Kamis, 23 Februari 2012

Pertunjukan Teater Negri Sungsang dan Silaturrahmi Budaya

Denny Mizhar *
http://sastra-indonesia.com/

Sore tampak cerah, orang-orang sedang menata barang dagangannya, berharap mengais rejeki di sebuah pagelaran teater. Desa Wisata Jono Kecatan Temayang Kabupaten Bojonegoro akan ada pergelaran Teater dari Komunitas Suket Indonesia dari Jombang. Kali ini mereka akan menampilkan Negri Sungsang. Desa Wisata Jono adalah tempat perdana yakni pertunjukan teater Komunitas Suket Indonesia dengan kalaborasi dengan Komunitas Jaran Kepang Wahyu Budaya Mojowarno pada Minggu, 22 Januarai 2012.

Senja pun beranjak. Penata musik, pemain jaranan, dan pemain teater bersiap-siap melaksanakan tugasnya. Di awali dengan sambutan dari Mbah Catur kepala desa Mojowarno yang menjadi ketua rombongan Komunitas Suket Indonesia. Penonton mulai berdatangan ingin menyaksikan pertunjukan teater kali ini. Meski hujan rintik jatuh, para penonton tak ambil peduli untuk tetap berada di tempat pertunjukan yakni di halaman samping Sanggar Anugrah Desa Jono yang didirikan oleh Pak Dasuki kepala Desa Jono.

Musik dari intrumen perkusi rancak berbunyi, empat penari jaranan masuk ke dalam panggung berjoget mengikuti irama bunyi dari para pemusik. Penonton semakin berdesakan, bahkan ada yang harus berjinjit untuk menyaksikan atraksi para penari jaranan. Bunyi yang konstan semakin intens berbunyi seorang pawang masuk ke dalam panggung, penari pun mulai trans sehingga gerakan para penari menjadi suatu pertunjukan komedi dengan ulah dan tingkahnya. Penonton menjadi terhibur.

Negri Sungsang

Ketika para penari jaranan akan meninggalkan panggung, dua orang membawa bendera berwarna merah-putih yang terpisah di kanan dan kiri tangannya. Mulailah adegan pertunjukan Negri Sungsang. Gerak teatral, seorang yang melawan kekuasaan negrinya. Rasa sakit, ia bahasakan dengan gerak tubuh dan dialog-dialog perlawanan dengan latar dua perempuan membawa bendera. Di Panggung belakang sebelah kiri berada sebuah podium dimana penguasa berada dan di sampingnya pengawal dengan properti pecut (cambuk).

Logika kekuasaan pun nampak: siapa pun yang melawan dan mengganggu rasa aman kuasanya harus disingkirkan. Pengawal yang membawa pecut pun beraksi menyingkirkan orang yang melawan tuannya.

Di sela-sela dialog-dialog liris, muncul dua tokoh yang memerankan orang kampung. Dua orang tokoh dengan dialog-dialog satir menyitir dengan cara banyolan, membuat dramatik dari pertunjukan teater Negri Sungsang menurun. Ruang terbagi menjadi dua, aktor-aktor yang berdialog dengan liris dan aktor yang berdialog natural komedian.
Ruang yang berbedah dari penciptaan pemanggungan akhirnya menjadi satu pada akhir pertunjukan. Ketika kekuasan tumbang dan seorang yang melawan kekuasaan menjadi pahlawan. Dari beberapa dialog yang muncul dari pengawal adalah keterbelahan pilihan, antara membela suara hatinya dan tuan kuasanya.

Sungsang memiliki arti terbalik, biasa digandenkan dengan kelahiran, lahir sungsang artinya lahir terbalik. Begitu pun dengan negri sungsang yakni negeri terbalik. Hal ini menjadi kritik terhadap kondisi kekinian yang dialami bangsa ini, begitulah pentas negri sungsang dapat diambil makna. Kondisi bangsa Indonesia yang harusnya kaya raya dan masyarakatnya tentunya sejahtera, karena salah urus dan para penguasa lebih mementingkan dirinya sendiri maka rakyatpun menjadi terabaikan.

Negri Sungsang adalah naskah yang ditulis oleh Lek Glagah Putih dengan para pemain Jati Utami, Wulan, Juki Alamsyah, Muflikhun, Mahendra, Hadi dan Sabrang Soeparno menjadi pertunjukan alternatif di desa wisata Jono. Pertunjukan yang pertama Negri Sungsang dilakukan oleh komunitas suket di Desa Jono memiliki beberapa catatan teknis. Pertama adalah tak sampainya vokal pada penonton, kedua panggung yang tidak bisa dijangkau semua penonton. Hal ini menjadi catatan tersendiri bagi sebuah pertunjukan yang dilakukan di ruang terbuka tetapi teknis pemanggungan serupa dalam gedung pertunjukan, tanpa bantuan soud system. Sehingga pesan dari pertunjukan tidak sampai pada penonton. Ketakberanjakan penonton pada pertunjukan tersebut karena seni tradisi jaranan dan aktraktifnya aktor tanpa terdengar dialog. Selain itu, keterjarakan antar pertunjukan dan penonton yang seharusnya dapat diwakili oleh komedian tidak bisa sampai. Hal itulah yang menjadi catatan bagi saya yang menonton Negri Sungsang. Selain itu, buklet sebagai jalan memahami jalan cerita pertunjukan dan mengenal aktor-aktornya pun tidak ada.

Silaturrahmi Budaya

Tak kalah pentingnya dari peristiwa pertunjukan Negri Sungsang adalah silaturrahmi Budaya antara Desa Mojowarno dan Desa Jono dengan kesenian meski berbeda Kabupaten. Desa Mojowaro dengan Kepala Desa Catur, biasa dipanggil akrab dengan Mbah Catur adalah seniman teater sedang kepala desa Pak Dasuki seniman tradisional pendiri sanggar Anugrah. Mereka berdua adalah sama-sama kepala desa yang sedang mengembangkan desa dengan kesenian. Sebelum keberangkatan rombongan Komonuitas Suket Indonesia, desa Mojowarno mengelar pertunjukan teater dengan mendatangkan kelompok Teater Ruang. Begitu halnya dengan Desa Jono, sehabis ketempatan Konggres Satra Jawa.

Pertemuan dua kepala desa dengan model silaturrahmi yang bermedia kesenian dan budaya jarang sekali ditemui. Malahan kerap kali kita mendengar perkelahian antar desa. Maka silaturrahmi ini dapat menjadi sebuah percontoan bagi desa-desa lain yang mengoptimalkan serta mengembangkan kesenian dan budaya untuk saling bertukar wacana. Hal tersebut juga akan memperkaya khasana seni budaya bagi masyarakat. Tak hanya itu, tetapi akan mengurangi disintegrasi bangsa, juga menjadi tontonan alternatif di tengah semburan televisi yang tidak memiliki nilai estetika tinggi.

Komunitas Suket Indonesia dan Komunitas Seni Jaran Kepang Desa Mojowarno tak hanya tampil di desa Jono tetapi berkeliling menyapa desa di Tuban dan Blora. Selamat.

Malang, 24 Januari 2012

*) Pegiat Pelangi Sastra Malang dan Anggota Teater Sampar Indonesia-Malang.

1 komentar:

Dansde mengatakan...

Permisi tukeran link dong

ini link saya: http://thesteno.blogspot.com/

sangat bangga sekali kalian menerimanya,salam sastra ..

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati