Kamis, 07 April 2011

Problematik Teater Remaja (SMA)

(Dialog Jambore Teater Remaja 2008) Pendopo TBJT, 2 Agustus 2008
Pemateri : Eko ‘Ompong’ Santoso (Yogjakarta) AGS Arya Dwipayana (Jakarta).
Pemandu : R Giryadi (Surabaya)
http://teaterapakah.blogspot.com/

Kendala Aktualisasi

Kendala utama yang banyak ditanyakan dalam forum dialog oleh para peserta Jambore Teater Remaja 2008, adalah sulitnya mengaktualisasi diri. Aktualisasi diri ini disebabkan kesalahan persepsi orang tua terhadap kegiatan teater. Rata-rata orang tua menganggap kegiatan teater tidak bermanfaat.

Hal ini seperti diungkapkan peserta dari Teater Lab 56 SMAN 1 Kalisat Jember. Dikatakannya bahwa problem utama berteater adalah tidak adanya kepercayaan orang tua terhadap kegiatan ini. Padahal menurutnya teater banyak manfaatnya. “Saya kesulitan mendapatkan ijin dari orang tua. Bagaimana bisa menjelaskannya?” katanya,

Dipihak lain ada juga yang menanyakan manfaat teater. Penanya dari teater Hitam Putih SMAN 1 Tuban ini lebih detail ingin menanyakan manfaat teater. “Kata Pembina saaya teater itu manfaatnya sangat luas. Apa yang dimaksud dengan luas?” tanyanya.

Mendapat dua pertanyaan itu, dua narasumber secara bergantian memberikan ilustrasi tentang manfaat teater dan mengapa teater selalu disalah artikan oleh orang tua. Eko Ompong Santoso memaparkan, bahwa semua kegiatan yang dilakukan pada dasarnya bermanfaat, asal semua dilakukan secara bersungguh-sungguh. Karena pada dasarnya berteater itu juga belajar memahami kehidupan. “Segala sesuatu yang kita lakoni dalam hidup ini bisa direfleksikan dalam teater,” kata Eko.

Lebih lanjut Eko Ompong memaparkan, bahwa sebenarnya teater merupakan bentuk terkecil dari kehidupan. Berteater pada dasarnya mencontoh segala hal yang terjadi dalam kehidupan. Kalau ada perbedaan persepsi dengan orang tua, Eko menyarankan hal tersebut jangan dijadikan beban tatapi sebagai tantangan.

Sementara itu, AGS Arya Dwipayana atau yang biasa disapa Mas Aji ini mempertegas pernyataan Eko Ompong. Menurutnya, tujuan teater tidak hanya sekedar panggung atau pentas saja. kalau orientasinya ke panggung, makna teater menjadi sempit. Teater terkait dengan proses yang sangat panjang. “Teater merupakan tempat untuk berlatih bermasyarakat dalam bentuk yang paling sederhana,” tegas Mas Aji.

Dipaparkannya, bahwa berteater itu didalamnya terdapat pelajaran bekerjasama, menghormati orang lain, tanggungjawab, disiplin, dan lain sebagainya. Drama atau teater juga bisa untuk dimanfaatkan untuk pembangunan karakter. Karena didalam teater juga dipelajari tentang olah rasa. Dia menconto beberpa sekolah di luar negeri mewajibkan pelajaran drama. Hal ini terkait dengan pembangunan karakter siswa. “Jadi kalau berbicara manfaat, manfaatnya sangat banyak,” kata Mas Aji.

Namun Mas Aji, memaklumi kalau banyak orang tua yang kurang memberikan perhatian pada kegiatan teater. Hal ini disebabkan pemerintah sendiri tidak mempunyai goodwill tentang kebudayaan. Menurutnya pembangunan bangsa hanya melalui pendekatan ekonomi. “Hampir-hampir semua pembangunan diorientasikan pada ekonomi,” katanya.

Tak salah kalau akhirnya banyak orang tua yang cari selamat. Mereka banyak mengarahkan anaknya untuk berkegiatan yang punya nilai ekonomi. karena itu untuk meyakinkan orang tua, Aji menyarankan agar para siswa giat berlatih, untuk membuktikan bahwa berteater juga ada manfaatnya. “Anggap saja larangan orang tua sebagai bagian dari proses berteater,” tegasnya.

Problim Teknis

Pertanyaan yang tidakkalah menariknya adalah tentang seluk beluk teater. Seluk beluk teater ini banyak ditanyakan oleh peserta dialog. Yang pertama ada yang menanyakan tentang perbedaan antar teater dan drama. Kedua ada juga yang menanyakan bagaimana cara berakting yang baik dan ketiga bagaimana metode menyutradarai yang baik.

Pertanyaan pertama disampaikan oleh peserta dari Teater Angin SMAN 2 Tuban. Dia mengaku masih bigung membedakan antara teater dan drama. Menurutnya selama ini dirinya tidak bisa membedakan apa yang dimaksud drama maupun teater.

Pertanyaan kedua disampaikan oleh peserta dari Teater Pandhan Room dari SMAN 2 Bangkalan dan juga dari teater Angin SMAN 2 Tuban. Kedua penanya ini mempertanyakan bagaimana tekni berakting yang baik. Penannya dari Teater Angin Tuban mengatakan, kalau dirinya sering terbawa dengan karekater yang pernah diperankan. Ia mencontohkan, pada penampilan pertama ia memerankan tokoh berkarakter garang seperti penjahat. Pada penampilan ke dua ia memerankan orang yang alaim. “Tetapi kendalanya saya sering terbawa dengan karakter peran saya yang pertama,” katanya.

Sementara penanya ketiga menanyakan tentang pendekatan penyutradaraan. Peserta dari SMAN 1 Papar, Kediri ini mengaku terkendala memilih pendekatan penyutradaraan. Menurutnya dengan metode otoriter (ditakor) ada kelemahanya, begitu juga dengan pendekatan (demokratis) juga punya kelemahan. “Kalau ditaktor, siswa cenderung melawan. Sementara kalau demokratis tidak akan memenuhi target,” katanya.

Mendapat pertanyaan ini Mas Aji tidak menjawab banyak, mengingat waktu yang sangat terbatas. Mas Aji mengatakan masalah perbedaan teater dan drama akan dijawab secara akademis oleh Eko Ompong Santoso. Tetapi dia memaparkan, pada dasarnya Indonesia punya sejarah yang panjang tentang pemahaman teater. Dia mengilustrasikan, kata teater tidak popular bagi sebagian orang misalnya orang betawi. Mereka menyebutnya Tonil. Hal ini menurut mas Aji karena factor sejarah. Di betawa misalnya menyebut tonil, karena dulu kebudayaan yang dibawa oleh penjajah Belanda disebut tonil, oleh Suryadi Suryadiningrat (KI Hajar Dewantara) disebut sandiwara. “Orang betawi tidak mengerti teater, tetapi tonil,” katanya.

Sutradara teater tetas ini menegaskan, kalau teater pasti berhubungan dengan panggung. Segala sesuatu yang dipentaskan di atas panggung disebut teater. Apakah disana ada konfliknya atau tidak, selama dipentaskan dalam panggung pertunjukan dinamakan teater. “Arti teater pada dasarya gedung pertunjukan,” katanya.

Sementara Eko Ompong lebih mempertegas pernyataan dari Mas Aji. Menurutnya drama berkaitan dengan sastra. Yang dimaksud drama adalah naskah lakon. Selum dipertontonkan naskah itu disebut drama (karya sastra). Kalau sudah dipertontonkan dinamakan teater.

Drama berkaitan dengan penulisan dan analisis naskah, seperti didalamnya ada konflik, latar (setting), penolohan, plot, alur, dan tema. Karena drama juga disebut cerita tentang kehidupan. “Kalau naskah itu kemudian dipentaskan dinamakan teater,” katanya.

Sementara itu menjawab pertanyaan lainnya, seperti bagaimana berakting yang baik dan bagaimana menyutradarai yang baik, Eko menegaskan hal itu tidak bisa dijawab sebelum ada pertanyaan apa? “Pertanyaan bagaimana hanya bisa dijawab kalau anda tahu dulu ‘Apa’?” kata Eko, bertanya balik.

Dipaparkan Eko, untuk mengetahui berakting yang baik, pertanyaannya bukan bagaimana, tetapi apa. Apa yang ada dalam naskah tersebut, apa tokoh, apa karakter, dan apa yang lainnya. “Kalau tidak tahu apa, tidak bisa menjawab bagaimana,” katanya.

Begitu juga dalam menyutradarai tidak bagaimananya yang ditanyakan, apa itu sutradara, baru bagaimana menyutradarai,, Seorang sutradara harus tahu apa itu sutradara berikut tugas dan fungsinya. Kalau pertanyaan ini tidak bisa terjawab, maka tidak mungkin seseorang bisa menyutradarai dengan baik.

“Jangan menjadi generasi ‘bagaimana’ atau piye. Tetapi jadilah generasi apa,” tegasnya.

Saran-Saran

Selain pertanyaan tersebut di atas, juga ada saran-saran yang disampaikan oleh Pembina teater di SMA. Saran petama hadir dari Harwi Mardianto, guru tetar dari SMKN 9 Surabaya. Ia menyarankan agar kegiatan jambore dimanfaatkan seoptimal mungkin, terutama untuk menjalin komunikasi.

Menurut Harwi, para peserta sebaiknya saling saring kepada peserta yang lain sehingga tahu kelebihan dan kelemahan masing-masing sekolah. “Orang teater harus kreatif. Jangan malas, orang teater tidak malas,” katanya.

Sementara dari Pembina SMAN 1 Papar, Kediri, menyarankan agar Taman Budaya Jawa Timur juga mengadakan festival teater remaja di daerah-daerah. Menurutnya agar panitia tahu persoalan teater di daerah yang sebenarnya. Begitu juga ia menyarankan agar panitia juga mengadalan pelatihan bagi pembina teater di daerah.

Surabaya, Agustus 2008

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati