Jumat, 14 Oktober 2011

Di Mana Persembunyian Karya Sastra Anak Lokal?

Dessy Wahyuni
Riau Pos, 9 Okt 2011

“KE mana… ke mana… ke mana kuharus mencari…. Di mana… di mana… di mana tinggalnya sekarang….”

Belakangan ini kata “di mana” dan “ke mana” menjadi sangat populer, baik di kalangan orang dewasa maupun anak-anak, di jalanan maupun di perkantoran, bahkan di angkutan umum maupun di televisi. Ayu Ting Ting menjadi sangat terkenal dengan “Alamat Palsu”-nya tersebut.

Tidak hanya Ayu Ting Ting saja yang ternyata melantunkan kata-kata “di mana” dan “ke mana” tersebut. Anak-anak bangsa juga mempertanyakan di mana keberadaan karya-karya sastra anak lokal yang sangat jarang muncul di permukaan dan ke mana mereka harus mencarinya.

Buku adalah jendela dunia. Melalui buku kita bisa berkeliling dunia dengan menggunakan paket hemat. Buku merupakan solusi pemecah suatu kebodohan dan membaca adalah kuncinya.

Untuk itu budaya membaca sangat penting untuk dikenalkan sejak dini kepada anak, sebab dengan membaca akan memperluas wawasan. Dengan gemar membaca buku tentu akan menambah pengetahuan anak dan dapat menjadikannya manusia yang berkualitas di masa depan.

Membaca merupakan kemampuan yang terpenting bagi seseorang, karena dapat membuka wawasan terhadap banyak pengetahuan.

Jutaan anak yang menghabiskan waktu di depan televisi ataupun video game sering gagal untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka, sehingga mereka melewati banyak hal yang berharga.

Mengajar anak membaca adalah tugas utama yang penting. Setelah itu upaya untuk menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan merupakan langkah selanjutnya.

Dalam hal ini karya sastra berfungsi mengembangkan kemampuan membaca, berpikir naratif, dan mengembangkan wawasan. Pemanfaatan sastra anak merupakan salah satu upaya untuk dapat meningkatkan minat baca serta mengembangkan kemampuan bahasa pada anak.

Membacakan cerita atau puisi anak dapat menggerakkan minat mereka dalam membaca. Menyimak cerita dapat memperkenalkan pola-pola bahasa dan pengembangan kosa kata dan maknanya.

Riris K Toha-Sarumpaet dalam bukunya Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi (Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) mengatakan bahwa sastra anak adalah karya yang khas (dunia) anak, dibaca anak, serta —pada dasarnya— dibimbing orang dewasa. Sastra anak dikemas dengan format yang menarik, menggunakan elemen sastra yang lazim seperti sudut pandang, latar, watak, alur dan konflik, tema, gaya, dan nada, serta adanya kejujuran, penulisan yang sangat bersifat langsung, serta informasi yang memperluas wawasan (hal. 3).

Dalam tulisannya “Hakikat Sastra Anak” (2009) Wahidin berpendapat bahwa sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.

Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa.

Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan himbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.

Mendorong anak untuk berimajinasi merupakan hal yang dibutuhkan untuk mengelola pola pikir anak sejak dini dengan mengembangkan pemahaman dan metodologi penyampaian melalui dongeng kepada anak-anak.

Peran buku cerita dan dongeng terhadap pengembangan imajinasi anak, menjadi sangat perlu, karena terbukti mampu membangun serta mengembangkan kekuatan imajinasi anak.

Ranah imajinasi ini menjadi begitu penting sebab seluruh penciptaan yang dilakukan manusia bermula dari sini. Dunia imajinasi yang dihasilkan oleh pola pikir anak menghasilkan suatu kreativitas yang ternyata perlu dikembangkan dan digali hingga mencapai potensi yang maksimal.

Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.

Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.

Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya (Wahidin, 2009).

Secara global, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sastra anak, antara lain dapat membantu pembentukan pribadi dan moralitas anak, menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, memacu perkembangan verbal atau kemampuan berbicara, merangsang minat menulis dan membaca, serta membuka cakrawala pengetahuan.

Dengan menggunakan bahasa yang mengesankan, tema yang berbeda-beda, serta format yang menarik, sastra anak dengan karakteristik yang beragam diharapkan mampu menghadirkan fungsi yang tepat bagi anak-anak.

Namun sayangnya, perkembangan sastra anak terbitan lokal di Indonesia relatif ketinggalan bila dibandingkan dengan negara-negara Amerika Serikat, Eropa, maupun Jepang.

Lihat saja beberapa toko buku terkemuka yang ada, koleksi buku yang tersedia sebagian besar adalah karya-karya terjemahan, seperti komik-komik Jepang dan seri terjemahan dari Walt Disney.

Dalam kenyataannya, buku-buku seperti ini pula yang laris di pasaran. Sementara karya-karya sastra anak lokal hanya mampu menghiasi perpustakaan sekolah karena memang sebagian besar merupakan hasil subsidi dari pemerintah.

Hal ini terjadi disebabkan beberapa hal. Pertama, secara kualitas penampilan karya-karya terjemahan ini jauh di atas karya sastra anak lokal. Secara fisik karya-karya terjemahan memiliki tampilan gambar yang menawan, warna-warni yang memesonakan, serta menggunakan kertas yang menarik.

Selain itu, karya sastra anak lokal sering terjebak pada aspek pragmatis yang harus ditonjolkan, sehingga terciptalah karya yang kaku dengan tema yang monoton, serta munculnya kesan menggurui yang disebabkan oleh unsur didaktik yang kuat.

Tidak adanya program sastra di sekolah-sekolah yang membicarakan karya sastra anak lokal juga menjadi salah satu penyebab buku bacaan anak karya pengarang dalam negri nyaris tak tersentuh.

Sebenarnya telah banyak penerbit Indonesia yang menerbitkan karya terjemahan dari Amerika, Jepang, dan negara-negara lainnya untuk mengisi kekosongan karya asli Indonesia. Hal ini tentu saja baik, sebab karya-karya terjemahan tersebut tetap bisa menumbuhkan minat baca pada anak.

Hanya saja dengan membaca karya-karya terjemahan itu, anak-anak Indonesia lebih mengenal kebudayaan asing dan seolah-olah telah melupakan budaya bangsanya sendiri.

Untuk mengisi kekosongan dan sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi pengarang-pengarang asli Indonesia, tidak ada salahnya kalau karya terjemahan digalakkan. Tapi tentu saja karya sastra anak lokal harus tetap muncul di permukaan.

Abel Tasman yang lahir pada 7 Februari 1959 ini sebenarnya adalah salah satu aset Riau yang bergelut dalam dunia sastra anak. Sastrawan kelahiran Telukriti, Pasirpengaraian, Rokan Hulu, Riau tersebut telah banyak menghasilkan buku cerita anak, yakni Petualangan si Kemilau (Bharawidyacitra Niagautama, Jakarta 1995), 120 Jam di Belantara Bukit Barisan (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 1995), Anak-Anak Duano (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 1997), Raja Kate Dikepung Asap (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 1998; buku ini mendapat penghargaan Adikarya IKAPI tahun 1999), Bintang Semakin Terang (Bumi Aksara, Jakarta 1999), Menyelamatkan Kota Sakai (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2000), Hang Tuah 1 (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2000), Hang Tuah 2 (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2002), Anak-Anak Batang Lubuh (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2002), Oje (Kerjasama PT. Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Jakarta 2004), Pencuri Semah Kenduri (Kerjasama CV.

Mediatama dan Pusat Perbukuan Jakarta 2004), Catur Ajaib di Negeri Terubuk (Kerjasama CV. Mediatama dan Pusat Perbukuan Jakarta 2005), dan Dongeng-Dongeng dari Riau 1 (dalam proses terbit, Bahana Mestika Karya).

Namun sejak tahun 2005 karya-karyanya sudah tidak kelihatan lagi. Anak-anak Riau khususnya kembali kehilangan arah, sebab karya sastra anak yang membungkam.

Sudah tiba saatnya bagi pengarang sastra anak lokal untuk meninggalkan tema-tema kemiskinan. Bukan saatnya lagi anak-anak selalu disuguhkan gambaran seorang anak yang terpaksa membantu meringankan beban finansial orangtua.

Karya-karya yang menjawab ketakutan anak terhadap hantu, setan, maupun orang jahat lebih dibutuhkan.

Demikian pula halnya dengan karya-karya yang mengulas realitas sosial, seperti kebencian terhadap suatu ras, golongan, agama, suku bangsa, atau bahkan perjalanan sejarah bangsa yang dapat menjawab kebingungan anak, menjadi karya yang sangat dinantikan.

Anak-anak memiliki dunia yang berbeda dengan orang dewasa. Dalam penciptaan karya sastra anak, seorang pengarang harus menyelami dahulu dunia anak tersebut.

Dunia anak sangat dekat dengan dunia imajinasi. Imajinasi bagi anak adalah sarana untuk berselancar dalam memahami realitas keberadaan dirinya, orang lain, maupun lingkungannya.

Mendorong anak untuk berimajinasi merupakan hal yang dibutuhkan untuk mengelola pola pikir anak sejak dini. Dunia imajinasi yang dihasilkan oleh pola pikir anak menghasilkan suatu kreativitas yang perlu dikembangkan dan digali hingga mencapai potensi yang maksimal.

Dalam pengembangan imajinasi anak ini, peran karya sastra anak menjadi sangat perlu, karena terbukti mampu membangun serta mengembangkan kekuatan imajinasi anak.

Lalu, di mana keberadaan karya-karya sastra anak lokal yang mampu mendorong mereka untuk berimajinasi? Ke mana anak-anak bangsa harus mencari karya-karya yang menarik agar minat baca mereka tak kembali redup?

Dessy Wahyuni, staf peniliti di Balai Bahasa Riau. Menyelesaikan S-1 di Jurusan Sastra Inggris, Universitas Andalas (Unand, Padang), dan S-2 Kependidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Selain menulis esai, juga menulis cerpen. Tinggal di Pekanbaru.

Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/10/di-mana-persembunyian-karya-sastra-anak.html

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati