Soni Farid Maulana*
http://www.pikiran-rakyat.com/
Kegiatan sastra yang dilakukan oleh komunitas-komunitas sastra di atas pada dasarnya lebih kepada acara mengundang orang untuk baca puisi, diskusi, dan menerbitkan buku. Sedangkan kegiatan yang membicarakan lahirnya kemungkinan daya estetik baru dalam penulisan karya sastra boleh dibilang tidak tersentuh.
TUMBUH dan berkembangnya gerakan puisi mBeling di Bandung, yang digagas oleh penyair Jeihan Sukmantoro dan Remy Sylado pada awal 1970-an, merupakan reaksi atas digelarnya Perkemahan Kaum Urakan yang diprakarsai penyair sekaligus teaterawan Rendra bersama Bengkel Teater Rendra pada 16 Oktober 1971, di Pantai Parangtritis, Yogyakarta.
Lahirnya gerakan puisi mBeling dalam konteks yang demikian pada satu sisi menunjukkan sebuah semangat pencarian baru dalam bentuk pengucapan puisi, yang pada saat itu bentuk pengucapan puisi liris mulai mendapat tempat yang tak tergoyahkan di majalah sastra Horison, Basis, dan Budaya Jaya.
Tentu saja gerakan yang mengejutkan dari Bandung pada 1970-an, bukan hanya itu. Ada juga gerakan lainnya yang bikin marah penyair Goenawan Mohamad dan Sapardi Djoko Damono. Gerakan tersebut adalah, digelarnya acara Pengadilan Puisi pada 1974, dengan tokohnya antara lain penyair Sutardji Calzoum Bachri, Slamet Sukirnanto, dan Darmanto Jatman.
Adapun yang menyebabkan Goenawan dan Sapardi marah antara lain atas kritik penyair Slamet Sukirnanto terhadap majalah sastra Horison, dengan tuduhan bahwa majalah sastra Horison mengembangbiakkan puisi lirik secara berlebihan sehingga tidak memberi tempat bagi munculnya kemungkinan-kemungkinan baru dalam pengucapan puisi Indonesia modern.
Puisi lirik yang dimaksud Slamet Sukirnanto dalam tulisannya itu adalah puisi yang dikembangkan penyair Goenawan Mohamad dan Sapardi Djoko Damono, yang hingga kini tumbuh dengan amat suburnya. Cabang dari gaya penulisan lirik ini, antara lain saat ini bisa kita lihat pada puisi Acep Zamzam Noor, murid terkasih penyair Saini K.M. dari pondok pesantren Pertemuan Kecil.
Penulisan puisi yang dikembangkan Sutardji Calzoum Bachri dan Darmanto Jatman pada saat itu, boleh dibilang merupakan warna baru juga. Sutardji lebih mengoptimalkan kata beda, keterangan, dan kata sifat dalam puisi-puisinya yang mengangkat mantra sebagai roh bagi daya ekspresinya, yang kemudian dikukuhkannya lewat credo puisi yang ditulisnya. Sedangkan Damanto Jatman mencoba lain, yakni memasukkan kosakata bahasa Jawa dan bahasa asing dalam puisi-puisinya yang semi naratif, yang pada awal-awal perkembangannya ditolak publikasinya oleh majalah sastra Horison.
Lantas bagaimana perkembangan dan pertumbuhan puisi di Bandung sebelum 1970-an? Nyaris sezaman dengan penyair Chairil Anwar di Bandung saat itu ada penyair Rustandi Kartakusumah, setelah itu sezaman dengan Ajip Rosidi di Bandung ada penyair Toto Sudarto S. Bachtiar, Ramadhan KH dan Dodong Djiwapradja. Sedangkan Saini KM mulai malang melintang pada 1960-an setelah diberi kepercayaan mengelola rubrik puisi di lembaran Kuntum Mekar, yakni lembaran yang terbit setiap Minggu di HU Pikiran Rakyat periode awal.
Sebagaimana dikatakan Saini KM dalam percakapannya dengan penulis, bahwa periode Kuntum Mekar, melahirkan pula sejumlah penyair yang tidak bisa dianggap enteng. Paling tidak hal itu bisa kita lihat jejaknya pada kepenyairan Sanento Juliman dan Yuswaldi Salya. Kuntum Mekar yang tutup pada akhir 1965 itu, untuk sementara waktu menyebabkan dunia tulis-menulis puisi di media massa cetak, khususnya di HU Pikiran Rakyat terhenti.
Baru pada 1976, setelah sekian tahun HU Pikiran Rakyat tumbuh dan berkembang dalam manajemen yang baru, Saini KM kembali mengelola rubrik puisi yang diberi nama Pertemuan Kecil. Dari pondok pesantren Pertemuan Kecil lahirlah sejumlah penyair yang malang melintang. Mereka antara lain, Yessi Anwar, Juniarso Ridwan, Moel Mge, Beni Setia, Giyarno Emha, Acep Zamzam Noor, Agus R. Sardjono, Nirwan Dewanto, Nenden Lilis Aisyah, Beni R. Budiman, Cecep Syamsul Hari hingga Ahda Imran, dan sejumlah nama lainnya.
Lepas dari itu, pada awal 1980-an di Bandung, penyair Diro Aritonang dan Yessi Anwar mendirikan komunitas Kerabat Pengarang Bandung (KPB) yang bermarkas di Gedung Kesenian Rumentang Siang. Komunitas ini selain menyelenggarakan berbagai kegiatan sastra seperti baca puisi dan lomba baca puisi, juga menyelenggarakan diskusi sastra. Pada 1985 Kerabat Pengarang Bandung bermetamorfosis jadi Kelompok Sepuluh yang dikomandani Mohamad Ridlo E’isy. Berbagai kegiatan yang dilakukan oleh komunitas ini nyaris sama. Bedanya, acara-acara diskusi yang digelar tidak hanya melulu karya sastra, tetapi juga membahas masalah politik, hukum, agama, dan masalah-masalah sosial.
Seperti komunitas sebelumnya Kelompok Sepuluh pun hanya seumur jagung. Kegiatan sastra hanya hidup di kampus-kampus dengan berbagai kegiatannya. Pada 1994, saya, Juniarso Ridwan, dan Agus R. Sardjono mendirikan Forum Sastra Bandung. Komunitas ini pun seperti komunitas lainnya perlahan surut, disebabkan aktivisnya mulai sibuk dengan pekerjaan masing-masing. Seiring dengan itu di kampus-kampus selain ada Group Apresiasi Sastra (GAS) ITB, mulai pula muncul ASAS IKIP (UPI) Bandung dan beberapa komunitas lainnya, baik yang ada di Unpad dan beberapa universitas lainnya.
Kegiatan sastra yang dilakukan oleh komunitas-komunitas sastra di atas pada dasarnya lebih kepada acara mengundang orang untuk baca puisi, diskusi, dan menerbitkan buku. Sedangkan kegiatan yang membicarakan lahirnya kemungkinan daya estetik baru dalam penulisan karya sastra boleh dibilang tidak tersentuh. Hal ini saya sadari kemudian. Paling tidak, pada titik ini boleh dikatakan bahwa memikirkan gaya ucap baru, meskipun itu hanya berupa kelokan kecil atau jalan tikus dalam berproses kreatif, ternyata hanya dilakukan oleh masing-masing penyair yang tidak menyerah pada kehendak zaman untuk tidak berhenti menulis, apa pun hasilnya.
Dari generasi saya, misalnya, yang masih menulis adalah, Acep Zamzam Noor, Hikmat Gumelar, dan Nirwan Dewanto. Sedangkan dari Generasi Juniarso Ridwan, selain Juniarso Ridwan adalah Beni Setia dan Yessi Anwar. Demikian juga dengan generasi Nenden Lilis Aisyah, yang masih menulis adalah Mat Don, Ahda Imran, Cecep Syamsul Hari, Eryandi Budiman, dan Mona Sylviana. Boleh jadi yang lainnya masih menulis, dan hal ini tidak terpantau oleh saya.
Tentu saja dalam perjalanannya lebih lanjut, perkembangan dan pertumbuhan kepenyairan di Bandung bukan hanya mereka yang saya sebutkan di atas. Ada generasi Yopi Umbara Putra, Ratna Ayu Budiarti, dan sederet nama lainnya, termasuk generasi Desiyanti Wirabrata dan Sinta Ridwan. Dalam konteks yang demikian itu, maka jelas sudah bahwa Bandung, besar atau kecil, telah menyumbangkan sesuatu bagi perkembangan dan pertumbuhan puisi Indonesia modern. Dan masalahnya sekarang adalah tinggal bagaimana kita melihat itu, dan mendudukkannya secara proporsional sehingga peta yang diharap bisa jelas adanya.***
*)Penyair, wartawan HU "Pikiran Rakyat" Bandung.
Tulisan ini merupakan makalah diskusi yang digelar oleh Majelis Sastra Bandung, di Gedung Indonesia Menggugat, Minggu (25/1).
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar