Selasa, 09 November 2010

Kepergian Pramoedya dan Gempuran Budaya Pop

[Pramoedya Ananta Toer, 1925–2006]
Yudhis M. Burhanudin *
http://www.balipost.co.id/

Pramoedya Ananta Toer telah pergi untuk selamanya pada Minggu (30/4) lalu akibat serangan jantung. Dia seorang sastrawan yang cukup produktif dan sempat hidup di empat era berbeda — masa-masa prakemerdekaan, era Orde Lama, era Orde Baru, dan era Reformasi. Tentang Pram, demikian panggilan akrab sastrawan senior ini, sudah ada beberapa catatan khusus mengenai dirinya, dari biografi singkat sampai catatan khusus tentang karya-karyanya.***

SETIDAKNYA Pram sudah menulis sekitar 40 karya — novel, cerita pendek dan tulisan nonfiksi — semasa hidupnya, seperti yang termaktub di halaman terakhir dari novelnya, “Arus Balik”. Semua sudah tahu soal Pram bahwa hampir separo hidupnya ia habiskan sebagai tahanan politik. Sebagian karyanya pernah dibakar oleh Angkatan Darat seperti “Panggil Aku Kartini Saja”, “Wanita Sebelum Kartini” atau “Gadis Pantai”, dengan berbagai alasan sepihak.

Sebagiannya lagi dilarang oleh Jaksa Agung seperti “Bumi Manusia”, “Anak Semua Bangsa”, “Rumah Kaca”, “Memoar Oei Tjoe Tat” atau “Hikayat Siti Mariah”. Akan tetapi, sejak keran kebebasan terbuka atau Reformasi 1998, sebagian besar karya-karyanya yang sebelumnya diharamkan rezim Orde Baru, kemudian diluncurkan ke pasaran.

Saat ini, orang bisa saja mengklaim bahwa publik di dalam dan luar negeri sudah cukup mengenal nama sastrawan yang pernah dinobatkan sebagai kandidat peraih hadiah Nobel dalam bidang kesusastraan ini. Betapa tidak, karya-karyanya sudah diterjemahkan ke dalam hampir 26 bahasa. Terakhir, novel “Gadis Pantai” sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Yunani. Konon pula, orang luar jika ingin mempelajari sosio-budaya Indonesia, mereka masuk melalui pintu novel-novelnya Pram terlebih dahulu sebelum menukik ke sumber-sumber tulisan yang lain.

Selain karya-karyanya yang bicara, top atau populernya Pram di luar misalnya bisa dilihat dari beberapa pengakuan formal, semacam international recognition. Umpamanya, dia beberapa kali mendapat penghargaan dari sejumlah institusi yang ada di luar negeri. Yang masih tercatat dalam benak banyak orang saat ini adalah penghargaan Raymon Magsaysay Award dari Filipina.

Sementara itu, sejumlah institusi lainnya seperti University of Michigan, Madison, AS telah menganugerahinya gelar Doctor of Human Letters, atau penghargaan dari UNESCO Madanjeet Sigh Prze Prize, juga penghargaan Chancellor’s Distinguished Honor Award dari University of California, Berkeley, USA, penghargaan Chevalier de l’Ordere des Arts et des Letters dari kementerian budaya dan komunikasi Prancis, penghargaan Fukuoka Cultural Grand Prize, Jepang serta penghargaan Wertheim Award dari The Wertheim Fundation, Leiden, Belanda.
***

NAMUN, betulkah hal itu sudah menjamin bahwa Pram juga populis, paling tidak, dalam hati generasi sekarang? De facto, Pramoedya tercatat dalam sejarah kesusastraan Indonesia, baik itu sebagai murni pengarang ataupun itu sebagai mantan aktivis Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra), milik Partai Komunis Indonesia (PKI). Namun, angin perubahan telah mengklarifikasi semua stigma negatif yang telah dibebankan padanya. Terlepas dari sikap dan pendapat pro-kontra di atas, yang patut kita tarik sebagai benang merah sejarah saat ini adalah Pramoedya Ananta Toer, sebagai salah satu sastrawan besar Indonesia, cukup populer di luar, tapi kurang populis di negerinya sendiri.

Kurang populisnya nama Pram saat ini tidak lepas dari situasi dan kondisi bangsa di mana minat baca dan apresiasi karya sastra secara umum merosot hingga ke titik yang sungguh sangat memprihatinkan semua pihak. Bahwa tingkat apresiasi karya sastra (pembacaan) dari generasi muda Indonesia saat ini sangat rendah. Hal itu bisa diukur dari beberapa hal. Pertama, sepinya jumlah pengunjung perpustakaan, kalaupun ada pengunjungnya, maka rak buku di mana karya sastra dan buku-buku kesusastraan lainnya dipajang nyaris tidak disentuh pengunjung.

Kedua, realitas bahwa buku-buku sastra, termasuk karya Pram, di pasaran kurang laku jika dibandingkan buku-buku yang lain. Ketiga, pengajaran sastra di sekolah-sekolah, termasuk universitas, tidak mendorong para siswa dan mahasiswa untuk mengapresiasi lebih jauh karya sastra yang ada. Keempat, penikmat dan pemerhati karya-karya Pram adalah mereka para pesastra — novelis, cerpenis atau penyair dalam batas-batas tertentu. Di samping mereka yang memiliki kedekatan ideologis saja (para aktivis “kiri”) dengan isi karya-karya tersebut serta, dalam skup yang sangat terbatas jumlahnya, mahasiswa sastra dan dosen-dosennya. Sedangkan publik yang lain?

Dari sisi lain, kurang populisnya nama Pram juga tidak bisa dipisahkan dari kenyataan bahwa karya-karyanya merupakan sebentuk refleksi bagaimana anyirnya bau peluh anak manusia yang tergilas dan tertindas zaman. Sementara, karya-karya ini dihadapkan dengan kenyataan terbaru di mana selera pembacaan yang sedang trendi saat ini adalah bacaan-bacaan yang menjurus ke selera “dunia sinetron”. Sementara orang juga tahu bahwa sinetron melulu menjanjikan mimpi-mimpi, sedangkan karya Pram lahir dari rahim pemberontakan eksploitasi manusia atas manusia oleh sebuah sistem yang disebut penjajahan ekonomi dan politik. Bagaimana mungkin kedua kutub itu bisa bertemu dalam satu pilihan bacaan?

Lalu, seberapa populer nama Pram di dalam benak anak-anak muda sekarang yang notabene lebih tertarik dengan bacaan-bacaan (pop) yang paralel dengan selera musik pop di pasaran? Namun, bukan hanya Pram seorang yang agaknya mengalami nasib serupa, bahkan hampir semua sastrawan yang karya-karyanya terkesan berat bagi anak-anak muda sekarang tidak akan digubris walau seberapa pun menariknya cover buku yang ditampilkan oleh karya tersebut.

Akar persoalannya terletak pada gempuran budaya pop yang sangat dahsyat dewasa ini serta anggapan bahwa karya sastra sebagai komoditi kelas kesekian dari misalnya buku-buku non-fiksi (ilmiah). Itulah sebabnya, kadang-kadang ada sastrawan Indonesia yang cukup dikenal oleh publik di luar negeri tapi melarat, menderita, dan tidak dikenal di negerinya sendiri.

*) Yudhis M. Burhanudin, esais tinggal di Denpasar

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati