Jumat, 14 Oktober 2011

YANG DIBANGUN DAN TERBANGUNKAN

Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/

1.
Agaknya hanya diriku yang jadi kagok, ketika berlangsung lomba pidato di kalurahan, siang itu, sehari sebelum hari perayaan Agustusan. Soalnya, pada lumrahnya pidato-pidato yang berdengung, di kampung-kampung, maka lebih dari limapuluh perkataan “pembagunan” disebut-sebut, yang teramat bersifat klise, lagipula membuat pidato itu mirip sebagai ungkapan yang verbal semata. Saya hanya menyebit tiga patah kata pembangunan, yang saya kaitkan dengan istilah “pembangunan mental spiritual”, “pembangunan bangsa dan manusia seutuhnya”, dan upaya untuk “membangun ciri budaya ethnis yang menuju Zaman Baru”, sebelum kita berbicara tentang “sesuatu etos yang terbangunkan”, begitu godam revolusi mengguntur di antariksa. Nah, itu dia. Pak Lurah melotot tanpa makna, sedang Pak RT yang menunjuk diriku sebagai wakilnya, geleng-geleng kecil, karena ada konotasi pembangunan yang dirasanya kurang lazim, kurang sering terdengar lewat media massa. Aku berkeringat dan tak mengharapkan kemenangan. Tetapi jauh di dalam batinku, aku merasa lebih benar bila bukan hanya cringis-criwis berpidato tentang hal yang satu ini, tanpa pendalaman maknawinya. Jadi, alangkah baiknya, bila masalah community development dan personality development lebih dulu dijlenterahkan dan dimasyarakatkan seluas-luasnya, sehingga pengertian sejati tentang pembangunana bangsa jadi sesuatu yang luhur, suci dan terhormat—bukan hanya disebut berulangkali. Terlebih untuk kawula muda di kampung-kampung, di desa-desa, yang pada banyak hal menemukan kesimpangsiuran dari susuran kata bergetah ini.

2.
Alangkah baiknya kalau dipeti lagi pendapat Phillips Roupp dalam “Approaches to Community Development” (1953) menulis sebagai berikut : it is a term to which a number of ideas have become vaguely attached. One of these ideas is that of “development” toward better standards of living, more efficient use of physical resources, better helat, and more education for illiterates. A second idea stresses the community, rather than the individual as the unit to whom the approach should be made, and the means through which development should be achieved. A third idea is that the community as such be stimulated and assisted ti progress by own and initiative”. Artinya sebagai berikut : Pembangunan merupakan perkataan yang menimbulkan beberapa pemikiran (gagasan). Antara lain, ialah bahwa pembangunan dimaksudkan suatu pengarahan yang menuju perbaikan tingkat hidup yang lebih baik, penggunaan sarana fisik yang lebih efisien, kesehatan lebih terjamin, serta pemberantasan butahuruf. Kedua, menekankan kepada masyarakat di mana pembangunan direncanakn, diusahakan, dan hasilnya untuk dinikmati oleh mereka. Ketiga, bahwa pembangunan itu dirangsang dan dibantu untuk memajukan atas swadayanya sendiri.

3.
Oleh sebab itu pembangunan masyarakat—lebih-lebih masyarakat desa—harus melihat pada tujuannya, kendati dapat dianggap benar, bahwa hasilnya tergantung dalam daya-upayanya. Karena manusia dalam uapaya itu tak selamanya bisa ke tanah tepi. Justru pembangunan adalah suatu ikhtiar yang mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh sistem nilai suatu masyarakat. Dalam hal itulah maka terdapat sejumlah gagasan dan ide dalam pembangunan yang aktif. Dengan adanya pendapat, agar masyarakat desa didorong dan dirangsang untuk berinisiatif, maka itu berarti bahwa pembangunan meliputi pembangunan manusianya, karena warga desa diliputi serba keterbelakangan, dibandingkan dengan pembangunan kota. Maka perlu ditingkatkan kesadaran, keyakinan dan partisipasi sepenuhnya, lewat langkah disadarkan (conscienter), dibangunkan perhatiannya (sensibiliser) dan dengan demikian seluruh lapisan dapat diajak kerjasama. Laju pembangunan materi berkejar-kejaran dengan laju perkembangan pandangan rakyat terhadap nilai-nilai hidup. Sedangkan inisiatif adalah asset perjuangan hidup yang wigati. Dengarlah pula : “ It is the nature of community development that it must come from within trough the greates of the people ini accordance with needs determined by their values..” Ya, sebenarnya gagasan pembangunan masyarakat harus berasal dari kelompok bersangkutan, dengan segala kemungkinan adanya partisipasi sebagian besar dari rakyat tersebut, selaras dengan nilai-nilai yang ada. Tepat pula, apabila titik-tolak itupun bersumber dari masyarakat, ditopang kebutuhan bersama yang paling dirasakan oleh sebagian besar dari mereka, hingga dengan demikian rakyat dapat memberikan sumbangsihnya. Reaksi positif niscaya timbul dari kelompok-kelompok yang secara ethnis dan sosio-kultural berkepentingan terhadap peningkatan kualitas hidup setinggi-tingginya.

4.
Adalah suatu kisah yang menarik, bahwa menurut alkitab, pemerintahan raja Salomo yang bijaksana ternyata memberikan keamanan dan ketentraman yang memuaskan, sebagaimana diwartakan “Orang Yahudi dan Israel diam dengan tentram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya…seumur hidup Salomo” (Raja 4:25). Dikatakan, rahasia dari keamanan yang dialami oleh pemerinntahan Salomo adalah lantaran diterapkannya hukum-hukum Yehuwa (Allah) yang adil dan benar-benar, namun bukankah hal ini sesuai dengan firmanNya, bahwa tatkala memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel dinyatakan : “Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu, dan tetap berpegang pada ketetapanKu, tanah itu akan memberi hasilnya. Dan kamu akan diam di negerimu dengan aman, tenteram. Dan aku akan memberikan damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun (Imamat 26 :3-6). Sungguh sayang, setelah Salomo tiada, Israel segera pula menyepelekan Yehuwa, berpaling pada pemujaan berhala dan penyembahan seks yang keji. Akibatnya negeri kehilangan keamanan, dan ditaklukan oleh Fir’aun Sisak dari Mesir. Para ahli mengatakan dalam bahasa puitis : kemanan yang dialami di bawah pemerintahan Salomo hanyalah terbatas sifatnya. Raja manusia ini mustahil bisa membebaskan rakyatnya dari penyakit, dosa dan kematian. Suatu hal, yang pernah dipertanyakan oleh Sang Sidharta Gautama berpuluhtahun sebelumnya, yang gelisah oleh bahaya ini.

5.
Dalam pada itu, Sir Leon Radzinowics dan Joan King dalam kitabnya, “The Growth of Crime” (Perkembangan Kejahatan) mengatakan, dalam dua puluh tahun pertama dari abad ini, bahkan selama perang dunia pertama, angka kejahatan tetap tidak berubah, hanya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Baru pada masa depresi sesudah perang, nyata terlihat adanya kecendrungan yang bersifat tetap. Selama tahun-tahun pergolakan ekonomi, pengangguran dan perang besar lain lagi, (Kejahatan) tanpa bisa dibendung menambah kecepatannya. Satu hal yang menyolok, bila anda memperhatikan kejahatan dalam skala dunia, adalah sifatnya yang terus meningkat dan meluas di mana-mana. Sementara itu, dari hasil penelitian di AS dalam dasawarsa terakhir, nampaknya pengaturan sisikamling kurang begitu efektif lagi, sehingga kelompok-kelompok yang pada beberapa kota “lebih maju dari tahun sebelumnya” toh dibarengi dengan sulitnya mengorganisasikan kelompok-kelompok penyelenggara keamanan daerah, sementara angka kejahatan meningkat tinggi. Bertambahnya kedurhakaan yang menjamah negri-negri maju, bukan mustahil karena bangsa-bangsa yang terlibat langsung itu kurang memahami kecendrungan pembangunan “merata” di golongan akar-rumput, kalangan jelata. Atau, program yang dilaksanakan justru belum mampu mengangkat derajat kaum lemah. Jikalau demikian, apakah usaha meningkatkan siskamling yang berskala luas tidak harus pula diimbangi dengan pemekaran sumberdaya insani di berbagai sektor, yang langsung dapat memelihara ruang hidup (lebensraum) kaum kromodongso itu? Kalau ini terjadi, alamat tercapai suatu rangkuman sayuk antara iktikad pembangunan penguasa dengan dambaan kecil. Juga terutama pada masyarakat pedusunan, harap kita amati perkembangan terakhirnya. Situasi keamanan yang terpelihara, belum menjamin terpeliharanya taraf hidup ideal yang diimpikan kaum lemah.

6.
Bagaimana pula kita terbaring, tanpa diusik oleh sesuatu yang menakutkan, menggelisahkan? Biar di bawah anggur, biar di bawah pohon ara, biar di bawah pohon zaitun—sebenarnya bisa memotret desa-desa yang jauh dan dekat dengan diri kita. Cara wicara tentang pembangunan yang dijelmakan oleh masyarakat yang merasa akan teguh merebut keunggulannya, bobotnya, niscaya juga bermakna : bisa mempertahankan prinsip kemanusiaan, sejauh yang diterapkan para pendahulu pembangunan wilayah. Cuma saja, adakah perjalanan yang ditempuh dari pusat-pusat perlembagaan regional itu menuju lingkar-keliling, tetap membawa gagasan murni dari mulanya, ataukah sudah dibebani pesan-pesan yang lebih baru, lebih memenuhi gelegak waktu, kendati tak sepenuhnya dipahami?

* Tanggungjawab posting atas PuJa [PUstaka puJAngga]

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati