Sabtu, 05 Maret 2011

Tokoh `Kecil’ Dalam Sejarah Besar

Ayi Jufridar *
http://blog.harian-aceh.com/

KALAU mengikuti perkembangan penerbitan buku fiksi belakangan ini, kita akan melihat begitu banyak fiksi sejarah yang beredar. Para penulis dari berbagai generasi seperti berlomba menggali harta karun sejarah berbagai tokoh, kerajaan, termasuk perjalanan masyarakat Indonesia menjadi sebuah bangsa. Tidak selamanya tokoh yang diangkat tersebut merupakan tokoh utama yang punya nama besar. Ada kalanya merupakan tokoh kecil dalam sebuah kejadian besar. Kedudukannya kecil, tapi kadang menentukan.

Salah satunya adalah Arumdalu. Buku kedua karangan Junaedi Setiyono ini memotret perjalanan hidup Raden Ayu Danti yang lebih dikenal sebagai Arumdalu. Perempuan cantik itu dipanggil Arumdalu karena kesukaannya menyuntingkan bunga itu di rambutnya. Arumdalu mungkin bukan tokoh utama dalam perjalanan sejarah pada masanya, kendati pada awal 1825 atau saat meletusnya Perang Jawa, hampir semua lelaki muda Salatiga mengenal gadis itu. Arumdalu tentu saja tidak lebih penting dari Perang Jawa, tetapi seperti yang ditulis dalam sampul buku fiksi sejarah tersebut; tiap-tiap sejarah besar diwarnai kejadian kecil yang kadang lebih menarik daripada peristiwa besar itu sendiri.

Danti Arumdalu memang hanyalah setitik air dalam samudra Perang Jawa. Namun, bagi Den Mas Brata atau tokoh aku, Danti itulah perang yang sesungguhnya. Tidak ada yang lebih berharga bagi Brata selain Danti. Sejak pertama melihat perempuan itu semasa mereka masih bocah, Brata tidak pernah bisa melupakan Danti dan terus berupaya memiliki gadis ayu itu. Ketika beranjak remaja ia menyatakan cintanya kepada Danti, perempuan yang senang berpakaian serbaputih itu menjawabnya dengan senyum. Ketika Brata menegaskan kalimatnya, Danti malah tertawa. Ternyata sebelum Brata, sudah lebih dari selusin lelaki di Salatiga yang menyatakan cintanya kepada perempuan itu. Tapi tidak satu orang pun yang berhasil memikat hati Danti.

Perempuan itu menolak cinta banyak lelaki karena sudah mempunyai tambatan hati sendiri. Lelaki itu beruntung karena dicintai Danti, tetapi cinta itu juga yang menghancurtkan keluarganya hingga membuat ayahnya, Ki Abilawa, tewas dibunuh. Kecantikan Danti berubah menjadi kutukan bagi Resa dan keluarganya.

Den Mas Brata merasa kalah dalam persaingan merebut Bunga Salatiga itu. Lebih menyakitkan lagi karena yang “mengalahkannya” bukan seorang lelaki keturunan bangsawan. Resa hanyalah anak seorang tukang jagal sapi. Brata mendapatkan kepastian kabar tentang pilihan hati Danti itu dari Danar. Danar hafal betul dengan gerak tubuh dan roman adiknya ketika menyukai seseorang, juga saat membencinya (hal. 32).

Penuturan ini membuat penggambaran karakter Danar terasa lemah karena berikutnya Danar malah mengeroyok Resa setelah dipanasi Brata mengenai calon adik ipar Danar yang seorang tukang jagal sapi. Logikanya, kalau memang Danar sudah tahu lebih dulu adiknya jatuh hati kepada Resa, kenapa justru dia terlambat panas setelah mengetahui kedekatan Danti dengan Resa yang berujung kepada pengeroyokan Resa (hal. 42). Selanjutnya, Danar berjuang mati-matian menjodohkan Danti dengan Den Mas Lesmana kendati harus menyingkirkan Resa dengan berbagai cara, termasuk dengan kekerasa. Namun, motifnya menjadi lebih kuat karena Danar ingin memperkaya diri dan memperkuat pengaruhnya.

Brata tidak pernah berhasil memikat hati Danti, bahkan sampai perempuan itu menikah dengan Lesmana. Brata ikut berperan untuk menjadikan Danti sebagai istri Lesmana yang digambarkan sebagai seorang lelaki cengeng yang hidup di bawah ketiak orang tuanya. Setelah kematian Lesmana yang misterius, Brata ikut membantu Danar menjadikan Danti sebagai istri simpanan Den Mas Pringga, seorang bangsawan kaya raya dari Ngayogyakarta Hadininggrat. Ketika itu, Danti sudah tinggal di sebuah loji bergaya India yang dibeli Den Mas Pringga untuk memanjakan simpanannya.

Brata yang sudah terpuruk kehidupannya setelah kondisi politik berubah, akhirnya menjadi centeng Danti dan sejak saat itulah dia lebih dikenal sebagai Ki Brontok. Baginya, bisa berdekatan dan terus memelihara kekagumannya terhadap Danti sudah sangat menghibur setelah gagal mendapatkan perempuan itu. Sebagai pelampiasan nafsunya, sejak muda Brata sering menginap berhari-hari di Kahyangan, sebuah pusat pelacuran di Salatiga. Dia selalu mencari perempuan yang mirip dengan Danti dan membayangkan perempuan itu dalam setiap persetubuhannya.

Junaedi Setiyono mengisahkan kehidupan di Jawa dalam kurun 1811 – 1830 dengan begitu bersinar dalam setiap rangkaian kalimatnya. Penulis yang juga dosen di Universitas Muhammadiyah Purworejo ini menghindari penggunaan diksi kontemporer sehingga suasana pada masa lalu sangat kental terasa, termasuk dalam penggambaran waktu dari pagi sampai pagi lagi. Untuk semua istilah yang tidak lazim baik dalam bahasa Jawa maupun Belanda, Junaedi menyediakan glosarium di halaman belakang sehingga pembaca mendapatkan pengetahuan baru menyangkut berbagai istilah dalam kedua bahasa tersebut.

Sayangnya, ada beberapa istilah yang tidak lazim terdengar tidak terlihat dalam glosarium, entah sebuah kealpaan atau memang penulisnya menganggap istilah tersebut sudah familiar bagi pembaca. Namun, terlepas dari itu, pilihan kata yang sesuai dengan zamannya menjadi salah satu kekuatan novel ini. Junaedi yang karya pertamanya, Glonggong, masuk lima besar Khatulistiwa Literary Award 2008, mengisahkan Arumdalu seolah ia hidup dalam masa itu, kendati kisah dituturkan melalui dari sudut pandang Ki Brontok.

Entah karena sudah menjadi ciri khas, dalam Arumdalu penulisnya sangat banyak memulai kalimat dengan kata sambung “dan”. Beberapa di antaranya seharusnya tidak dimulai dengan kata itu sehingga terlihat sebagai pembuka kalimat yang tidak mengandung banyak arti. Jika kata itu dihilangkan, malah kalimatnya terasa lebih bersinar. Bayangkan, sampai halaman 73 saja, sedikitnya terdapat 48 kata “dan” di awal kalimat. Artinya, dalam dua halaman minimal terdapat satu kalimat yang dimulai dengan kata “dan”. Ini belum termasuk “dan” yang terletak di tengah kalimat. Dalam sebuah paragraf yang tidak terlalu panjang, bisa terdapat lima “dan” baik di awal maupun di tengah kalimat.

Hal ini semakin mengganggu ketika sejumlah tokoh di dalamnya juga mengawali kalimatnya dengan kata sambung itu sehingga mengesankan penulisnya tidak mengoptimalkan kekayaan kata yang dimilikinya. Tanpa kata sambung itu pun tidak akan mengubah arti dan tidak mengurangi urgensi pesan yang ingin disampaikan.

Di luar kisah Danti, dalam Arumdalu kita juga merasakan suasana embrio perjuangan melawan penjajahan Belanda. Pembaca ikut merasakan kegagalan demi kegagalan mengusir kaum penjajah karena semangat perlawanan belum menjadi sebuah kekuatan yang terintegrasi. Perlawanan masih terkotak-kotak sehingga begitu mudah dipatahkan, selain masih banyak kalangan priayi yang tidak mendukung perlawanan tersebut karena sudah nyaman menjadi kaki tangan kaum penjajah. Alih-alih dianggap sebagai pahlawan, para pejuangh tersebut justru diberi predikat sebagai pemberontak yang membuat kekacauan demi kekacauan. []

Data Buku:
JUDUL : ARUMDALU
PENULIS : JUNAEDI SETOYONO
PENERBIT : PT SERAMBI ILMU SEMESTA
TEBAL : 378 hal.
CETAKAN : PERTAMA, MEI 2010
ISBN : 978-979-024-210-4
*) Peresensi adalah jurnalis dan penikmat sastra. Tinggal di Lhokseumawe.
Sumber: http://blog.harian-aceh.com/tokoh-kecil%E2%80%99-dalam-sejarah-besar.jsp

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati