Dessy Wahyuni
Riau Pos, 9 Okt 2011
“KE mana… ke mana… ke mana kuharus mencari…. Di mana… di mana… di mana tinggalnya sekarang….”
Belakangan ini kata “di mana” dan “ke mana” menjadi sangat populer, baik di kalangan orang dewasa maupun anak-anak, di jalanan maupun di perkantoran, bahkan di angkutan umum maupun di televisi. Ayu Ting Ting menjadi sangat terkenal dengan “Alamat Palsu”-nya tersebut.
Tidak hanya Ayu Ting Ting saja yang ternyata melantunkan kata-kata “di mana” dan “ke mana” tersebut. Anak-anak bangsa juga mempertanyakan di mana keberadaan karya-karya sastra anak lokal yang sangat jarang muncul di permukaan dan ke mana mereka harus mencarinya.
Buku adalah jendela dunia. Melalui buku kita bisa berkeliling dunia dengan menggunakan paket hemat. Buku merupakan solusi pemecah suatu kebodohan dan membaca adalah kuncinya.
Untuk itu budaya membaca sangat penting untuk dikenalkan sejak dini kepada anak, sebab dengan membaca akan memperluas wawasan. Dengan gemar membaca buku tentu akan menambah pengetahuan anak dan dapat menjadikannya manusia yang berkualitas di masa depan.
Membaca merupakan kemampuan yang terpenting bagi seseorang, karena dapat membuka wawasan terhadap banyak pengetahuan.
Jutaan anak yang menghabiskan waktu di depan televisi ataupun video game sering gagal untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka, sehingga mereka melewati banyak hal yang berharga.
Mengajar anak membaca adalah tugas utama yang penting. Setelah itu upaya untuk menjadikan membaca sebagai suatu kebutuhan merupakan langkah selanjutnya.
Dalam hal ini karya sastra berfungsi mengembangkan kemampuan membaca, berpikir naratif, dan mengembangkan wawasan. Pemanfaatan sastra anak merupakan salah satu upaya untuk dapat meningkatkan minat baca serta mengembangkan kemampuan bahasa pada anak.
Membacakan cerita atau puisi anak dapat menggerakkan minat mereka dalam membaca. Menyimak cerita dapat memperkenalkan pola-pola bahasa dan pengembangan kosa kata dan maknanya.
Riris K Toha-Sarumpaet dalam bukunya Pedoman Penelitian Sastra Anak: Edisi Revisi (Jakarta: Pusat Bahasa Kementrian Pendidikan Nasional, 2010) mengatakan bahwa sastra anak adalah karya yang khas (dunia) anak, dibaca anak, serta —pada dasarnya— dibimbing orang dewasa. Sastra anak dikemas dengan format yang menarik, menggunakan elemen sastra yang lazim seperti sudut pandang, latar, watak, alur dan konflik, tema, gaya, dan nada, serta adanya kejujuran, penulisan yang sangat bersifat langsung, serta informasi yang memperluas wawasan (hal. 3).
Dalam tulisannya “Hakikat Sastra Anak” (2009) Wahidin berpendapat bahwa sastra anak adalah karya sastra yang secara khusus dapat dipahami oleh anak-anak dan berisi tentang dunia yang akrab dengan anak-anak.
Sifat sastra anak adalah imajinasi semata, bukan berdasarkan pada fakta. Unsur imajinasi ini sangat menonjol dalam sastra anak. Hakikat sastra anak harus sesuai dengan dunia dan alam kehidupan anak-anak yang khas milik mereka dan bukan milik orang dewasa.
Sastra anak bertumpu dan bermula pada penyajian nilai dan himbauan tertentu yang dianggap sebagai pedoman tingkah laku dalam kehidupan.
Mendorong anak untuk berimajinasi merupakan hal yang dibutuhkan untuk mengelola pola pikir anak sejak dini dengan mengembangkan pemahaman dan metodologi penyampaian melalui dongeng kepada anak-anak.
Peran buku cerita dan dongeng terhadap pengembangan imajinasi anak, menjadi sangat perlu, karena terbukti mampu membangun serta mengembangkan kekuatan imajinasi anak.
Ranah imajinasi ini menjadi begitu penting sebab seluruh penciptaan yang dilakukan manusia bermula dari sini. Dunia imajinasi yang dihasilkan oleh pola pikir anak menghasilkan suatu kreativitas yang ternyata perlu dikembangkan dan digali hingga mencapai potensi yang maksimal.
Seperti pada jenis karya sastra umumnya, sastra anak juga berfungsi sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak.
Pendidikan dalam sastra anak memuat amanat tentang moral, pembentukan kepribadian anak, mengembangkan imajinasi dan kreativitas, serta memberi pengetahuan keterampilan praktis bagi anak.
Fungsi hiburan dalam sastra anak dapat membuat anak merasa bahagia atau senang membaca, gembira mendengarkan cerita ketika dibacakan atau dideklamasikan, dan mendapatkan kenikmatan atau kepuasan batin sehingga menuntun kecerdasan emosinya (Wahidin, 2009).
Secara global, banyak manfaat yang bisa diperoleh dari sastra anak, antara lain dapat membantu pembentukan pribadi dan moralitas anak, menyalurkan kebutuhan imajinasi dan fantasi, memacu perkembangan verbal atau kemampuan berbicara, merangsang minat menulis dan membaca, serta membuka cakrawala pengetahuan.
Dengan menggunakan bahasa yang mengesankan, tema yang berbeda-beda, serta format yang menarik, sastra anak dengan karakteristik yang beragam diharapkan mampu menghadirkan fungsi yang tepat bagi anak-anak.
Namun sayangnya, perkembangan sastra anak terbitan lokal di Indonesia relatif ketinggalan bila dibandingkan dengan negara-negara Amerika Serikat, Eropa, maupun Jepang.
Lihat saja beberapa toko buku terkemuka yang ada, koleksi buku yang tersedia sebagian besar adalah karya-karya terjemahan, seperti komik-komik Jepang dan seri terjemahan dari Walt Disney.
Dalam kenyataannya, buku-buku seperti ini pula yang laris di pasaran. Sementara karya-karya sastra anak lokal hanya mampu menghiasi perpustakaan sekolah karena memang sebagian besar merupakan hasil subsidi dari pemerintah.
Hal ini terjadi disebabkan beberapa hal. Pertama, secara kualitas penampilan karya-karya terjemahan ini jauh di atas karya sastra anak lokal. Secara fisik karya-karya terjemahan memiliki tampilan gambar yang menawan, warna-warni yang memesonakan, serta menggunakan kertas yang menarik.
Selain itu, karya sastra anak lokal sering terjebak pada aspek pragmatis yang harus ditonjolkan, sehingga terciptalah karya yang kaku dengan tema yang monoton, serta munculnya kesan menggurui yang disebabkan oleh unsur didaktik yang kuat.
Tidak adanya program sastra di sekolah-sekolah yang membicarakan karya sastra anak lokal juga menjadi salah satu penyebab buku bacaan anak karya pengarang dalam negri nyaris tak tersentuh.
Sebenarnya telah banyak penerbit Indonesia yang menerbitkan karya terjemahan dari Amerika, Jepang, dan negara-negara lainnya untuk mengisi kekosongan karya asli Indonesia. Hal ini tentu saja baik, sebab karya-karya terjemahan tersebut tetap bisa menumbuhkan minat baca pada anak.
Hanya saja dengan membaca karya-karya terjemahan itu, anak-anak Indonesia lebih mengenal kebudayaan asing dan seolah-olah telah melupakan budaya bangsanya sendiri.
Untuk mengisi kekosongan dan sekaligus menjadi sumber inspirasi bagi pengarang-pengarang asli Indonesia, tidak ada salahnya kalau karya terjemahan digalakkan. Tapi tentu saja karya sastra anak lokal harus tetap muncul di permukaan.
Abel Tasman yang lahir pada 7 Februari 1959 ini sebenarnya adalah salah satu aset Riau yang bergelut dalam dunia sastra anak. Sastrawan kelahiran Telukriti, Pasirpengaraian, Rokan Hulu, Riau tersebut telah banyak menghasilkan buku cerita anak, yakni Petualangan si Kemilau (Bharawidyacitra Niagautama, Jakarta 1995), 120 Jam di Belantara Bukit Barisan (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 1995), Anak-Anak Duano (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 1997), Raja Kate Dikepung Asap (Adicita Karya Nusa, Yogyakarta 1998; buku ini mendapat penghargaan Adikarya IKAPI tahun 1999), Bintang Semakin Terang (Bumi Aksara, Jakarta 1999), Menyelamatkan Kota Sakai (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2000), Hang Tuah 1 (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2000), Hang Tuah 2 (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2002), Anak-Anak Batang Lubuh (Yayasan Pusaka Riau, Pekanbaru 2002), Oje (Kerjasama PT. Rineka Cipta dan Pusat Perbukuan Jakarta 2004), Pencuri Semah Kenduri (Kerjasama CV.
Mediatama dan Pusat Perbukuan Jakarta 2004), Catur Ajaib di Negeri Terubuk (Kerjasama CV. Mediatama dan Pusat Perbukuan Jakarta 2005), dan Dongeng-Dongeng dari Riau 1 (dalam proses terbit, Bahana Mestika Karya).
Namun sejak tahun 2005 karya-karyanya sudah tidak kelihatan lagi. Anak-anak Riau khususnya kembali kehilangan arah, sebab karya sastra anak yang membungkam.
Sudah tiba saatnya bagi pengarang sastra anak lokal untuk meninggalkan tema-tema kemiskinan. Bukan saatnya lagi anak-anak selalu disuguhkan gambaran seorang anak yang terpaksa membantu meringankan beban finansial orangtua.
Karya-karya yang menjawab ketakutan anak terhadap hantu, setan, maupun orang jahat lebih dibutuhkan.
Demikian pula halnya dengan karya-karya yang mengulas realitas sosial, seperti kebencian terhadap suatu ras, golongan, agama, suku bangsa, atau bahkan perjalanan sejarah bangsa yang dapat menjawab kebingungan anak, menjadi karya yang sangat dinantikan.
Anak-anak memiliki dunia yang berbeda dengan orang dewasa. Dalam penciptaan karya sastra anak, seorang pengarang harus menyelami dahulu dunia anak tersebut.
Dunia anak sangat dekat dengan dunia imajinasi. Imajinasi bagi anak adalah sarana untuk berselancar dalam memahami realitas keberadaan dirinya, orang lain, maupun lingkungannya.
Mendorong anak untuk berimajinasi merupakan hal yang dibutuhkan untuk mengelola pola pikir anak sejak dini. Dunia imajinasi yang dihasilkan oleh pola pikir anak menghasilkan suatu kreativitas yang perlu dikembangkan dan digali hingga mencapai potensi yang maksimal.
Dalam pengembangan imajinasi anak ini, peran karya sastra anak menjadi sangat perlu, karena terbukti mampu membangun serta mengembangkan kekuatan imajinasi anak.
Lalu, di mana keberadaan karya-karya sastra anak lokal yang mampu mendorong mereka untuk berimajinasi? Ke mana anak-anak bangsa harus mencari karya-karya yang menarik agar minat baca mereka tak kembali redup?
Dessy Wahyuni, staf peniliti di Balai Bahasa Riau. Menyelesaikan S-1 di Jurusan Sastra Inggris, Universitas Andalas (Unand, Padang), dan S-2 Kependidikan di Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Selain menulis esai, juga menulis cerpen. Tinggal di Pekanbaru.
Dijumput dari: http://cabiklunik.blogspot.com/2011/10/di-mana-persembunyian-karya-sastra-anak.html
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar