Minggu, 22 April 2012

Gadis Peracau

Ahmad Zaini*
http://sastra-indonesia.com/

Aku tak mengerti apa yang diucapkan gadis yang berteduh di pendopo desa. Ia seperti meracau mengucap ke sana ke mari yang tidak jelas maksudnya. Dengan menahan hawa dingin aku hanya mendengarkan dan memperhatikan bibirnya mengucap yang ia suka. Kadang ia menangis, kadang ia tersenyum sendiri, kadang juga wajahnya mengekspresikan kemarahan pada seseorang.

“Maaf, Neng! Situ tidak apa-apa?” tanyaku.

Ia tak sedikit pun menoleh kepadaku. Ia terus meracau yang semakin tidak jelas maksudnya.

Bibir yang sejak tadi bergerak kulihat tampak semakin pucat. Rambutnya yang begitu rapi kini tampak basah oleh belaian butiran hujan yang tersapu angin. Tangannya mengepal terkadang disilang di dada. Tubuhnya menggigil kedinginan. Tas yang bergantung di pundaknya diletakkan di samping tubuhnya kemudian ia duduk bersandar pada tembok pendopo.

Hujan yang mengguyur bumi tak henti-henti. Kutatap langit masih hitam menggumpal dengan mendung yang bergelatungan di akar-akar langitnya. Kilat bersabung diiringi petir yang menggelegar. Hatiku semakin kecil karena aku hanya berdua dengan gadis yang terus meracau di pendopo.

“Neng, pakailah jaket ini!”

Ia melihat perlahan ketika kusodorkan jaket hitam untuk melindungi tubuhnya yang semakin menggigil. Tapi ia tak segera mengambil jaket yang kusodorkan itu. Kemudian aku perlahan menutupkan jaket ke tubuhnya yang duduk meringkuk bersandar di tembok pendopo desa.

“Neng, jangan engkau membuatku penasaran! Sebenarnya Neng itu siapa dan mau ke mana?”

“Herman! Awas kau!!” jawabnya dengan raut muka yang mendadak merah padam.

Aku semakin heran pada gadis ini. Antara pertanyaan dan jawaban tak berhubungan. Ia terus mengepal-ngepalkan tangannya seakan mengancam nama Herman yang diucapkannya tadi.

“Herman siapa?”

“Kurang ajar kau Herman! Kau telah menganiaya batinku hingga seperti ini. Silakan kau hidup dengan perempuan gatal itu. Tapi ingat aku tidak akan tinggal diam. Tunggu pembalasanku!!” ancamnya dengan suara yang semakin serak.

Aku mendengarkan dan selalu memperhatikan apa yang ia perbuat dan apa yang ia ucapkan. kalau mendengar apa yang diucapan sepertinya gadis ini adalah korban dari rasa cemburu pada kekasihnya. Ia mengalami depresi yang luar biasa hingga ia tak sadar dengan dirinya saat ini. Ia berkata seperti bukan kemauannya sendiri. Ia kuajak bicara juga tidak sambung.

Hari semakin petang namun hujan belum menunjukkan akan segera reda. Lampu-lampu di jalan depan pendopo juga sudah mulai menyala. Di jalanan juga sudah mulai sepi tak seperti tadi masih terlihat anak-anak dan para remaja desa itu berlari-lari sambil berhujan-hujan. Si gadis berdiri kemudian memandang ke atas. Ia lantas melemparkan jaket itu kepadaku lalu pergi tak mempedulikan hujan yang belum mereda.

“Neng, mau ke mana?” teriakku.

“Herman…! Aku datang…!”

Tak lama kemudian ia tak tampak di telan lebatnya hujan dan petang.

“Siapa dia? Aneh. Ia selalu memanggil-manggil nama Herman. Siapa dia sebenarnya. Dan ada hubungan apa dirinya dengan Herman?”

Suara hujan yang sejak tadi mengetuk atap pendopo desa terdengar semakin jarang. Tampaknya hujan akan segera reda. Jaket hitam kulit yang kupakaikan gadis tadi kemudian kupakai lagi. Telapak tanganku kujulurkan ke luar atap pendopo memastikan apakah hujan sudah benar-benar reda atau belum. Tetesan hujan masih mengenai tanganku tapi tidak sesering sewaktu gadis tadi masih di sini. Menunggu hujan benar-benar reda juga tidak pasti kapan redanya. Ah, kuputuskan untuk melanjutkan perjalanan pulang saja.
Di tengah perjalan, penduduk desa berkerumun di pinggir jalan. Mereka seperti berebut melihat sesuatu. Aku berhenti dan ingin melihat apa yang sedang terjadi.

“Ada apa, Pak!”

“Mayat,” jawabnya.

Aku semakin penasaran. Kemudian kuterobos orang-orang yang bergerombol di pinggir jalan untuk bisa melihat mayat seperti yang dikatakan laki-laki tadi. Bau amis darah menyapa hidungku hingga perutku terasa mual. Kututup hidung dengan sapu tangan yang agak lembab terkena hujan. Dengan perasaan yang cemas kuperhatikan mayat yang tergeletak di pinggir jalan.

“Ya, Tuhan! Gadis itu,” ucapku kaget.

Para penduduk kemudian memperhatikanku semua.

“Apakah, Mas kenal dengan mayat ini?”

“Tidak. Tadi sewaktu hujan ia sempat berteduh di pendopo desa dengan saya,” jawabku.

Kemudian aku ceritakan semua kepada polisi yang datang di lokasi itu. Sikapnya yang aneh dan tidak bisa di ajak berkomunikasi.

“Ia selalu menyebut-nyebut nama Herman, Pak!”

Ketika kusebut nama Herman, para polisi yang menginterogasi saya seperti kaget.

“Ada apa, Pak?”

“Herman adalah pelaku pembunuhan mutilasi tiga hari yang lalu. Korbannya adalah seorang wanita yang diindikasi sebagai kekasih gelapnya. Hingga kini Herman masih menjadi buronan polisi. Dengan keterangan Anda tadi, kami menduga bahwa pembunuh gadis ini adalah orang yang sama yaitu Herman. Terima kasih atas keterangan Anda!”

“Sama-sama, Pak!”

Mayat gadis malang itu kemudian diangkat ke ambulance untuk diotopsi di rumah sakit. Para penduduk pun buyar meninggalkan tampat kejadian.

Dalam perjanalan pulang pikiranku masih terbayang gadis yang jadi korban pembunuhan itu. Wajahnya polos, cantik, dan lagi, ia suka meracau. Bau sedap parfumnya masih tercium dari jaket yang kukenakan ini. Kemudian aku teringat ketika ia menggigil kedinginan kubalut dengan jaket kemudian saat ia akan pergi, jaket ini dilemparkan begitu saja di pangkuanku. Tanpa ada ucapan terma kasih atau paling tidak kata pamit untuk pergi terlebih dulu.

Jujur saja ketika aku menatap mata sayunya hati ini tertarik untuk lebih mengenal dirinya. Namun apalah daya ia sulit diajak berkomunikasi. Bola mata yang sebenarnya bening yang kini tampak keruh, liar memandang sekitar. Sesekali aku melihat dirinya menatap diriku yang berdiri di sampingnya dengan pandangan tajam. Mungkin ia membayangkan diriku ini dengan lelaki yang selalu disebut-sebutnya itu.

Pagi harinya, pada halaman pertama surat kabar wajah gadis peracau tergambar dengan pose yang sangat menantang. Dalam headline surat kabar tersebut tertulis bahwa gadis itu adalah korban pembunuhan yang dilakukan oleh Herman, pamannya sendiri. Ia diberitakan bernama Selasih umur 25 tahun. Menurut pengakuan orang tuanya yang tertulis dalam berita, ia pergi dengan pamannya lima bulan yang lalu. Ia dijanjikan sebuah pekerjaan di kota. Namun setelah sampai di kota janji pamannya tak terwujud. Malah ia dijual pada seorang germo untuk dijadikan sebagai wanita pelacur. Selasih memberontak kemudian ia mengalami penyiksaan hingga depresi seperti itu. Untuk menghilangkan jejak atas perbuatannya, Herman kemudian mencari Selasih untuk dibunuh agar ia tidak bercerita kepada orang tuanya yang tak lain adalah kakak kandungnya sendiri. Namun akal busuk dari pamannya terkuak oleh kesaksian seorang pemuda. Menurut pemuda itu Selasih selalu menyebut-nyebut nama Herman. Akhirnya polisi berhasil menangkap Herman yang juga pelaku pembunuhan mutilasi pada korban lain tiga jam setelah pertistiwa tersebut. Demikian berita yang tertulis pada surat kabar pagi itu. ***

Wanar, Pucuk, Lamongan
___________________
* Ahmad Zaini, lahir di Lamongan, 7 Mei 1976. Karya-karyanya pernah dimuat di beberapa media cetak seperti Tabloid Telunjuk, Majalah MPA dan Radar Bojonegoro. Beberapa puisinya juga dimuat dalam Antologi Puisi Bersama seperti Bulan Merayap (DKL, 2004), Lanskap Telunjuk (DKL, 2004), Absurditas Rindu (Sastra Nesia Lamongan, 2006), Khianat Waktu, Antologi Penyair Jawa Timur (DKL, 2006). Selain menulis, juga sebagai tanaga edukatif di SMA Raudlatul Muta’allimin Babat Lamongan. Sekarang beralamat di Sanggar Sastra ”Telaga Biru”, Wanar, Pucuk, Lamongan. e-mail: ilazen@yahoo.co.id.

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati