Minggu, 27 Agustus 2017

Bahasa Menunjukkan Bangsa

Ajip Rosidi *
Pikiran Rakyat, 10 Apr 2010

Dalam bahasa Melayu ada peribasa “bahasa menunjukkan bangsa”. Kata “bangsa” di situ tidaklah menujuk kepada arti “bangsa” yang sekarang populer, yaitu sama artinya dengan nation, walaupun ketika peribahasa itu diterjemahkan ke dalam bahasa Sunda dan digunakan dalam bahasa Sunda, artinya menjadi berubah karena dalam bahasa Sunda arti kata bangsa hanya menunjuk kepada nation. Sedangkan kita saksikan sendiri tidak semua bangsa mempunyai bahasa yang khas.
Banyak bangsa yang mempergunakan bahasa yang lain, misalnya bangsa Amerika menggunakan bahasa Inggris, bangsa Kanada menggunakan bahasa Inggris dan Prancis, bangsa Swiss mempergunakan bahasa Prancis, Jerman, dan Italia. Bangsa India mempergunakan bahasa Inggris di samping mempergunakan belasan bahasa lain yang merupakan bahasa ibu di daerah-daerah tertentu.

Memang, arti bangsa dalam peribahasa “bahasa menunjukkan bangsa” itu bukan berarti nation, tetapi “bangsa” seperti yang kita pakai dalam perkataan “bangsawan”, “orang berbangsa”, yaitu menunjuk kepada golongan masyarakat atas dalam masyarakat Melayu pada waktu itu. Kaum “bangsawan” adalah golongan ningrat yang dianggap kedudukan sosialnya lebih tinggi daripada kaum petani, pedagang, atau tukang. Sebagai kaum ningrat, mereka menganggap perlu mendidik anak-anaknya agar belajar “berbahasa”. Artinya, mempelajari bahasa secara baik, sesuai dengan sopan santun pada waktu itu. Sedangkan golongan yang bukan berbangsa, yaitu yang bukan “orang berbangsa” tidaklah dianggap perlu untuk belajar mempergunakan bahasa secara khusus. Mereka dianggap cukup sekadar dapat berbicara dan pembicaraan dimengerti masyarakatnya.

Contoh nyata tentang peribahasa “bahasa menunjukkan bangsa” adalah Amir Hamzah, penyair Pudjangga Baru yang mati muda. Amir adalah kemenakan Sultan Langkat, jadi dalam masyarakat Melayu termasuk “orang berbangsa”. Sebagai “orang berbangsa” sejak kecil Amir belajar berbahasa dengan intensif antara lain dengan membaca karya-karya klasik dalam bahasa Melayu seperti “Hikayat Melayu”, “Gurindam Dua Belas”, dan yang lain-lainnya yang menjadi isi perpustakaan istana yang isinya kaya. Salah satu sarat menjadi “orang berbangsa” ialah tahu akan kekayaan kesusastraannya. Artinya, pendidikan berbahasa orang berbangsa berarti juga mengenal kekayaan karya kesusastraan bangsanya. Kalau kita membaca karya-karya Amir Hamzah kita tahu bahwa dia benar-benar mengenal kekayaan sastra bangsanya — di samping mengenal juga sastra asing yang dia pelajari di bangku sekolah Belanda yang ditempuhnya.

Dengan demikian, peribahasa “bahasa menunjukkan bangsa” itu merujuk kepada cara bicara dan isi pembicaraan orang “berbangsa” yang berlainan dengan cara bicara dan isi pembicaraan orang kebanyakan. Artinya, dengan mendengar dan cara seseorang bicara, kita bisa mengetahui apakah dia orang berbangsa atau hanya orang kebanyakan.

Meskipun bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, tetapi masyarakat yang mempergunakannya sudah berubah. Sebagai bangsa yang demokratis, di Indonesia tidak ada lagi golongan “bangsawan” atau “orang berbangsa”. Dalam masyarakat demokratis setiap orang dan setiap golongan sama kedudukannya.

Akan tetapi, masalahnya dengan perubahan itu, tidak ada lagi golongan masyarakat yang merasa perlu mempelajari bahasa secara khusus sehingga dapat berbicara dengan baik. Pelajaran bahasa Indonesia yang diberikan di sekolah-sekolah ternyata tidak efektif sehingga setelah terjun ke masyarakat bahasa yang digunakannya sekadar “pokoknya bisa dimengerti”. Sedangkan kesusastraan tidak pernah dianggap penting dalam pendidikan anak Indonesia di sekolah dan di luarnya. Perpustakaan tidak dianggap penting. Oleh karena itu, bangsa Indonesia termasuk yang rendah tingkat bacanya.

Pemakaian bahasa tidak sekadar mempergunakan kata-kata yang jelas artinya, yaitu dapat dimengerti oleh orang diajak bicara, melainkan juga belajar mempergunakan kata-kata sesuai dengan situasi dan dengan kesopanan masyarakat tempatnya bicara. Dalam situasi tertentu ada kata-kata yang tak patut diucapkan, walaupun arti kata tersebut sesuai dengan maksud si pembicara. Di kalangan tertentu ada kata-kata yang tabu diucapkan walaupun kita anggap kata itulah yang paling tepat untuk menyampaikan maksud kita.

Kalau ada orang yang tidak mematuhi ketentuan-ketentuan kesopanan umum itu, orang itu akan dianggap bahwa dia bukan “orang berbangsa”. Misalnya di dalam sidang parlemen, yaitu lembaga demokrasi yang terhormat, tidaklah patut diucapkan kata-kata makian seperti “bangsat”. Kalau ada anggota parlemen yang mengucapkannya, kita tahu bahwa dia bukanlah “orang berbangsa”. Artinya, dia orang yang tidak tahu adat kesopanan yang seyogianya menjadi ketetapan dalam lembaga seperti parlemen.

Terjadinya peristiwa anggota parlemen yang notabene lulusan perguruan tinggi mengucapkan kata “bangsat” dalam sidang resmi menunjukkan bahwa pelajaran “berbahasa” di negeri kita tidak berjalan sebagaimana mestinya. Meskipun sudah lulus dari perguruan tinggi, ternyata ada anggota parlemen kita yang (seharusnya) terhormat yang tidak tahu menempatkan kata-kata yang diucapkannya. Dia tidak tahu mana kata yang patut diucapkan dan mana yang tidak patut di dalam sidang parlemen yang terhormat. Jelas hal itu menunjukkan bahwa pelajaran berbahasa kita di sekolah-sekolah tidak berhasil mendidik muridnya untuk menjadi orang “berbangsa” — meskipun sudah terpilih oleh konstituennya menjadi anggota lembaga yang terhormat.

*) Ajip Rosidi, Penulis, Budayawan.
https://rubrikbahasa.wordpress.com/2010/04/10/bahasa-menunjukkan-bangsa/

Tidak ada komentar:

Label

A Rodhi Murtadho A. Hana N.S A. Kohar Ibrahim A. Qorib Hidayatullah A. Syauqi Sumbawi A.S. Laksana Aa Aonillah Aan Frimadona Roza Aba Mardjani Abd Rahman Mawazi Abd. Rahman Abdul Aziz Rasjid Abdul Hadi W.M. Abdul Kadir Ibrahim Abdul Lathief Abdul Wahab Abdullah Alawi Abonk El ka’bah Abu Amar Fauzi Acep Iwan Saidi Acep Zamzam Noor Adhimas Prasetyo Adi Marsiela Adi Prasetyo Aditya Ardi N Ady Amar Afrion Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agunghima Agus B. Harianto Agus Himawan Agus Noor Agus R Sarjono Agus R. Subagyo Agus S. Riyanto Agus Sri Danardana Agus Sulton Ahda Imran Ahlul Hukmi Ahmad Fatoni Ahmad Kekal Hamdani Ahmad Muchlish Amrin Ahmad Musthofa Haroen Ahmad S Rumi Ahmad Yulden Erwin Ahmad Zaini Ahmadun Yosi Herfanda Ahsanu Nadia Aini Aviena Violeta Ajip Rosidi Akhiriyati Sundari Akhmad Muhaimin Azzet Akhmad Sahal Akhmad Sekhu Akhudiat Akmal Nasery Basral Alex R. Nainggolan Alfian Zainal Ali Audah Ali Syamsudin Arsi Alunk Estohank Alwi Shahab Ami Herman Amien Wangsitalaja Aming Aminoedhin Amir Machmud NS Anam Rahus Anang Zakaria Anett Tapai Anindita S Thayf Anis Ceha Anita Dhewy Anjrah Lelono Broto Anton Kurniawan Anwar Noeris Anwar Siswadi Aprinus Salam Ardus M Sawega Arida Fadrus Arie MP Tamba Aries Kurniawan Arif Firmansyah Arif Saifudin Yudistira Arif Zulkifli Aris Kurniawan Arman AZ Arther Panther Olii Arti Bumi Intaran Arwan Tuti Artha Arya Winanda Asarpin Asep Sambodja Asrul Sani Asrul Sani (1927-2004) Awalludin GD Mualif Ayi Jufridar Ayu Purwaningsih Azalleaislin Badaruddin Amir Bagja Hidayat Bagus Fallensky Balada Bale Aksara Bambang Kempling Bandung Mawardi Beni Setia Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernando J. Sujibto Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta Berthold Damshauser Binhad Nurrohmat Brillianto Brunel University London BS Mardiatmadja Budhi Setyawan Budi Darma Budi Hutasuhut Budi P. Hatees Bustan Basir Maras Catatan Cerpen Chamim Kohari Chrisna Chanis Cara Cover Buku Cunong N. Suraja D. Zawawi Imron Dad Murniah Dahono Fitrianto Dahta Gautama Damanhuri Damhuri Muhammad Dami N. Toda Damiri Mahmud Dana Gioia Danang Harry Wibowo Danarto Daniel Paranamesa Darju Prasetya Darma Putra Darman Moenir Dedy Tri Riyadi Denny Mizhar Dessy Wahyuni Dewi Rina Cahyani Dewi Sri Utami Dian Hardiana Dian Hartati Diani Savitri Yahyono Didik Kusbiantoro Dina Jerphanion Dina Oktaviani Djasepudin Djenar Maesa Ayu Djoko Pitono Djoko Saryono Doddi Ahmad Fauji Dody Kristianto Donny Anggoro Dony P. Herwanto Dr Junaidi Dudi Rustandi Dwi Arjanto Dwi Cipta Dwi Fitria Dwi Pranoto Dwi Rejeki Dwi S. Wibowo Dwicipta Edeng Syamsul Ma’arif Edi AH Iyubenu Edi Sarjani Edisi Revolusi dalam Kritik Sastra Eduardus Karel Dewanto Edy A Effendi Efri Ritonga Efri Yoni Baikoen Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Eko Endarmoko Eko Hendri Saiful Eko Triono Eko Tunas El Sahra Mahendra Elly Trisnawati Elnisya Mahendra Elzam Emha Ainun Nadjib Engkos Kosnadi Esai Esha Tegar Putra Etik Widya Evan Ys Evi Idawati Fadmin Prihatin Malau Fahrudin Nasrulloh Faidil Akbar Faiz Manshur Faradina Izdhihary Faruk H.T. Fatah Yasin Noor Fati Soewandi Fauzi Absal Felix K. Nesi Festival Sastra Gresik Fitri Yani Frans Furqon Abdi Fuska Sani Evani Gabriel Garcia Marquez Gandra Gupta Gde Agung Lontar Gerson Poyk Gilang A Aziz Gita Pratama Goenawan Mohamad Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gus TF Sakai H Witdarmono Haderi Idmukha Hadi Napster Hamdy Salad Hamid Jabbar Hardjono WS Hari B Kori’un Haris del Hakim Haris Firdaus Hary B Kori’un Hasan Junus Hasif Amini Hasnan Bachtiar Hasta Indriyana Hazwan Iskandar Jaya Hendra Makmur Hendri Nova Hendri R.H Hendriyo Widi Heri Latief Heri Maja Kelana Herman RN Hermien Y. Kleden Hernadi Tanzil Herry Firyansyah Herry Lamongan Hudan Hidayat Hudan Nur Husen Arifin I Nyoman Suaka I Wayan Artika IBM Dharma Palguna Ibnu Rusydi Ibnu Wahyudi Ida Ahdiah Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Ilham Q. Moehiddin Ilham Yusardi Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Tohari Indiar Manggara Indira Permanasari Indra Intisa Indra Tjahjadi Indra Tjahyadi Indra Tranggono Indrian Koto Irwan J Kurniawan Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Iskandar Norman Iskandar Saputra Ismatillah A. Nu’ad Ismi Wahid Iswadi Pratama Iwan Gunadi Iwan Kurniawan Iwan Nurdaya Djafar Iwank J.J. Ras J.S. Badudu Jafar Fakhrurozi Jamal D. Rahman Janual Aidi Javed Paul Syatha Jay Am Jemie Simatupang JILFest 2008 JJ Rizal Joanito De Saojoao Joko Pinurbo Jual Buku Paket Hemat Jumari HS Junaedi Juniarso Ridwan Jusuf AN Kafiyatun Hasya Karya Lukisan: Andry Deblenk Kasnadi Kedung Darma Romansha Key Khudori Husnan Kiki Dian Sunarwati Kirana Kejora Komunitas Deo Gratias Komunitas Teater Sekolah Kabupaten Gresik (KOTA SEGER) Korrie Layun Rampan Kris Razianto Mada Krisman Purwoko Kritik Sastra Kurniawan Junaedhie Kuss Indarto Kuswaidi Syafi'ie Kuswinarto L.K. Ara L.N. Idayanie La Ode Balawa Laili Rahmawati Lathifa Akmaliyah Leila S. Chudori Leon Agusta Lina Kelana Linda Sarmili Liza Wahyuninto Lona Olavia Lucia Idayanie Lukman Asya Lynglieastrid Isabellita M Arman AZ M Raudah Jambak M. Ady M. Arman AZ M. Fadjroel Rachman M. Faizi M. Shoim Anwar M. Taufan Musonip M. Yoesoef M.D. Atmaja M.H. Abid Mahdi Idris Mahmud Jauhari Ali Makmur Dimila Mala M.S Maman S. Mahayana Manneke Budiman Maqhia Nisima Mardi Luhung Mardiyah Chamim Marhalim Zaini Mariana Amiruddin Marjohan Martin Aleida Masdharmadji Mashuri Masuki M. Astro Mathori A. Elwa Media: Crayon on Paper Medy Kurniawan Mega Vristian Melani Budianta Mikael Johani Mila Novita Misbahus Surur Mohamad Fauzi Mohamad Sobary Mohammad Cahya Mohammad Eri Irawan Mohammad Ikhwanuddin Morina Octavia Muhajir Arrosyid Muhammad Rain Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun A.S Multatuli Munawir Aziz Muntamah Cendani Murparsaulian Musa Ismail Mustafa Ismail N Mursidi Nanang Suryadi Naskah Teater Nelson Alwi Nezar Patria NH Dini Ni Made Purnama Sari Ni Made Purnamasari Ni Putu Destriani Devi Ni’matus Shaumi Nirwan Ahmad Arsuka Nirwan Dewanto Nisa Ayu Amalia Nisa Elvadiani Nita Zakiyah Nitis Sahpeni Noor H. Dee Noorca M Massardi Nova Christina Noval Jubbek Novelet Nur Hayati Nur Wachid Nurani Soyomukti Nurel Javissyarqi Nurhadi BW Nurul Anam Nurul Hidayati Obrolan Oyos Saroso HN Pagelaran Musim Tandur Pamusuk Eneste PDS H.B. Jassin Petak Pambelum Pramoedya Ananta Toer Pranita Dewi Pringadi AS Prosa Proses Kreatif Puisi Puisi Menolak Korupsi Puji Santosa Purnawan Basundoro Purnimasari Puspita Rose PUstaka puJAngga Putra Effendi Putri Kemala Putri Utami Putu Wijaya R. Fadjri R. Sugiarti R. Timur Budi Raja R. Toto Sugiharto R.N. Bayu Aji Rabindranath Tagore Raden Ngabehi Ranggawarsita Radhar Panca Dahana Ragdi F Daye Ragdi F. Daye Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Dira J Rama Prabu Ramadhan KH Ratu Selvi Agnesia Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Renosta Resensi Restoe Prawironegoro Restu Ashari Putra Revolusi RF. Dhonna Ribut Wijoto Ridwan Munawwar Galuh Ridwan Rachid Rifqi Muhammad Riki Dhamparan Putra Riki Utomi Risa Umami Riza Multazam Luthfy Robin Al Kautsar Rodli TL Rofiqi Hasan Rofiuddin Romi Zarman Rukmi Wisnu Wardani Rusdy Nurdiansyah S Yoga S. Jai S. Satya Dharma Sabrank Suparno Sajak Salamet Wahedi Salman Rusydie Anwar Salman Yoga S Samsudin Adlawi Sapardi Djoko Damono Sariful Lazi Saripuddin Lubis Sartika Dian Nuraini Sartika Sari Sasti Gotama Sastra Indonesia Satmoko Budi Santoso Satriani Saut Situmorang Sayuri Yosiana Sayyid Fahmi Alathas Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Shadiqin Sudirman Shiny.ane el’poesya Shourisha Arashi Sides Sudyarto DS Sidik Nugroho Sidik Nugroho Wrekso Wikromo Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sita Planasari A Siti Sa’adah Siwi Dwi Saputro Slamet Widodo Sobirin Zaini Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sony Prasetyotomo Sonya Helen Sinombor Sosiawan Leak Spectrum Center Press Sreismitha Wungkul Sri Wintala Achmad Suci Ayu Latifah Sugeng Satya Dharma Sugiyanto Suheri Sujatmiko Sulaiman Tripa Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Suryanto Sastroatmodjo Susianna Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Sutrisno Budiharto Suwardi Endraswara Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka Syarif Hidayatullah Syarifuddin Arifin Syifa Aulia T.A. Sakti Tajudin Noor Ganie Tammalele Taufiq Ismail Taufiq Wr. Hidayat Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tenni Purwanti Tharie Rietha Thayeb Loh Angen Theresia Purbandini Tia Setiadi Tito Sianipar Tjahjono Widarmanto Toko Buku PUstaka puJAngga Tosa Poetra Tri Wahono Trisna Triyanto Triwikromo TS Pinang Udo Z. Karzi Uly Giznawati Umar Fauzi Ballah Umar Kayam Uniawati Unieq Awien Universitas Indonesia UU Hamidy Viddy AD Daery Wahyu Prasetya Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Sunarta Weli Meinindartato Weni Suryandari Widodo Wijaya Hardiati Wikipedia Wildan Nugraha Willem B Berybe Winarta Adisubrata Wisran Hadi Wowok Hesti Prabowo WS Rendra X.J. Kennedy Y. Thendra BP Yanti Riswara Yanto Le Honzo Yanusa Nugroho Yashinta Difa Yesi Devisa Yesi Devisa Putri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yudhis M. Burhanudin Yurnaldi Yusri Fajar Yusrizal KW Yusuf Assidiq Zahrotun Nafila Zakki Amali Zawawi Se Zuriati