Minggu, 10 Juni 2012

SUMBANGAN ACEH BAGI BAHASA MELAYU DAN INDONESIA *

T.A. Sakti **
Serambi Indonesia, 21 Agu 2008

Bahasa Melayu merupakan akar utama dari bahasa Indonesia. Sepanjang sejarah perkembangannya, bahasa diperkaya sehingga ia semakin mantap berperan di seluruh Nusantara, Bahasa Melayu masih dapat dilacak jejaknya mulai abad ke-7 masa kerajaan Sriwijaya berupa prasasti-prasasti yang menggunakan bahasa Melayu kuno, seperti prasasti Kedukan Bukit (tahun 683 M), Talang Tuo (tahun 684), dan lain-lain.
Seiring dengan timbul-tenggelamnya kerajaan-kerajaan di Asia Tenggara dan datangnya penjajahan asing; bahasa Melayu pun mendapat predikat yang berbeda-beda dalam perkembangannya; seperti bahasa Melayu Pasai, bahasa Melayu Melaka, bahasa Melayu Johor, bahasa Melayu Riau, bahasa Melayu Balai Pustaka, dan bahasa Nasional Indonesia.

Bahasa Melayu Pasai berkembang pada masa Kerajaan Samudera Pasai (1250-1524M). Kerajaan ini amat berperan dalam penyebaran agama Islam ke berbagai wilayah di Asia Tenggara seperti Melaka dan Jawa. Bersamaan dengan berkembangnya agama Islam itu tersebar pula bahasa Melayu Pasai di daerah wilayah tersebut melalui kitab-kitab pelajaran agama Islam yang menggunakan bahasa Melayu Pasai sebagai pengantarnya.

Kerajaan Samudera Pasai berhubungan akrab dengan Kerajaan Melaka. Perkawinan antara Sultan Melaka Iskandar Syah dengan putri Sultan Zainal Abidin dari Samudera Pasai semakin mempererat hubungan kedua Negara itu. Sultan Samudera juga telah mengutus dua orang ulama ke pulau Jawa untuk mengembangkan agama Islam. Berkat dakwah Islam yang dilakukan oleh Maulana Ishak-lah, maka agama Islam berkembang di Gresik, dan seterusnya menyebar ke seluruh pulau Jawa. Karena berperan sebagai pendakwah pertama itulah sehingga Maulana Ishak bergelar Syekh Awwalul Islam.

Sebutan istilah “bahasa Melayu” merupakan kebiasaan baru di abad ke-18. Pada abad keenam belas dan tujuh belas penyebutan bahasa Melayu dengan menggunakan istilah “bahasa Jawi”, karena bahasa itu ditulis dalam huruf jawi, yakni huruf yang telah disesuaikan dengan ucapan lidah masyarakat Nusantara. Sementara “Jawi” ialah sebutan orang-orang Arab di masa itu untuk negeri-negeri di wilayah Nusantara – Asia Tenggara.

Hikayat Raja-raja Pasai yang ditulis dengan bahasa Jawi atau bahasa Melayu Pasai merupakan bukti amat kuat untuk mengenal bentuk asli bahasa Jawi Pasai itu. Namun, naskah satu-satunya dari Hikayat Raja-raja Pasai yang terwariskan kepada kita hari ini bukanlah dijumpai di Aceh, melainkan di pulau Jawa. Naskah itu kepunyaan Kiai Suradimenggala, Bupati Sepuh di Demak, daerah Bogor yang selesai disalin tahun 1235 H atau 1819 M.

Keberadaan naskah satu-satunya Hikayat Raja-raja Pasai di pulau Jawa merupakan salah satu bukti pula, bahwa masyarakat Jawa masa itu telah mengenal bahasa Melayu Pasai dengan baik, sehingga mereka dapat menikmati kisah-kisah dalam Hikayat Raja-raja Pasai itu.

Menurut Dr. Muhammad Gade Ismail dalam satu tulisannya mengatakan, adanya hubungan antara Kerajaan Samudera-Pasai dengan wilayah-wilayah lain di Nusantara seperti pulau Jawa, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Lombok dan Sumbawa dapat ditelusuri dengan adanya kesenian batu nisan yang terdapat di Pasai dengan daerah-daerah tersebut di atas. Melalui perhubungan antara berbagai wilayah itulah bahasa Melayu Pasai secara perlahan-lahan berkembang menjadi “bahasa lingua franca” atau bahasa ilmu dan perdagangan.

Bahasa Jawi atau bahasa Melayu Pasai juga menjadi salah satu bahasa resmi Kerajaan Aceh Darussalam. Hal ini antara lain dapat dibuktikan melalui pengantar Kitab Miraatut Thullab karya Syekh Abdurrauf Syiah Kuala. Tentang hal ini Syekh Abdurrauf berkata: “Maka bahwa sanya adalah hadlarat yang Mahamulia (Paduka Sri Sultanah Tajul Alam Safiatuddin Syah) itu telah bersabda kepadaku daripada sangat lebai akan agama Rasulullah, bahwa kukarang baginya sebuah kitab dengan bahasa Jawi yang dibangsakan kepada bahasa Pasai yang muhtaj (diperlukan) kepadanya orang yang menjabat jabatan qadli pada pekerjaan hukum daripada segala hukum syarak Allah yang muktamad pada segala ulama yang dibangsakan kepada Imam Syafi’i radliallahu ‘anhu”.

Dalam masa kejayaan kerajaan Aceh Darussalam, wilayah ini banyak melahirkan ulama dan pengarang yang sebagian karya-karya mereka masih ditemui hingga hari ini. Namun, ada empat ulama-pujangga yang paling terkenal yaitu Hamzah Fansuri, Syamsuddin Assumatrani, Nuruddin Ar-Raninry dan Abdurrauf As-Singkili. Diantara karangan Hamzah Fansuri ialah: Syair Burung Pingai, Syair Burung Pungguk, Syair Perahu, dan Syair Dagang. Sementara karya yang berbentuk prosa antara lain Asrarul Arifin.

Tokoh ulama dan ilmuan lainnya yang amat terkenal adalah Nurudin Ar-Raniry meski hanya menetap selama tujuh tahun (1047 H/1637 M – 1054 H/1644 M), peranan syekh Nuruddin Ar-Raniry di Aceh cukup besar, ia menulis 29 kitab dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan. Karya-karyanya antara lain Bustanus Salatin, Sirathal Mustaqim, Hidayatul Habib, Khaifiatus salat, Babul Nikah, yang terakhir ini, bersama kitab Sirathal Mustaqim dikirimkan sendiri oleh Ar-raniry ke Kedah (sekarang di Malaysia) pada akhir tahun 1050 H/1640 M. diantara murid Nuruddin Ar-Raniry yang kemudian paling menonjol di Nusantara adalah Syekh Yusuf Al-Maqassari, seorang ulama besar Sulawesi Selatan, yang juga berperan di Banten (Jawa) dan Afrika Selatan.

Tentang peranan Nuruddin Ar-Raniri dalam mengembangkan bahasa Melayu, Dr. Azyumardi Azra menulis sebagai berikut : “Tidak kalah penting adalah peranan Nuruddin Ar-Raniri dalam mendorong lebih jauh perkembangan bahasa Melayu sebagai Lingua Franca di wilayah melayu Indonesia. Dia bahkan diklaim sebagai salah seorang pujangga Melayu pertama. Meski bahasa ibu Ar-Raniri bukanlah Melayu, penguasaannya atas bahasa ini tidak perlu diperdebatkan lagi. Seorang ahli bahasa Melayu –Indonesia menyatakan, bahasa Melayu Klasik al-Raniri tidak menunjukkan kekakuan yang sering terlihat dalam bahasa Melayu praklasik. Dengan demikian karya-karya Ar-Raniri dalam bahasa Melayu juga dianggap sebagai karya-karya sastra dan, sebab itu, memberikan sumbangan besar terhadap perkembangan bahasa Melayu sebagai bahasa ilmu pengetahuan.

Perkembangan bahasa Melayu Jawi sejak Kerajaan Samudera Pasai sampai saat berdiri negara Nasional Republik Indonesia tentu telah melewati waktu yang berabad-abad lamanya. Dr. Teuku Iskandar mengatakan :”Kesusteraan Melayu yang dimulai di Kerajaan Pasai dan dilanjutkan di Kerajaan Aceh berkembang selama lebih dari enam ratus lima puluh tahun, dan berpengaruh sampai sekarang.

Dalam hal itu, Syed Muhammad Naquib al-Attas antara lain mengatakan, bahwa pengaruh jejak ke penyairan Hamzah Fansuri terus berlanjut hingga abad ke-20. Kesimpulan itu diakui oleh seorang ahli tentang Hamzah Fansuri (Hamzah Fansurilog), yakni Abdul Hadi W.M. ia berpendapat, pengaruh Hamzah Fansuri terlihat pada beberapa karya penyair “Pujangga Baru” seperti Sanusi Pane dan Amir Hamzah. Bagi Sanusi Pane pengaruh itu nampak pada sajaknya “Dibawa Gelombang”, sedangkan untuk Amir Hamzah terlihat dalam sajak yang berjudul “Sebab Dikau”.

Selain Sanusi Pane dan Amir Hamzah, masih banyak pula para penyair “Angkatan Pujangga Baru” yang terpengaruh dengan sastra sufi yang bersumber dari aliran Tasawul Hamzah Fansuri, diantara mereka adalah Hamka, Ali Hasjmy, Asmara Hadi, OE Mandank, Yoesoef Sou’yb dan Sutan Takdir Alisjahbana. Dalam kajian Abdul Hadi W.M lainnya pada periode 1970-an juga didapati, bahwa aliran tasawuf Hamzah Fansuri terus berpengaruh kepada beberapa penyair masa itu, bahkan hingga masa kini, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Danarto, Acep Zamzami Noor dan Ahmadun Y Herfanda.

**) Penulis adalah budayawan dan peminat Sastra Melayu dan Indonesia, tinggal di Banda Aceh.
*) Artikel ini saya tulis dalam rangka menyambut “Pekan Peradaban Melayu Raya, Banda Aceh, 20 – 25 Agustus 2008.

Dijumput dari: http://tambeh.wordpress.com/2012/04/14/sumbangan-aceh-bagi-bahasa-melayu-dan-bahasa-nasional-indonesia/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati