Jumat, 14 Oktober 2011

Replikasi Kebudayaan Jawa

Sabrank Suparno*
Radar Surabaya, 26 Des 2010

Kebudayaan dalam perkembangan peradaban, selalu dilongok serius sebagai indikator corak yang mewarnai strukturalisasinya. Apa dan bagaimana kadar kebudayaan dalam kurun waktu tertentu, tak lepas dari proses sinergial yang memungkinkan terbentuknya power heterogensi kapasitas kualitatif ataupun kuantitatif.

Konstruksi filosofis sosio-kultural masyarakat Jawa dapat dijadikan alegori untuk mengukur nilai kebudayaan. Dari sinilah bentuk dan corak kekinian dapat dilihat secara utuh.

Konsep tata ruang kota, secara menyeluruh di pulau Jawa sejak prakolonial, meletakkan 5 posisi penting sebagai pusat aktifitas kebudayaan, yakni kantor pemerintah, alun-alun, masjid, pasar, dan penjara. Kelima komponen tersebut berurut: kantor pemerintahan di sebelah timur, pasar di sebelah selatan, masjid di sebelah barat, dan penjara di sebalah utara dan alun-alun di tengah.

Pencanangan konseptual semacam ini tentu bukan lahir dari hal yang bla-bla dan asal comot sebagai unsur filsafah, kita bisa menyusuri dari dogma-theologis masyarakat Jawa. Peletakan tata ruang kota yang rumpun dan runtun demikian bagi filosofi Jawa merupakan manifestasi dari “syahadat jawa”, dimana dalam syahadat agama Jawa tersebut mengawali arah timur sebagai pemula dan perhitungan untuk menetapkan laku kehidupan. Barulah kemudian arah selatan, barat dan utara yang dengan sendirinya melahirkan tengah sebagai volume jarak pandang.

Syahadat Jawa menyatakan “sifat kodrat, dulurku papat, limo panjer”, yang artinya sifat kodrat; hakikat kehidupan sehari-hari atau yang disebut istilah ‘kekinian’ selalu berhubungan dengan 4 arah mata angin, yakni timur, selatan, barat, dan utara. Empat arah itu kemudian dijelentrehkan sebagai berikut: 1. Timur (etan) = manggone nduk wetan, wernane putih, gunungane kapur, kembangane cempoko, manukane kunthul, segarane santen, kutone seloko, seng manggoni Betoro Guru, manjeng nduk ati suci. 2. Selatan (kidul) = manggone nduk kidul, wernane abang, gunungane geni, kembangane waribang, manukane ulung, segarane getih, kutone tembogo, seng manggon Betoro Brahma, manjeng nduk Durgomongso. 3. Barat (kulon) = warnane kuning, gunungane welirang, kembangane kenikir, manukane kepodang, segarane madu, kutone kuningan, seng manggoni Betoro Komojoyo, menjeng nduk kebraen. 4. Utara (elor) =warnane ireng, gunungane areng, kembangane menteleng, manuke gagak, segarane nilo, kutone wesi, seng manggoni Betoro Wisnu, manjeng nduk jaman pelanggengan.”

Dalam syahadat Jawa di atas, orang Jawa meletakkan pusat menejemen pemerintahan untuk mengatur, merumuskan, serta melayani berlangsungnya proses pemerintahan sehari-hari di arah Timur: simbol berawalnya setiap karya bersamaan terbitnya matahari. Pasar di sebelah Selatan adalah potret berlangsungnya transaksi kepentingan: politik, sosial, budaya, berkesenian, beragama dan lain sebagainya. Masjid di sebelah Barat diasumsikan sebagai daya filterisasi; mengayak berhamburannya berbagai nilai pluralisme pasar. Masjid di sini tidak harus dikaitkan dengan Islam, tetapi bagaimana masyarakat Jawa menginginkan pentingnya penarikan atas transaksi moral yang dilakoninya dapat “diselamatkan” dengan menempatkan asas aspirasi nilai ketuhanan, sehingga dalam pembentukan peradaban jangka panjang, lebih tertata. Dengan menemukan titik nilai ketuhananlah, nilai abskuratif yang terjadi selama proses negosiasi pasar dapat dinisbihkan.

Proses senergi yang berlangsung dari kantor pemerintah, pasar, dan masjid diperlukan wadah secara simbolik dengan membentangkan alun-alun: tempat yang dinilai cukup untuk mengaduk nilai. Di alun-alun ini, semua bebas memilih nilai, dengan catatan harus pula memahami beserta resiko-resikonya. Penanggung akibat dari resiko transaksial itulah yang kemudian disediaknnya penjara. Dengan kata lain, silahkan berperilaku semaumu, asal anda juga paham resikonya.

Sejak lahir tahun 1945 kemarin sore, Indonesia terbukti gagal mengemban amanat kebudayaan. Dikatakan gagal, karena, apa fungsinya jika kebudayaan yang berlangsung kian merosot? Hal ini disebabkan karena seluruh perangkat, pelaku sejarah di berbagai bidang, menerapkan sistem materialis kapitalik sebagai mode desain formula sejarah. Sistem inilah yang menentukan pengambilan keputusan atas masalah yang menyangkut harkat dan martabat masyarakat dihitung berdasarkan untung dan rugi secara nominal materi.

Konsep perekonomian kapital, serta merta mencanangkan “meraup keuntungan sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya” pasti menelorkan budaya; jika menguntungkan akan dilakukan meskipun bernilai bobrok, namun jika tidak menguntungkan akan dicutat meskipun baik. Sekarang kita kian ‘menyaksikan’ berlangsungnya negosiasi transaksial politik, sosial, budaya, cenderung ke batas wilayah keuntungan materi dalam memberlakukan hukum pasar bebas. Pertarungan di alun-alun yang semestinya dimainkan kekuatannya secara berimbang, menjadi miring ke arah karakter pasar, dimana transaksi pemerintah, transaksi masjid, bahkan transaksi hukum, cenderung menjadi nilai pasar.

Medan inilah yang menentukan tolak ukur nilai jika agama, seni, pendidikan dan kebudayaan dihitung sebatas nominal untung dan rugi. Semestinya, segala daya dan upaya dilakukan untuk membebaskan sektor agama, seni, pendidikan, dan kebudayaan. Bertransaksilah!
_________
*) Penulis lahir di Jombang 24 Maret 1975. Redaktur Bulletin Lincak Sastra. Beralamat di Dowong RT/RW: 08/02, desa Plosokerep, kecamatan Sumobito, kabupaten Jombang.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati