Sabtu, 20 November 2010

Pramoedya Ananta Toer Juga Manusia

Mila Novita
http://www.sinarharapan.co.id/

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan sejarah. Begitu Pramoedya Ananta Toer (atau akrab disapa Pram) berpesan dalam Rumah Kaca, salah satu buku dari tetralogi roman Pulau Buru yang diwariskannya untuk Indonesia.

Tulisan Pram memang membuat ia tidak hilang dari sejarah, meskipun pada 30 April tiga tahun lalu jasadnya dimakamkan di pemakaman Karet Bivak, Jakarta. Ia sastrawan terbaik yang pernah dimiliki negeri ini. Ia juga satu-satunya sastrawan Indonesia yang berulang kali dinominasikan sebagai peraih penghargaan Nobel, meski tidak pernah “sukses” membawa penghargaan itu pulang ke negerinya.

Karakter-karakter ciptaan Pram, yang merefleksikan sejarah bangsa, dikenal luas sampai ke mancanegara. Tapi, seperti apa keseharian Pram sebagai manusia biasa? Juga ketika ia berada di penjara-penjara, tempat ia melahirkan karya-karya terbaiknya? Koesalah Soebagyo Toer dan Susilo Toer, dua adik Pram, menceritakannya dalam buku Bersama Mas Pram yang diluncurkan untuk mengenang tiga tahun kepergian Pram di Goethe Haus, Jakarta, Jumat (24/4). Teman-teman Pram, Djoko Sri Moeljono, dr Manto, dan Juwito juga ikut mengisahkan keseharian Pram selama di penjara, usai peluncuran buku itu.

Bersama Mas Pram ini berbeda dengan buku Koesalah sebelumnya, Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali: Catatan Pribadi Koesalah Soebagyo Toer. Nirwan A Arsuka, Redaktur Tamu “Lembar Kebudayaan Bentara” Kompas, yang bersama Yulianti Parani membedah buku ini, mengatakan bahwa dalam beberapa sisi buku ini lebih menarik daripada Tetralogi Pram.

“Ini tentang keluarga besar yang melalui berbagai jenjang dalam sejarah, tercerai-berai, menghadapi revolusi, diperlakukan sewenang-wenang, kemudian (mereka) merespons dengan caranya masing-masing. Pram hanya salah satu unsur dalam buku ini,” kata Nirwan. Nirwan melanjutkan, ketika memasuki buku ini lebih dalam barulah bisa “menemui” Pram. “Sekitar 100 halaman barulah Pram muncul, sebelumnya sebagai latar belakang saja.”

Di Balik Penjara

Banyak yang percaya bahwa karya-karya terbesar Pram dilahirkan ketika ia berada di penjara, 18 tahun dari 81 tahun usianya dihabiskan di penjara. Tetralogi roman yang membuat ia keluar-masuk nominasi Nobel, Bumi Manusia, Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca, dilahirkan ketika ia diasingkan sebagai tahanan politik di Pulau Buru.

“Mungkin naskahnya sudah ada di kepala, tapi baru ditulis di sana. Kondisi di Pulau Buru membantu juga. Seandainya itu ditulis setelah ia bebas, mungkin kata-kata yang keluar akan berbeda,” kata Djoko Sri Moeljono, rekan Pram sesama di unit XV, unit yang berisi tahanan politik (tapol) berkepala batu, selama di Pulau Buru. Menurut Djoko, kekerasan selalu ada di sana, dari sumpah serapah, tendangan, tempelengan, sampai dengan pukulan popor senjata menjadi makanan mereka sehari-hari. “Hal-hal semacam itu yang pasti dirasakan Pram, itu akan mengubah penulisan dia,” kata Djoko.

Pram menjadi angkatan pertama di Pulau Buru bersama dengan 2.500 tapol lainnya. Ketika tahun 1974 tahanan menjadi 10.000, terjadi perombakan unit. Pram dimasukkan ke unit XV yang berisi tapol-tapol keras kepala. Di Unit XV, Pram ditempatkan di Mako (Markas Komando, berisi orang-orang pemerintah yang ditugaskan mengatur tapol) karena dianggap sebagai “tahanan pusat”. Para tahanan di Mako ini memiliki tugas yang berbeda dengan di barak-barak biasa, sesuai dengan keahlian masing-masing. Dr Manto, salah satu rekan Pram di Pulau Buru yang seorang dokter, bercerita bahwa di situlah ia bertemu dengan Pram. “Saya sering mengetes kesehatannya karena dia menderita kencing manis,” katanya.

Jika dr Manto bekerja sebagai dokter seusai keahliannya, Pram yang keahliannya menulis pun hanya duduk dan mengetik setiap harinya. “Di situlah Pram menulis tetralogi Pulau Buru dengan mesin tik. Lalu jika sudah jadi 200 lembar, ketikan itu disebar ke unit-unit, masing-masing 20 lembar supaya cepat. Pram terbuka terhadap kritikan,” kata Djoko.

Usai membaca karya itu, Djoko pernah bertanya pada Pram, sejarah atau fiksikah itu? Pram menjawab bahwa ia inginnya tetralogi itu menjadi sejarah, tapi karena bukti-bukti (sejarah) yang ia pinjam dari museum dibakar pada tahun 1965, karyanya itu pun menjadi fiksi.

Ada pula momen-momen manusiawi seperti ketika merayakan ulang tahun ke-53 (Pram dilahirkan di Blora, 6 Februari 1925). Ia “pulang kampung”, dari Mako ke unit XV. Tapol-tapol di unit itu memberinya kado berupa lima butir telur dan tiga gelondong gula jawa, dua barang yang ketika itu menjadi kemewahan bagi tapol.

Lain lagi cerita Juwito, rekan Pram di penjara Salemba, Jakarta. Juwito bersama Pram ditempatkan di blok Q dengan 25 sel kecil berukuran 1,5 m x 2 m, yang masing-masing sel ditempati tiga orang. Blok ini dikenal sebagai blok intelektual karena isinya kebanyakan orang-orang partai, wartawan, dan mahasiswa. Juwito yang bersama Pram selama tiga tahun mengatakan bahwa Pram diberi label sebagai tahanan “individualis” oleh tahanan lain. Alasannya, waktu Pram dihabiskan untuk membaca buku-buku yang umumnya berbahasa asing sampai waktunya makan, setelah makan ia melanjutkan membaca. Pram lebih banyak diam sehingga sepintas terlihat seperti angkuh.

“Hanya buka mulut kalau ditegur, itu pun seperlunya. Bahkan kalau tidak suka, ia menjawabnya dengan ketus,” ujar Juwito.

Sesekali di waktu luangnya, Pram juga bermain catur, melawan pamannya, Mudigdo, yang wartawan Antara. Pram biasanya kalah. Ia penasaran dan terus bermain sampai menang. “Ketika akhirnya menang, Pram tertawa. Di situlah kami baru melihat Pram tertawa.”

Pram memang masih bisa tertawa di tengah-tengah keseriusannya berpikir. Dia juga manusia biasa.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati