Sabtu, 05 Maret 2011

Mengenang Sanento Yuliman

Soni Farid Maulana
Pikiran Rakyat, 23 Jan 2010

Siapakah, dengan jari-jari selembut bisikan
Mengorakkan bunga demi bunga, kuncup demi kuncup, dan pelahan
Mengangkat kita dari bawah dunia, untuk melihat cahaya pertama
Dan mendengar kokok ayam, berulang-ulang memanggil kita
Dari atas bukit?

LIMA larik puisi tersebut dipetik dari puisi “Laut”, karya penyair sekaligus kritikus seni rupa kenamaan dari Kota Bandung, Sanento Yuliman. Empat larik puisi di atas dipetik dari bait pertama bagian keempat. “Laut” merupakan puisi monumental karya Sanento Yuliman, yang ditulis sepanjang lima bagian. Masing-masing bagian ditulis dengan larik-larik dan kalimat yang panjang. Puisi tersebut dimuat dalam antologi “Laut Biru Langit Biru” (ed. Ajip Rosidi, Pustaka Jaya, 1977). Puisi yang kaya dengan nilai-nilai psikologis, sosial, dan politik ini, mendapat pujian dari majalah sastra Horison pada 1967, sedangkan esainya, “Dalam Bayangan Sang Pahlawan”, memperoleh hadiah sastra dari majalah yang sama pada 1968. Sejumlah puisi lainnya, dimuat dalam “Tonggak 3″ (ed. Linus Suryadi AG, Gramedia 1987), selain itu pernah pula sejumlah puisi yang ditulisnya dimuat pada HU Pikiran Rakyat.

“Lewat puisi ’Laut’ saya ingin membongkar sisi gelap kehidupan manusia dari berbagai sisi. Hanya dengan menyadari bahwa kegelapan adalah bagian yang harus ditaklukkan di dalam diri manusia, maka manusia akan mendapatkan pencerahan spiritual. Filsuf eksistensialisme asal Prancis, Jean Paul Sartre bilang, loncatlah dalam gelap agar kita tahu apa dan bagaimana diri kita saat ini. Tentu saja puisi yang saya tulis tidak hanya digali dari pikiran yang demikian, sepenuhnya digali dari berbagai pengalaman yang cukup pahit dalam hidup saya,” begitu kata Sanento Yuliman dalam percakapannya dengan penulis, pada awal Juli 1992, di Studio Jeihan, Jln. Padasuka Bandung. Pada saat itu, hadir antara lain Mamannoor, Herry Dim, Diro Aritonang, Juniarso Ridwan, dan Beni R. Budiman, dan sejumlah penyair lainnya.

Saat itu, Sanento Yuliman hadir di Studio Jeihan antara lain atas kesiapan dirinya menjadi dewan pembina atau semacam Dewan Penasihat Forum Sastra Bandung ,yang akta pendiriannya secara resmi didirikan pada 12 Juli 1992 di Notaris Obing C. Adikusumah S.H. Sungguh tidak diduga, pada 14 Juli 1992, tersiar kabar Sanento Yuliman meninggal dunia. Sehari sebelumnya, kata Herry Dim, ia masih jalan-jalan dengan pelukis Mamannoor dan dirinya, menghubungi sejumlah pelukis di Bandung untuk projek penulisan buku seni rupa Bandung. Buku yang direncanakan itu, sayangnya hingga kini tidak terwujud. Pelukis Mamannoor di kemudian hari, menyusul Sanento Yuliman ke alam keabadian, dipanggil Allah Yang Maha Kuasa.

Dengan meninggalnya Mamannoor pada satu sisi, sebagaimana meninggalnya Sanento Yuliman, Kota Bandung kehilangan pengamat seni rupa yang tekun mencatat sejarah, tidak hanya tertuju pada apa dan bagaimana gerak seni rupa itu sendiri. Akan tetapi juga pada denyut kesenian lainnya, yang satu melengkapi yang lainnya. Data semacam ini menjadi penting untuk dicatat kembali, agar kita tidak lupa pada gerak sejarah yang di dalamnya ada kelokan-kelokan kecil, bukan hanya arus besar.

Sekali pun Sanento Yuliman lahir di Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, pada 14 Juli 1941, dia sangat mencintai Kota Bandung. Pada 1968, ia menyelesaikan pendidikan di Departemen Seni Rupa ITB. Pada 1976, ia berangkat ke Prancis, memperdalam ilmu seni rupa di Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales, Paris. Gelar doktor diraihnya pada 1981 dengan disertasi berjudul “Genese de fa Feintura Indonesienne Contemporaire de S Sudjojono”. Sanento pada sisi yang lain, teman akrab penyair Wing Kardjo, yang juga memperdalam ilmunya di Prancis. Wing pun kini sudah tiada. Keduanya dalam dunia kepenyairan di Kota Bandung khususnya dan di Indonesia pada umumnya memiliki ciri yang khas, mandiri, dan penganut gerakan puisi simbolisme Prancis.

Sekali lagi, meskipun Sanento pernah belajar melukis di Departemen Seni Rupa ITB, rupanya perhatian dia lebih tertuju kepada dunia tulis menulis, khususnya menulis kritik seni rupa. Setelah meninggal dunia, Jurnal Kalam menebitkan antologi kritik seni rupa, yang ditulis oleh Sanento Yuliman di majalah Tempo dengan judul “Dua Seni Rpa: Sepilihan Tulisan Sanento Yuliman” (Kalam, 2001). Buku tersebut dijadikan rujukan oleh sejumlah kritikus seni rupa, yang dengan pikiran yang jernih, serta luasnya wawasan Sanento membongkar apa dan bagaimana seni rupa Indonesia dalam arus globalisasi. Selain itu, tentu saja Sanento juga banyak menulis kritik teater di HU Pikiran Rakyat dan tulisan-tulisan lainnya pada zaman Suyatna Anirun menjadi redakturnya.

Pelukis Jeihan Sukmantoro berpendapat, kritik seni rupa yang ditulis Sanento Yuliman tidak hanya bicara soal teknis apa dan bagaimana sang pelukis menggarap bidang-bidang lukisannya di atas kanvas dengan sapuan kuas dan palet, tetapi mampu mengungkap nilai-nilai kejiwaan macam apa saja yang terkandung di dalam lukisan yang tengah dikritiknya itu. “Untuk itu, tulisannya terasa hidup, karena si pembaca diberi wawasan yang cukup luas,” ujar Jeihan, yang mengaku dirinya banyak mendapatkan pelajaran dari Sanento Yuliman.

Mendiang Suyatna Anirun pun pernah pula berpendapat semacam itu bahwa tulisan Sanento tentang teater yang dimuat di HU Pikiran Rakyat atau tulisan-tulisan lainnya tentang seni dan budaya, selalu memberikan pencerahan kepada para pembacanya. “Lihat saja puisi ’Laut’ yang ditulisnya, kaya dengan referensi. Kita dibuat berpikir, selain kaya dengan gaya ungkap. Puisi Sanento seperti ’Laut’ itu, memberikan warna baru pada zamannya. Sayang, hingga Sanento Yuliman meninggal dunia belum terbit kumpulan puisi tunggal yang ditulisnya,” kata Suyatna Anirun, yang pada saat itu, kembali bekerja di HU Pikiran Rakyat, setelah sebelumnya sempat ditugaskan pada HU Bandung Pos dan Mitra Desa. Sebelum itu, Suyatna menjadi Redaktur Opini di HU Pikiran Rakyat. Kini, seperti juga Sanento, Suyatna Anirun pun sudah tiada pula di muka bumi. Ia dipanggil Yang Maha Kuasa ke alam keabadian.

Sumber: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/01/mengenang-sanento-yuliman.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati