Rabu, 03 November 2010

Pengkhianatan Kreatif dalam Alihwahana Sastra

Brillianto
http://umum.kompasiana.com/

Sejatinya sebuah novel best seller akan sama persis struktur cerita ketika diangkat ke film. Tak ada satu bagian pun yang ada pada novel “hilang” kisahnya. Dengan begitu, Pembaca novel merasa tidak “dikhianati” oleh sang Sutradara film tersebut.

Dalam bahasa Indonesia mengalihkan dari karya sastra ke media lain disebut alihwahana. Alihwahana bisa terjadi dari sastra ke media elektronik kayak radio maupun televisi, bisa pula ke layar lebar alias film.

Alihwahana sebenarnya sudah terjadi dari zaman bahuela. Pada tahun 1950-an, Radio Republik Indonesia (RRI) cabang Yogyakarta pernah mengalihkan sastra berbahasa Jawa ke format cerita radio. Ada pula cerita dari majalah-majalah berbahasa Jawa seperti “Penyebar Semangat” dan “Jaya Baya” juga dialihwahanakan ke radio. Tahun itu, acara yang berjudul “Crita Cekak” atau “Cerita Sambung-sinambung” begitu populer.

Paling spektakuler adalah dua novel Indonesia yang dialihwahanakan ke film, yakni “Ayat-Ayat Cinta” dan “Laskar Pelangi”. Kenapa spektakuler? Dua-duanya novel sastra (baca: bukan novel populer) dan kedua filmnya sukses secara komersial, karena berhasil mendapatkan jumlah penonton lebih dari 2 juta orang. Bahkan film “Laskar Pelangi” ditonton lebih dari 4,5 juta orang.

“Ayat-Ayat Cinta” adalah novel karya Habiburrahman El Shirazy yang diterbitkan pertama kali tahun 2004. Novel 418 halaman ini dicetak ulang beberapa kali dan berhasil terjual 160 ribu eksemplar dalam jangka waktu tiga tahun. Tahun 2007, Sutradara Hanung Bramantyo mengalihwahanakan novel ini ke film. Semula dirilis tanggal 19 Desember 2007, film “Ayat-Ayat Cinta” baru beredar awal tahun 2008.

Sementara novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata ini terbit pertama kali bulan September 2005. Saking larisnya, sebelum dialihwahanakan, novel ini mengalami cetak sampai kelimabelas kali pada bulan November 2007. Pada 25 September 2008, Riri merilis film “Laskar Pelangi” dan mendulang kesuksesan yang luar biasa.

Jika kita lihat secara prestasi komersial, dua film tersebut memang dahsyat. Di saat bioskop tanah air jumlahnya sedikit, “Ayat-Ayat Cinta” dan “Laskar Pelangi” berjaya. Bayangkan jika jumlah bioskop kita banyak, kira-kira 100 ribu layar misalnya, yakin angka 2 juta Penonton atau 4,5 juta Penonton udah bukan perkara sulit. Intinya, antara jumlah layar bioskop dengan jumlah Penonton sangat berhubungan.

Namun jika kita lihat dari segi mengalihwahanakan, sejumlah orang menilai, dua film tersebut gagal. Menurut Pembaca dua novel tersebut, banyak cerita yang ada di novel dihilangkan. Sebagai contoh di novel “Laskar Pelangi”, ketika Mahar yang memberikan ide gila pada Ketua RT di daerah Balitong. Ide gilanya ini muncul lantaran Ketua RT itu punya masalah dengan televisi hitam putih satu-satunya. Ia tak bisa mengeluarkan televisi dari kamarnya yang sempit dan kabel antenanya sangat pendek. Padahal saat itu akan ada final badminton All England antara Svend Pri melawan Iie Sumirat. Padahal akan banyak penonton yang akan menonton final badminton ini.

“Gambar TV itu bisa dipantul-pantulkan melalui kaca, Ayahanda Guru,” kata Mahar berbinar-binar dengan ekspresi lugunya (novel “Laskar Pelangi” hal 153).

Dalam film garapan Riri Riza, kisah tersebut tak muncul. Kelakuan unik Mahar di film cuma bisa muncul di scene atau kisah bagaimana Mahar dan Flo berkelana ke gua buat mencari “orang sakti”. Lalu bagaimana Mahar mempersiapkan diri menjadi Ketua tim acara karnaval 17 Agustus-an, dimana ia menyumbangkan ide performace sebuah tarian asal Afrika. Buat sebagian Pembaca novel “Laskar Pelangi”, dengan menghilangkan kisah-kisah di novel, sepertinya ada sesuatu yang hilang. Bahkan ada yang menyebutnya sebagai suatu upaya “pengkhianatan kreatif”. Maksudnya, sastra yang seharusnya bisa disinergikan ketika dialihwahanakan, seperti “dikhianati”?

Buat saya, istilah “pengkhianatan kreatif” terlalu berlebihan. Kenapa? Baik Habiburrahman El Shirazy maupun Andrea Hirata tak merasa “dikhianati”. Ini tercermin dari perjalanan kesuksesan dua film tersebut, dimana tidak ada cerita-cerita miring soal gontok-gontokan antara Penulis dan Sutradara. Begitu pula Riri Riza dan Hanung Bramantyo juga tidak melakonkan diri sebagai “Pengkhiat”. Jika mereka kreatif, saya setuju. Tapi jika mereka dikategorikan sebagai “Pengkhiat Kreatif”, wah nanti dulu!

Buat saya, mereka yang menyebut Sutradara yang tidak mampu mengalihwahanakan novel ke film sebagai “pengkhianatan kreatif”, sesungguhnya tidak mengerti. Mereka tidak faham, bahwa mengambil wahana dari A ke wahana B tidaklah mungkin bisa sama persis. Bahkan ada orang yang berani dengan tegas mengatakan: “Haram menilai film harus sama dengan novel aslinya!”

Ada perbedaan besar dari masing-masing wahana. Ini kudu dimengerti oleh kita semua. Bahwa wahana novel itu beda dengan wahana yang namanya radio, televisi, apalagi film yang dianggap sebagai kesenian modern yang paling rakus. Dengan mengerti wahana, maka kita akan mengerti posisi dan persepsi kita. Begitu membaca novel, kita harus menyadari bahwa kita saat itu diposisikan sebagai Pembaca. Namun ketika kita berada di bangku bioskop di depan layar lebar, tidak ada lagi pikiran mengenai kisah-kisah yang detail dari novel yang kita baca. Sebab, posisi kita sudah beralih, dari Pembaca jadi Penonton.

Mulai sekarang, jika Anda menonton film dari novel atau dari wahana satu ke wahana lain, cukup menjadi Penonton yang baik. Jangan mencampuradukkan antarwahana, apalagi mencap Sutradara udah melakukan “pengkhiatan kreatif”.

*) University of Indonesia - Faculty of Letters, Graduated Jakarta Institute of Art - Faculty of Television and Film, Graduated

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati