Kamis, 20 Desember 2012

SSM dan Para Sastrawan

Idris Pasaribu
Harian Analisa, 2 Des 2012

PRO KONTRA pada sebuah wacana dan perjuangan adalah biasa.Terlebih jika tak pernah ikut dalam sebuah pertemuian yang membicarakan sebuah wacana poerjuangan, kemudian memberikan banyak pendapat, sementara hal dasar tidak tau, sesuatu yang aneh juga. Wacana dasar dari awaql banyak yang tak harus dkiungkap ke publik, karena setiap strategi ada cara mainnya.
Demikian dengan Sastra Sumatera Merdeka, yang juga adalah sebujah perjuangan, punya banyak tantangan. Sumatera Utara memang sejak tahun 1920 sastranya mendapat tantangan. Masih ada saksi yang biosa dilihat,m seperti pertjetakan Tapanoeli di Jalan Mesjid Medan. Dulunya salah satu percetakan yang m elahirkan banyak arya sastra dari Sumut. Banyak majalah dari Pulau Jawa yang doeloe, apa sudah saatnya kita bersastra sementara kita masikah terus dijajah. Mereka tak sadar, kalau sastra juga -ketika itu- adalah alat perjoangan untuk kemerdekaan. Siapakah yang berteriak seperti tu? Tentu saja para kaoem Feodal yang pro pada pihak penjajah atau yang menjadi boneka penjajah.

Setelah berkembang dan kiblat sastra nusantara (Indonesia, Malaya, Thailand, Pihilipine, Kambodja dan Laos) ke arah Medan, mulailah para penulis berdatangan ke Medan. Katakanlah STA, Mochtar Loebis, Adi Negoro dan sebagainya. Gaya Medan bersastra sebagai alat perjoangan, berkembang di Pulau Jawa. Sampai pada tahun 1962, semua penulis dari Jawa menuding para pesastra Medan menulis Roman Picisan. Merekapun memaksa pemerintah agar termasuk sastra disentralisasi, termasuk pemasukan kertas dan tinta cetak, harus beli dari Jakarta, tak boleh lagi langsung membeli dari Singapura dan Malaya. Para pesastra kita pun ikut hijrah ke Jakarta. Hanya sedikit yang berupaya mempertahankan agar mereka tetap berada di Medan dan berupaya bertahan agar kiblat sastra nusantara tetap berada di Medan. Kekuasaan yang sentralistik mengalahkan Medan.

Demikian juga para pejuang-pejuan kita yang turun dari gunung mendapat ejekan oleh manusia-manusia yang mendua, terutama kaum feodal yang boneka Belanda. Ejekannya mengatakan; bagaimana mau merdeka dengan bambu runcing? Mau merdeka, bikin jarum jahit saja belum bisa. Mau merdeka, makanan saja pun daun ubi rebus dan seterusnya. Ejekan yang menyakitkan. Ketika para pejuang-pejuang kita turun gunung mereka berteriak MERDEKA atau MATI ! Apa yang terjadi? Mereka kaum feodal itu pun menjawab ATAU ! Artinya mereka tak mau merdeka, karena dalam penjajahan mereka bisa makan keju dan susu serta ikut menindas semangat juang para pejoang. Kalau merdeka saja tak mau, bagaimana mareka rela mati untuk perjuangan. Cakap pun banyak dengan berbagai teori. Pejuang tak membutuhkan teori, tapi membutuhkan niat, semangat juang dan berbuat.

Tersebut seorang penulis Kirana Kejora yang pada mulanya tak dianggap oleh orang-orang Jakarta, karena dia berada di Papua, kemudian hijrah ke Jatim di sebuah kota kecil. Dia menulis dan penerbit menderanya hanya dapat royalty 10%. Kirana Kejora memberontak. Dia menerbitkan indie dan memasukkan bukunya ke toko buko kecil di berbagai daerah di tingkat dua di Pulau Jawa. Bahkan kini novel terbarunya sudah menembus semua Indomaret di seluruh Pulau Jawa. Aneh dan semua mengejek, novel masuk Indomaret. Nyatanya, bukunya lebih laku di Indomaret ketimbang di toko buku. Mata para penulispun terbelalak. Kini semua penulis memasukkan bukunya ke Indomaret. Untung pihak Indomaret tak mau melupakan jasa Kirana Kejora. Semua buku yang mau masuk ke Indomaret, harus melalui Kirana Kejora, kata Indomaret. Kini dua novel Kirana Kejora sudah di filmkan ke film layar lebar. Buku yang banyak terjual di Indomaret itu, tak perlu label Best Seller seperti novel lainnya. Kini bukunya Kirana Kejora sudah terjual ratusan ribu buku dalam satu judul.

Kita tahu, semua mengejek, melecehkan perjuangan Kirana Kejora, ketika dia merambas buku-bukunya bisa masuk Indomaret dan dia memang ahli meyakinkan dirut Indomaret, hingga bukunya bisa di pajang ditoko swalayan itu. Kini orang yang mengejek dengan gaya feodalisme dengan sejuta teori itu, malah memohon agar buku-bukunya bisa terpajang juga di Indomaret. Bahkan penulis yang sudah dianggap beken di Indonesia juga mohon pada Kirana Kejora, yang dulunya hanya tersenyum sinis melihat buku Korana Kejora terpampang di swalayan itu.

Di Jawa sekarang sudah banyak anak-anak muda antara 20-30 tahun mendirikan kios-kios buku yang menjual buku-buku sastra di berbagai tingkat dua bahkan kecamatan. Semangat juang mereka untuk melawan toko buku besar, yang seenak perutnya menentukan harga buku milik orang lain.

Dalam sebuah perjuangan, penulis ingat sebuah ajakan kepada teman-teman untuk bermain. Salah seorang yang dituakan akan berteriak memanggil temannya untuk bermain petak umpat lalu dengan Bahasa Batak dia mengatakan: “Ise na olo ro ma tu son, ise na so olo, lao ma sian on.” Artinya:” Siapa yang mau ikut silahkan datang dan ikut bersama kami. Yang tak mau ikut, silahkan pergi dari tempat kami bermain!” Kalau masih kecil saja kita bisa tegas, walau hanya bermain, kenapa sekarang kita tidak bisa tegas?

Dijumput dari: http://www.analisadaily.com/news/read/2012/12/02/91302/ssm_dan_para_sastrawan/#.UNDRBax2Na8

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati