Kamis, 05 Agustus 2010

Punakawan, Musuh, dan Moralitas Politik dalam “Perang”-nya Putu Wijaya

M.D. Atmaja
http://www.sastra-indonesia.com/

Politik memiliki manifestasi nilai di dalam jalan cerita. Seperti yang akan kami bahas di dalam tulisan ini, adalah mengenai isu politik di dalam novel Perang (2002) karya Putu Wijaya (PW). Melalui tulisan ini, kami tidak bermaksud mengetengahkan penjabaran yang panjang lebar, akantetapi hanya gambaran sekilas mengenai manifestasi nilai politik di dalam bangunan karya sastra. Novel Perang memiliki nuansa politis yang terbangun di alur ceritanya. Hal ini bisa dilihat dari garis besar cerita yang menggambarkan mengenai perseteruan dua kerajaan besar Astina dan Amarta.

Menilik penggambaran cerita, maka dapat dikatakan wajar-wajar saja dan memang politik harus ada di dalamnya mengingat bahwa novel Perang sebagai cerita mengenai tata pemerintahan sebuah negara. Novel ini membangun cerita politik yang lugas dan cair, mengingat bahwa hakekat sastra bukan semata-mata penulisan sejarah yang murni dan dokumen sejarah belaka. Kehidupan realitas yang termanifestasikan ke dalamnya bergelok di dalam simbol pewayangan yang notabene mengkisahkan kehidupan manusia pada umumnya.

Perang menunjukkan bahwa di dalam khasanah perpolitikan, masing-masing faham politik berupaya untuk mengabarkan mengenai keburukan dari lawan politik mereka, yang kemudian disertai dengan sikap untuk mengagungkan faham politik yang mereka anut. Akantetapi, PW memberikan statement yang jelas, dan memberikan masukan kepada publik pembaca kalau politik tidak semata-mata adegan omong kosong yang dipenuhi dengan sandiwara dan tipu daya. Politik juga tidak semata-mata mengenai urusan bagaimana menjatuhkan orang yang berada di luar dirinya, namun politik juga memiliki nilai moral. PW memasukkan pesan moral sebagai (yang juga merupakan) media pendidikan politik melalui karya agar masyarakat pembaca sastra tidak selalu antipati dengan isu-isu politik.

Pesan moral yang disuratkan PW, disampaikan melalui jalan cerita, dialog antar tokoh. Misalnya, percakapan antara Semar dengan Bagong mengenai musuh manusia: “… Tadi kamu bertanya padaku, siapa sebenarnya musuh kita ini. Jawabannya gampang tapi sukar. Musuh kita adalah diri kita sendiri. … Lawan musuh-mush dalam dirimu sendiri itu. Nanti akan jelas, nanti dengan sendirinya dia akan memberikan penjelasan. Itu lah jawabanku…” (Perang, 2002: 37).

Jawaban Semar atas pertanyaan Bagong, tentang siapa sebenarnya musuh manusia ketika tokoh Bagong ini melihat polemik antara Pandawa dan Korawa yang tidak berkesudahan menimbulkan pemikiran-pemikiran baru. Seperti halnya manusia di kehidupan sehari-hari, Bagong pun menyampaikan jawaban Semar kepada saudaranya dengan ditambahi bumbu, tidak murni seperti apa yang Semar ungkapkan sebelumnya.

Mendengar kata-kata Bagong dari Semar, informasi yang sudah dibumbui tersebut, Gareng memiliki persepsi dan argumen sendiri. Gareng, di dalam perkembangan cerita, menganggap bahwa musuh manusia bukan diri sendiri, akantetapi adalah kekuasaan. Gareng mengungkapkan dengan dibarengi dengan pemahaman lebih dalam yang mencetuskan bahwa musuh manusia adalah kekuasaan yang merusak. Kekuasaan yang merusak, di dalam cerita pewayangan dan novel ini, langsung menunjuk ke pihak Korawa sebagai wakil dari kejahatan, kebejatan moral, politisi busuk, dan lain sebagainya, yang berurusan dengan ketidak-benaran.

PW memberikan penjelasan mengenai kekuasaan yang merusak, yaitu kekuasaan (seperti pihak Korawa) yang melakukan penindasan terhadap rakyatnya. Kekuasaan seperti ini, menurut PW, harus dilawan, yang tidak hanya sebatas pada hasil kekuasaan namun menentang kekuasaan yang merusak secara langsung. PW dalam novel Perang memberikan contoh yang nyata dari hegemoni kekuasaan melalui bahasa, yang merupakan sarana penindasan. Aspek-aspek kekuasaan yang memberikan peluang untuk melakukan penindasan harus dilawan. Darisana, diketahui bahwa musuh terbesar manusia bukan hanya Korawa, namun semua orang yang dengan kekuasaannya menindas orang lemah yang tidak memiliki kekuasaan, lihat novel Perang halaman 85.

Pembicaraan antara Bagong dan Semar dalam obrolan ringan menjadi hal yang menarik dalam pokok bahasan kekuasaan negara dan penindasan yang dilakukan oleh negara itu. Pertanyaan mengenai siapa sebenarnya musuh manusia, berlanjut ke masalah politik yang nyata dan terjadi di luar karya sastra. Kekuasaan negara pada dasarnya bukan kekuasaan mutlak sebab di dalam kekuasaan negara itu teremban amanat untuk melakukan gerakan yang melindungi rakyatnya, bukan menindas rakyat. Oleh karena itu, kami mengambil definisi kekuasaan yang diketengahkan oleh Wiratmo Soekita yang menyatakan bahwa kekuasaan adalah adalah persekutuan antara pemerintah dengan rakyatnya. Istilah persekutuan memberikan penjelasan bahwa kekuasaan itu harus menguntungkan kedua belah pihak bukan hanya satu pihak saja. Kekuasaan bukan hubungan antara penindas dan yang ditindas.

Melalui cerita ini, salah satu hal yang ingin diungkapkan PW melalui novel Perang ingin mengajak masyarakat pembaca untuk ikut andail dalam kegiatan berpolitik. Menjadi rakyat yang sebenarnya, apabila ada pemimpin yang salah, rakyat diharapkan mau mengingatkan, sebab dalam khasanah negara demokrasi, rakyat adalah pemegang kekuasaan negara. Kekuasaan yang merusak (adalah penindasan) harus dihancurkan demi tegaknya kemanusiaan dan terlaksananya moral politik sebuah bangsa yang beradap, berkeadilan sosial, dan berketuhanan yang maha esa.

Akantetapi, PW pun menyadari bahwa hal ini menjadi suatu gerakan yang berat dan terlampau menanggung resiko yang besar. Kita bisa melihat sendiri, dalam sejarah bangsa Indonesia, bagaimana para sastrawan dan anggota masyarakat yang melakukan kritik terhadap kesewenangan negara mendapatkan perlakukan yang tidak manusiawi. Sebagai seorang sastrawan besar, PW, menyadari akan hal ini, yang melalui tokohnya mengatakan:

“Ternyata melawan kekuasaan itu tidak enak. Sakit, lebih baik aku berkawan saja dengan kekuasaan …” (Perang, 2002: 110).

Bantul, 2010
PJ Semangat Desa Sejahtera

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati