan menciumku lewat kata kata dan huruf kesunyian ini
tapi aku melihat ia di sela kerumunan angin malam, seperti sedang mengeja
kebahagiaan tikus, dan bahasa yang ia lempar dalam setiap subuhku,
anni,
yang merdeka ternyata desir daunan dan cinta Tuhan yang merampasku
dari pelukan sebuah laras bedil atau bayonet. hanya itu anni.

Malang, 11-5-1995

Dipetik dengan hampir sesuai aslinya dari buku “Sesudah Gelas Pecah; 20 Puisi Pilihan Wahyu Prasetya” (diterbitkan untuk; Forum Sastra Bandung, oleh PT. Rekamedia Multiprakarsa Bandung, 1996)

Tentang Penyair:
Lahir 5 Februari 1957 di Malang, Jawa Timur dengan nama Eko Susetyo Wahyu Ispurwanto. Dalam kepenyairannya ia dikenal sebagai penyair “keras kepala sekaligus berhati dingin”. Mulai menulis sejak 1979 dengan menyebarkan karya-karyanya di berbagai media massa terbitan ibu kota maupun daerah. Termasuk Majalah sastra Horison (Jakarta). Bahana (Brunei), dan Dewan Bahasa (Kuala Lumpur). Pada tahun 1982 berkelana ke berbagai Negara ASEAN, dan pada tahun 1983-1985 sempat bermukim di Berlin, Jerman Barat.
Sebagai penyair, Wahyu termasuk salah satu penyair yang sangat diperhitungkan oleh Sutardji Calzoum Bachri dalam forum Puisi Indonesia 1987 yang diselenggarakan oleh dewan kesenian Jakarta (DKJ) di TIM, forum lainnya yang diikuti dan diselengarakan oleh DKJ antara lain forum Dialog Penyair Jakarta (1989). Ia kerap pula diundang membacakan puisinya serta puisinya pernah diterbitkan dalam suatu antologi tunggal oleh Sorbone University-Paris.
Adapun kumpulan puisinya yang sudah terbit, antara lain Nafas Telanjang (1980), Tonggak IV (disunting oleh Linus Suryadi AG,1987), Sesudah Gelas Pecah (1996) diterbitkan Forum Sastra Bandung. Antologi Temu Penyair Indonesia (1987), dan Dialog Penyair Jakarta (1989), Amsal Patung (1997) dan beberapa kumpulan bersama.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati