Suryanto Sastroatmodjo
http://sastra-indonesia.com/
1.
Agaknya hanya diriku yang jadi kagok, ketika berlangsung lomba pidato di kalurahan, siang itu, sehari sebelum hari perayaan Agustusan. Soalnya, pada lumrahnya pidato-pidato yang berdengung, di kampung-kampung, maka lebih dari limapuluh perkataan “pembagunan” disebut-sebut, yang teramat bersifat klise, lagipula membuat pidato itu mirip sebagai ungkapan yang verbal semata. Saya hanya menyebit tiga patah kata pembangunan, yang saya kaitkan dengan istilah “pembangunan mental spiritual”, “pembangunan bangsa dan manusia seutuhnya”, dan upaya untuk “membangun ciri budaya ethnis yang menuju Zaman Baru”, sebelum kita berbicara tentang “sesuatu etos yang terbangunkan”, begitu godam revolusi mengguntur di antariksa. Nah, itu dia. Pak Lurah melotot tanpa makna, sedang Pak RT yang menunjuk diriku sebagai wakilnya, geleng-geleng kecil, karena ada konotasi pembangunan yang dirasanya kurang lazim, kurang sering terdengar lewat media massa. Aku berkeringat dan tak mengharapkan kemenangan. Tetapi jauh di dalam batinku, aku merasa lebih benar bila bukan hanya cringis-criwis berpidato tentang hal yang satu ini, tanpa pendalaman maknawinya. Jadi, alangkah baiknya, bila masalah community development dan personality development lebih dulu dijlenterahkan dan dimasyarakatkan seluas-luasnya, sehingga pengertian sejati tentang pembangunana bangsa jadi sesuatu yang luhur, suci dan terhormat—bukan hanya disebut berulangkali. Terlebih untuk kawula muda di kampung-kampung, di desa-desa, yang pada banyak hal menemukan kesimpangsiuran dari susuran kata bergetah ini.
2.
Alangkah baiknya kalau dipeti lagi pendapat Phillips Roupp dalam “Approaches to Community Development” (1953) menulis sebagai berikut : it is a term to which a number of ideas have become vaguely attached. One of these ideas is that of “development” toward better standards of living, more efficient use of physical resources, better helat, and more education for illiterates. A second idea stresses the community, rather than the individual as the unit to whom the approach should be made, and the means through which development should be achieved. A third idea is that the community as such be stimulated and assisted ti progress by own and initiative”. Artinya sebagai berikut : Pembangunan merupakan perkataan yang menimbulkan beberapa pemikiran (gagasan). Antara lain, ialah bahwa pembangunan dimaksudkan suatu pengarahan yang menuju perbaikan tingkat hidup yang lebih baik, penggunaan sarana fisik yang lebih efisien, kesehatan lebih terjamin, serta pemberantasan butahuruf. Kedua, menekankan kepada masyarakat di mana pembangunan direncanakn, diusahakan, dan hasilnya untuk dinikmati oleh mereka. Ketiga, bahwa pembangunan itu dirangsang dan dibantu untuk memajukan atas swadayanya sendiri.
3.
Oleh sebab itu pembangunan masyarakat—lebih-lebih masyarakat desa—harus melihat pada tujuannya, kendati dapat dianggap benar, bahwa hasilnya tergantung dalam daya-upayanya. Karena manusia dalam uapaya itu tak selamanya bisa ke tanah tepi. Justru pembangunan adalah suatu ikhtiar yang mengarah kepada tujuan yang ditentukan oleh sistem nilai suatu masyarakat. Dalam hal itulah maka terdapat sejumlah gagasan dan ide dalam pembangunan yang aktif. Dengan adanya pendapat, agar masyarakat desa didorong dan dirangsang untuk berinisiatif, maka itu berarti bahwa pembangunan meliputi pembangunan manusianya, karena warga desa diliputi serba keterbelakangan, dibandingkan dengan pembangunan kota. Maka perlu ditingkatkan kesadaran, keyakinan dan partisipasi sepenuhnya, lewat langkah disadarkan (conscienter), dibangunkan perhatiannya (sensibiliser) dan dengan demikian seluruh lapisan dapat diajak kerjasama. Laju pembangunan materi berkejar-kejaran dengan laju perkembangan pandangan rakyat terhadap nilai-nilai hidup. Sedangkan inisiatif adalah asset perjuangan hidup yang wigati. Dengarlah pula : “ It is the nature of community development that it must come from within trough the greates of the people ini accordance with needs determined by their values..” Ya, sebenarnya gagasan pembangunan masyarakat harus berasal dari kelompok bersangkutan, dengan segala kemungkinan adanya partisipasi sebagian besar dari rakyat tersebut, selaras dengan nilai-nilai yang ada. Tepat pula, apabila titik-tolak itupun bersumber dari masyarakat, ditopang kebutuhan bersama yang paling dirasakan oleh sebagian besar dari mereka, hingga dengan demikian rakyat dapat memberikan sumbangsihnya. Reaksi positif niscaya timbul dari kelompok-kelompok yang secara ethnis dan sosio-kultural berkepentingan terhadap peningkatan kualitas hidup setinggi-tingginya.
4.
Adalah suatu kisah yang menarik, bahwa menurut alkitab, pemerintahan raja Salomo yang bijaksana ternyata memberikan keamanan dan ketentraman yang memuaskan, sebagaimana diwartakan “Orang Yahudi dan Israel diam dengan tentram, masing-masing di bawah pohon anggur dan pohon aranya…seumur hidup Salomo” (Raja 4:25). Dikatakan, rahasia dari keamanan yang dialami oleh pemerinntahan Salomo adalah lantaran diterapkannya hukum-hukum Yehuwa (Allah) yang adil dan benar-benar, namun bukankah hal ini sesuai dengan firmanNya, bahwa tatkala memasuki Tanah Perjanjian, bangsa Israel dinyatakan : “Jikalau kamu hidup menurut ketetapanKu, dan tetap berpegang pada ketetapanKu, tanah itu akan memberi hasilnya. Dan kamu akan diam di negerimu dengan aman, tenteram. Dan aku akan memberikan damai sejahtera di dalam negeri itu, sehingga kamu akan berbaring dengan tidak dikejutkan oleh apapun (Imamat 26 :3-6). Sungguh sayang, setelah Salomo tiada, Israel segera pula menyepelekan Yehuwa, berpaling pada pemujaan berhala dan penyembahan seks yang keji. Akibatnya negeri kehilangan keamanan, dan ditaklukan oleh Fir’aun Sisak dari Mesir. Para ahli mengatakan dalam bahasa puitis : kemanan yang dialami di bawah pemerintahan Salomo hanyalah terbatas sifatnya. Raja manusia ini mustahil bisa membebaskan rakyatnya dari penyakit, dosa dan kematian. Suatu hal, yang pernah dipertanyakan oleh Sang Sidharta Gautama berpuluhtahun sebelumnya, yang gelisah oleh bahaya ini.
5.
Dalam pada itu, Sir Leon Radzinowics dan Joan King dalam kitabnya, “The Growth of Crime” (Perkembangan Kejahatan) mengatakan, dalam dua puluh tahun pertama dari abad ini, bahkan selama perang dunia pertama, angka kejahatan tetap tidak berubah, hanya sejalan dengan pertambahan jumlah penduduk. Baru pada masa depresi sesudah perang, nyata terlihat adanya kecendrungan yang bersifat tetap. Selama tahun-tahun pergolakan ekonomi, pengangguran dan perang besar lain lagi, (Kejahatan) tanpa bisa dibendung menambah kecepatannya. Satu hal yang menyolok, bila anda memperhatikan kejahatan dalam skala dunia, adalah sifatnya yang terus meningkat dan meluas di mana-mana. Sementara itu, dari hasil penelitian di AS dalam dasawarsa terakhir, nampaknya pengaturan sisikamling kurang begitu efektif lagi, sehingga kelompok-kelompok yang pada beberapa kota “lebih maju dari tahun sebelumnya” toh dibarengi dengan sulitnya mengorganisasikan kelompok-kelompok penyelenggara keamanan daerah, sementara angka kejahatan meningkat tinggi. Bertambahnya kedurhakaan yang menjamah negri-negri maju, bukan mustahil karena bangsa-bangsa yang terlibat langsung itu kurang memahami kecendrungan pembangunan “merata” di golongan akar-rumput, kalangan jelata. Atau, program yang dilaksanakan justru belum mampu mengangkat derajat kaum lemah. Jikalau demikian, apakah usaha meningkatkan siskamling yang berskala luas tidak harus pula diimbangi dengan pemekaran sumberdaya insani di berbagai sektor, yang langsung dapat memelihara ruang hidup (lebensraum) kaum kromodongso itu? Kalau ini terjadi, alamat tercapai suatu rangkuman sayuk antara iktikad pembangunan penguasa dengan dambaan kecil. Juga terutama pada masyarakat pedusunan, harap kita amati perkembangan terakhirnya. Situasi keamanan yang terpelihara, belum menjamin terpeliharanya taraf hidup ideal yang diimpikan kaum lemah.
6.
Bagaimana pula kita terbaring, tanpa diusik oleh sesuatu yang menakutkan, menggelisahkan? Biar di bawah anggur, biar di bawah pohon ara, biar di bawah pohon zaitun—sebenarnya bisa memotret desa-desa yang jauh dan dekat dengan diri kita. Cara wicara tentang pembangunan yang dijelmakan oleh masyarakat yang merasa akan teguh merebut keunggulannya, bobotnya, niscaya juga bermakna : bisa mempertahankan prinsip kemanusiaan, sejauh yang diterapkan para pendahulu pembangunan wilayah. Cuma saja, adakah perjalanan yang ditempuh dari pusat-pusat perlembagaan regional itu menuju lingkar-keliling, tetap membawa gagasan murni dari mulanya, ataukah sudah dibebani pesan-pesan yang lebih baru, lebih memenuhi gelegak waktu, kendati tak sepenuhnya dipahami?
* Tanggungjawab posting atas PuJa [PUstaka puJAngga]
Wahyaning wahyu tumelung, tulus tan kena tinegor (wirid hidayat jati, R.Ng. Ronggowarsito)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Label
A Rodhi Murtadho
A. Hana N.S
A. Kohar Ibrahim
A. Qorib Hidayatullah
A. Syauqi Sumbawi
A.S. Laksana
Aa Aonillah
Aan Frimadona Roza
Aba Mardjani
Abd Rahman Mawazi
Abd. Rahman
Abdul Aziz Rasjid
Abdul Hadi W.M.
Abdul Kadir Ibrahim
Abdul Lathief
Abdul Wahab
Abdullah Alawi
Abonk El ka’bah
Abu Amar Fauzi
Acep Iwan Saidi
Acep Zamzam Noor
Adhimas Prasetyo
Adi Marsiela
Adi Prasetyo
Aditya Ardi N
Ady Amar
Afrion
Afrizal Malna
Aguk Irawan MN
Agunghima
Agus B. Harianto
Agus Himawan
Agus Noor
Agus R Sarjono
Agus R. Subagyo
Agus S. Riyanto
Agus Sri Danardana
Agus Sulton
Ahda Imran
Ahlul Hukmi
Ahmad Fatoni
Ahmad Kekal Hamdani
Ahmad Muchlish Amrin
Ahmad Musthofa Haroen
Ahmad S Rumi
Ahmad Yulden Erwin
Ahmad Zaini
Ahmadun Yosi Herfanda
Ahsanu Nadia
Aini Aviena Violeta
Ajip Rosidi
Akhiriyati Sundari
Akhmad Muhaimin Azzet
Akhmad Sahal
Akhmad Sekhu
Akhudiat
Akmal Nasery Basral
Alex R. Nainggolan
Alfian Zainal
Ali Audah
Ali Syamsudin Arsi
Alunk Estohank
Alwi Shahab
Ami Herman
Amien Wangsitalaja
Aming Aminoedhin
Amir Machmud NS
Anam Rahus
Anang Zakaria
Anett Tapai
Anindita S Thayf
Anis Ceha
Anita Dhewy
Anjrah Lelono Broto
Anton Kurniawan
Anwar Noeris
Anwar Siswadi
Aprinus Salam
Ardus M Sawega
Arida Fadrus
Arie MP Tamba
Aries Kurniawan
Arif Firmansyah
Arif Saifudin Yudistira
Arif Zulkifli
Aris Kurniawan
Arman AZ
Arther Panther Olii
Arti Bumi Intaran
Arwan Tuti Artha
Arya Winanda
Asarpin
Asep Sambodja
Asrul Sani
Asrul Sani (1927-2004)
Awalludin GD Mualif
Ayi Jufridar
Ayu Purwaningsih
Azalleaislin
Badaruddin Amir
Bagja Hidayat
Bagus Fallensky
Balada
Bale Aksara
Bambang Kempling
Bandung Mawardi
Beni Setia
Beno Siang Pamungkas
Berita
Berita Duka
Bernando J. Sujibto
Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta
Berthold Damshauser
Binhad Nurrohmat
Brillianto
Brunel University London
BS Mardiatmadja
Budhi Setyawan
Budi Darma
Budi Hutasuhut
Budi P. Hatees
Bustan Basir Maras
Catatan
Cerpen
Chamim Kohari
Chrisna Chanis Cara
Cover Buku
Cunong N. Suraja
D. Zawawi Imron
Dad Murniah
Dahono Fitrianto
Dahta Gautama
Damanhuri
Damhuri Muhammad
Dami N. Toda
Damiri Mahmud
Dana Gioia
Danang Harry Wibowo
Danarto
Daniel Paranamesa
Darju Prasetya
Darma Putra
Darman Moenir
Dedy Tri Riyadi
Denny Mizhar
Dessy Wahyuni
Dewi Rina Cahyani
Dewi Sri Utami
Dian Hardiana
Dian Hartati
Diani Savitri Yahyono
Didik Kusbiantoro
Dina Jerphanion
Dina Oktaviani
Djasepudin
Djenar Maesa Ayu
Djoko Pitono
Djoko Saryono
Doddi Ahmad Fauji
Dody Kristianto
Donny Anggoro
Dony P. Herwanto
Dr Junaidi
Dudi Rustandi
Dwi Arjanto
Dwi Cipta
Dwi Fitria
Dwi Pranoto
Dwi Rejeki
Dwi S. Wibowo
Dwicipta
Edeng Syamsul Ma’arif
Edi AH Iyubenu
Edi Sarjani
Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra
Eduardus Karel Dewanto
Edy A Effendi
Efri Ritonga
Efri Yoni Baikoen
Eka Budianta
Eka Kurniawan
Eko Darmoko
Eko Endarmoko
Eko Hendri Saiful
Eko Triono
Eko Tunas
El Sahra Mahendra
Elly Trisnawati
Elnisya Mahendra
Elzam
Emha Ainun Nadjib
Engkos Kosnadi
Esai
Esha Tegar Putra
Etik Widya
Evan Ys
Evi Idawati
Fadmin Prihatin Malau
Fahrudin Nasrulloh
Faidil Akbar
Faiz Manshur
Faradina Izdhihary
Faruk H.T.
Fatah Yasin Noor
Fati Soewandi
Fauzi Absal
Felix K. Nesi
Festival Sastra Gresik
Fitri Yani
Frans
Furqon Abdi
Fuska Sani Evani
Gabriel Garcia Marquez
Gandra Gupta
Gde Agung Lontar
Gerson Poyk
Gilang A Aziz
Gita Pratama
Goenawan Mohamad
Grathia Pitaloka
Gunawan Budi Susanto
Gus TF Sakai
H Witdarmono
Haderi Idmukha
Hadi Napster
Hamdy Salad
Hamid Jabbar
Hardjono WS
Hari B Kori’un
Haris del Hakim
Haris Firdaus
Hary B Kori’un
Hasan Junus
Hasif Amini
Hasnan Bachtiar
Hasta Indriyana
Hazwan Iskandar Jaya
Hendra Makmur
Hendri Nova
Hendri R.H
Hendriyo Widi
Heri Latief
Heri Maja Kelana
Herman RN
Hermien Y. Kleden
Hernadi Tanzil
Herry Firyansyah
Herry Lamongan
Hudan Hidayat
Hudan Nur
Husen Arifin
I Nyoman Suaka
I Wayan Artika
IBM Dharma Palguna
Ibnu Rusydi
Ibnu Wahyudi
Ida Ahdiah
Ida Fitri
IDG Windhu Sancaya
Idris Pasaribu
Ignas Kleden
Ilham Q. Moehiddin
Ilham Yusardi
Imam Muhtarom
Imam Nawawi
Imamuddin SA
Iman Budhi Santosa
Imron Tohari
Indiar Manggara
Indira Permanasari
Indra Intisa
Indra Tjahjadi
Indra Tjahyadi
Indra Tranggono
Indrian Koto
Irwan J Kurniawan
Isbedy Stiawan Z.S.
Iskandar Noe
Iskandar Norman
Iskandar Saputra
Ismatillah A. Nu’ad
Ismi Wahid
Iswadi Pratama
Iwan Gunadi
Iwan Kurniawan
Iwan Nurdaya Djafar
Iwank
J.J. Ras
J.S. Badudu
Jafar Fakhrurozi
Jamal D. Rahman
Janual Aidi
Javed Paul Syatha
Jay Am
Jemie Simatupang
JILFest 2008
JJ Rizal
Joanito De Saojoao
Joko Pinurbo
Jual Buku Paket Hemat
Jumari HS
Junaedi
Juniarso Ridwan
Jusuf AN
Kafiyatun Hasya
Karya Lukisan: Andry Deblenk
Kasnadi
Kedung Darma Romansha
Key
Khudori Husnan
Kiki Dian Sunarwati
Kirana Kejora
Komunitas Deo Gratias
Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER)
Korrie Layun Rampan
Kris Razianto Mada
Krisman Purwoko
Kritik Sastra
Kurniawan Junaedhie
Kuss Indarto
Kuswaidi Syafi'ie
Kuswinarto
L.K. Ara
L.N. Idayanie
La Ode Balawa
Laili Rahmawati
Lathifa Akmaliyah
Leila S. Chudori
Leon Agusta
Lina Kelana
Linda Sarmili
Liza Wahyuninto
Lona Olavia
Lucia Idayanie
Lukman Asya
Lynglieastrid Isabellita
M Arman AZ
M Raudah Jambak
M. Ady
M. Arman AZ
M. Fadjroel Rachman
M. Faizi
M. Shoim Anwar
M. Taufan Musonip
M. Yoesoef
M.D. Atmaja
M.H. Abid
Mahdi Idris
Mahmud Jauhari Ali
Makmur Dimila
Mala M.S
Maman S. Mahayana
Manneke Budiman
Maqhia Nisima
Mardi Luhung
Mardiyah Chamim
Marhalim Zaini
Mariana Amiruddin
Marjohan
Martin Aleida
Masdharmadji
Mashuri
Masuki M. Astro
Mathori A. Elwa
Media: Crayon on Paper
Medy Kurniawan
Mega Vristian
Melani Budianta
Mikael Johani
Mila Novita
Misbahus Surur
Mohamad Fauzi
Mohamad Sobary
Mohammad Cahya
Mohammad Eri Irawan
Mohammad Ikhwanuddin
Morina Octavia
Muhajir Arrosyid
Muhammad Rain
Muhammad Subarkah
Muhammad Yasir
Muhammadun A.S
Multatuli
Munawir Aziz
Muntamah Cendani
Murparsaulian
Musa Ismail
Mustafa Ismail
N Mursidi
Nanang Suryadi
Naskah Teater
Nelson Alwi
Nezar Patria
NH Dini
Ni Made Purnama Sari
Ni Made Purnamasari
Ni Putu Destriani Devi
Ni’matus Shaumi
Nirwan Ahmad Arsuka
Nirwan Dewanto
Nisa Ayu Amalia
Nisa Elvadiani
Nita Zakiyah
Nitis Sahpeni
Noor H. Dee
Noorca M Massardi
Nova Christina
Noval Jubbek
Novelet
Nur Hayati
Nur Wachid
Nurani Soyomukti
Nurel Javissyarqi
Nurhadi BW
Nurul Anam
Nurul Hidayati
Obrolan
Oyos Saroso HN
Pagelaran Musim Tandur
Pamusuk Eneste
PDS H.B. Jassin
Petak Pambelum
Pramoedya Ananta Toer
Pranita Dewi
Pringadi AS
Prosa
Proses Kreatif
Puisi
Puisi Menolak Korupsi
Puji Santosa
Purnawan Basundoro
Purnimasari
Puspita Rose
PUstaka puJAngga
Putra Effendi
Putri Kemala
Putri Utami
Putu Wijaya
R. Fadjri
R. Sugiarti
R. Timur Budi Raja
R. Toto Sugiharto
R.N. Bayu Aji
Rabindranath Tagore
Raden Ngabehi Ranggawarsita
Radhar Panca Dahana
Ragdi F Daye
Ragdi F. Daye
Rakai Lukman
Rakhmat Giryadi
Rama Dira J
Rama Prabu
Ramadhan KH
Ratu Selvi Agnesia
Raudal Tanjung Banua
Reiny Dwinanda
Remy Sylado
Renosta
Resensi
Restoe Prawironegoro
Restu Ashari Putra
Revolusi
RF. Dhonna
Ribut Wijoto
Ridwan Munawwar Galuh
Ridwan Rachid
Rifqi Muhammad
Riki Dhamparan Putra
Riki Utomi
Risa Umami
Riza Multazam Luthfy
Robin Al Kautsar
Rodli TL
Rofiqi Hasan
Rofiuddin
Romi Zarman
Rukmi Wisnu Wardani
Rusdy Nurdiansyah
S Yoga
S. Jai
S. Satya Dharma
Sabrank Suparno
Sajak
Salamet Wahedi
Salman Rusydie Anwar
Salman Yoga S
Samsudin Adlawi
Sapardi Djoko Damono
Sariful Lazi
Saripuddin Lubis
Sartika Dian Nuraini
Sartika Sari
Sasti Gotama
Sastra Indonesia
Satmoko Budi Santoso
Satriani
Saut Situmorang
Sayuri Yosiana
Sayyid Fahmi Alathas
Seno Gumira Ajidarma
Seno Joko Suyono
Sergi Sutanto
Shadiqin Sudirman
Shiny.ane el’poesya
Shourisha Arashi
Sides Sudyarto DS
Sidik Nugroho
Sidik Nugroho Wrekso Wikromo
Sigit Susanto
Sihar Ramses Simatupang
Sita Planasari A
Siti Sa’adah
Siwi Dwi Saputro
Slamet Widodo
Sobirin Zaini
Soediro Satoto
Sofyan RH. Zaid
Soni Farid Maulana
Sony Prasetyotomo
Sonya Helen Sinombor
Sosiawan Leak
Spectrum Center Press
Sreismitha Wungkul
Sri Wintala Achmad
Suci Ayu Latifah
Sugeng Satya Dharma
Sugiyanto
Suheri
Sujatmiko
Sulaiman Tripa
Sunaryono Basuki Ks
Sunlie Thomas Alexander
Sunu Wasono
Suryanto Sastroatmodjo
Susianna
Sutardji Calzoum Bachri
Sutejo
Sutrisno Budiharto
Suwardi Endraswara
Syaifuddin Gani
Syaiful Irba Tanpaka
Syarif Hidayatullah
Syarifuddin Arifin
Syifa Aulia
T.A. Sakti
Tajudin Noor Ganie
Tammalele
Taufiq Ismail
Taufiq Wr. Hidayat
Teguh Winarsho AS
Tengsoe Tjahjono
Tenni Purwanti
Tharie Rietha
Thayeb Loh Angen
Theresia Purbandini
Tia Setiadi
Tito Sianipar
Tjahjono Widarmanto
Toko Buku PUstaka puJAngga
Tosa Poetra
Tri Wahono
Trisna
Triyanto Triwikromo
TS Pinang
Udo Z. Karzi
Uly Giznawati
Umar Fauzi Ballah
Umar Kayam
Uniawati
Unieq Awien
Universitas Indonesia
UU Hamidy
Viddy AD Daery
Wahyu Prasetya
Wawan Eko Yulianto
Wawancara
Wayan Sunarta
Weli Meinindartato
Weni Suryandari
Widodo
Wijaya Hardiati
Wikipedia
Wildan Nugraha
Willem B Berybe
Winarta Adisubrata
Wisran Hadi
Wowok Hesti Prabowo
WS Rendra
X.J. Kennedy
Y. Thendra BP
Yanti Riswara
Yanto Le Honzo
Yanusa Nugroho
Yashinta Difa
Yesi Devisa
Yesi Devisa Putri
Yohanes Sehandi
Yona Primadesi
Yudhis M. Burhanudin
Yurnaldi
Yusri Fajar
Yusrizal KW
Yusuf Assidiq
Zahrotun Nafila
Zakki Amali
Zawawi Se
Zuriati
Tidak ada komentar:
Posting Komentar