Rabu, 04 April 2012

Berenergi Dramaturgi Wayang

Beni Setia
http://www.suarakarya-online.com/

KUMPULAN puisi terbaru Tjahjono Widijanto (TW), Janturan (Jakarta, Spirit Management, 2011), terdiri dari tiga bagian: Janturan, Bayang-bayang, serta Lurung. Terma janturan itu sendiri diterangkan TW, di dalam prolog yang ditulisnya sendiri, sebagai bagian dari dramaturgi pementasan wayang (Jawa), sesuatu yang diterimanya sebagai nina bobo pengantar tidur dari sang bapak yang kebetulan guru bahasa Jawa di SPG di Ngawi.

Kebiasaan yang membuatnya sangat kecanduan menonton wayang, serta suka memaksa sang bapak untuk mengsiantar dan menemaninya nonton setiap pagelaran wayang yang diselenggarakan di kampung di masa kecilnya. Sesuatu yang membuatnya tetap kerasukan (menyempatkan diri) menonton pagelaran wayang-itu bahkan di tengah acara Temu Sastra MPU VI, 15-17/10.2011, kemarin.

Kronologi pagelaran wayang bersijejer dari awal pangung kosong dengan media tampil ditancapi kayon-gunungan-, lalu buka kayon dengan ikon gunungan dicabut dengan iringan suluk, setelah itu,ketika wayang-wayang ditampilkan dan berdialog,muncul janturan. Fungsinya kalau tak mendahului adegan sebagai deskripsi pembuka, menguatkan dialog sebagai deskripsi monolog pemikiran si tokoh, kemudian sebagai penutup dari adegan untuk penekanan deskriptif.

Dengan kata lain, kelebihan pentas wayang kulit dan kualitas dalang itu terdapat pada wilayah ontowacana,dialog cerdas serta deskripsi janturan,dan sabetan,kemampuan menggerakkan wayang kulit.

Dan TW mengambil filosofis janturan itu untuk mesitandai kemampuan mendeskripsikan peristiwa dan kejadian,tidak heran bila banyak puisi di Janturan bermula dari cerita.

Ada puisi yang mendeskripsikan kesan pribadi dan/atau tafsir dari cerita wayang. Puisi “Jam-Jam Madrim”, misalnya, yang menceritakan gejolak emosi cinta terputus si Madrim kepada Pandu, raja hastina yang harus merelakan satu dari tiga wanita yang dibawanya untuk dipilih Destrata yang buta,kita tahu Pandu meninggal, anaknya dari Kunti jadi Pandawa, sedangkan anak-anak dari Madrim dan Destrata jadi Kurawa, dan mereka itu yang menjadi pion dari tragedi besar keluarga Bharata di Kurusetra dalam epos Mahabrata.

Lalu puisi “Kunti di Tepi Kali”, yang mendeskripsikan sesalan sertan keterpaksaan Kunti membuang si anak hasil selingkuhnya dengan Betara Surya, yang demi nama baik seorang putri yang belum menikah terpaksa membuang Karta.

Atau puisi “Bisma”, si bungsu dari Pandu dan Destrata yang memilkih tidak menikah untuk bisa mengemong keponakan-keponakannya,tapi takdir malahan ada membawanya ke perang besar di Kurusetra, karenanya ia tak mau mati sebelum perang besar itu usai.

Lantas ada puisi yang bertolak dari sejarah, puisi “Mangir”, yang mensiceritakan kiai Mangir dari perdikan Mangir yang tak pernah bisa ditaklukan Senapati, sehingga terpaksa diatur siasat supaya Mangir tergoda dan menikahi Pembayun, putri Senapati yang jago nyinden, dan ketika mengunjungi mertuanya ia dibunuh dengan sadis, tapi kuburannya separuh ada di wilayah kraton dan separuh ada di luar kraton.

Atau puisi “Janturan Siti Jenar”, yang menceritakan kalahnya kaum penganut hakekat oleh para pengamal syariat yang bersetumpu pada nash fiqih.

Bahkan yang bersipedoman pada teks cerita rakyat, seperti yang ditampilkan dalam puisi “Lima Catatan Malin”, yang merupakan deskripsi si yang dikutuk, yang merasakan bagaimana riangnya anak-anak camar diberi makan ibunya, sekaligus merasakan instinik kesiorangtuaannya bangkit ingin mensidoakan (semacam) kemuliaan bagi anaknya.

Dengan kata lain, bukankah kewajiban ibu itu mendoakan kemuliaan anak dan bukan memusnahkann kemuliaan si anak beratas nama balas budi yang berupa penghormatan agung?

Lantas intertekskan roh spirit puisi itu dengan puisi “Kunti di Tepi Kali”, “Tafsir Bapa Tafsir Anak”, “Tafsir Langit”, dan (terutama) puisi “Di Meja Makan Keluarga”. Tapi posisinya yang keranjingan untuk membuat deskripsi untuk prolog cerita, untuk memperkuat monolog dengan deskripsi yang setengah prosaik dan abstrak filosofis,karena itu sajak terkadang sengaja diledakkan dengan pensiteraan teks wicara sebagai kesimpulan yang diucapkan, serta untuk epilog membuat kita kesulitan menangkap apa isi puisinya.

Setidaknya kalau kita tak memahami isi induk cerita yang ditafsirkan dan dimainkan dengan penekanan janturan-nya. Sajak-sajak TW itu seperti puncak si gunung es dari sebuah narasi yang tidak ditampilkan, dan terbenam dalam khazanah perbendahaaraan cerita si apresiator. Ambil puisi “Cok Bakal”, yang merupakan satu bagian dari upacara adat Jawa,sebagai alat untuk mencegah datangnya bencana, tolak bala, yang di tempatkan di perempatan jalan.

Dengan kata lain, cara berpuisi TW yang bertolak dari cerita, yang menjadi satu referensi pengalaman bersama, jadi kelemahan ketika cerita yang dipilih tak diketahui oleh orang lain, dan ketika para apresiatornya kesulitan untuk merekonstruksi si cerita yang dengan sengaja didekonstruksi jadi metateks tafsir.

Terlebih saat terpaksa harus memaknai teks yang bermula dari pengalaman individual, seperti puisi-puisi “Menara Panti Kudus”, “Lukisan Perempuan di Musium Blanco”, “Jeddah-Madinah”, “Arafah”, “Depan Ka’bah”, “Hotel Movent Pick Madinah”, dan/atau “Singir Sungai Kampung Halaman”.

Meski di banyak puisi yang potensial gelap itu si penyair telah kuasa buat mengatasi tabir subyektivitas, sehingga karenanya secara kebahasaan teks puisi telah berhasil jadi alat buat mengungkapkan pengalamannya yang terdalam. TW berkuasa mengobyektivikasinya, seperti apa yang diyakini TS Eliot. Ambil itu puisi “Di Meja Makan Keluarga”, misalnya.

Tak heran kalau Janturan, buku setebal 94 halaman dengan 35 puisi ini berhasil menyabet hadiah sastra BPPB 2011 untuk kelompok guru.***

* Beni Setia, pengarang /25 Februari 2012

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati