Doa Sebelum Gugur Rambutku
kau bertanya, adakah doa paling indah saat
berlari-lari kecil di Baitullah dan dua bukit itu
sebelum menggugurkan rambut?
aku katakan, jika Kau berkenan bukalah jalan
bagimu ke tempat ini juga.
“Dan, Tuhan berilah bibir terindah
dan perkataan yang puisi
bagi perempuanku agar putri
yang akan dilahirkan
sebagai Khadijah dan Fatimah…”
lalu hanya air mataku
ingin banyak berkata
sebagai doa…
3-5 Mei 2011
Al-Baqi
betapa aku maklum usaiku
tak pantas dibaringkan di sini
maka hanya kutitip senyumku
dari jendela bis kepada kalian
penghuni surga
jika Kau ikhlas suatu nanti
rebah juga aku di baqi ini
istirah bersama orang-orang terkasih
yang bila malam bercakap-cakap dengan-Mu
dan siang menjagai iman
selain hamparan makam
tiada pohon-pohon di sini
namun kurasakan teduh
bagai dilindungi hutan
mataku musafir jauh
ke dekat bukit itu:
“perempuan yang menjagai Rasul
–ibu seluruh umat, ratu di surga —
gandenglah perempuanku…”
lalu kutabur air mataku
di seluruh baqi
untuk melayarkan aku menujumu
6 Mei 2011
Peganglah Tanganku
peganglah lenganku, sayang, sebelum menaiki bukit itu
agar kau tak sasar atau aku hilang di hutan manusia
cukuplah perempuan perkasa itu yang sendirian
berlari-lari kecil memburu seteguk air di padang kerontang ini
lalu ia dapati limpahan air di dekat rumah-Nya juga
ini tanganku dan mana lenganmu, sayang, pegang erat
sebelum bukit itu kita daki bersama. lontarkan doa
pesis di puncaknya, agar tak pecah bibirmu…
maka hinggaplah di setiap puncak dua bukit itu
dan katakan: “karena perintah-Mu kuturuti langkah
hajar di safa-marwa ini…”
peganglah tanganku…
3511
Tujuku hanya Satu
jika aku rindu padamu
bukan sebab kau cantik
bila aku amat menyukaimu
tak harus kuagungkan selalu
sebab kau begitu indah
aku menyukaimu
seperti aku kini kembali
menyusuri risalahmu
istirah dan ibadah
di tamanmu
atau kembali mengikutimu
mengelilingi rumah berselimut hitam itu
dan bersusah-susah sekadar mencium
batu itu;
— kau hanya pengantar
tujuku hanya satu:
Allah —
Mei-Juni 2011
***
Isbedy Stiawan Z.S., kelahiran Tanjungkarang-Lampung. Banyak menulis puisi, cerpen, dan esai di pelbagai media massa lokal dan nasional. Buku puisi terbarunya Taman di Bibirmu (Siger Publisher-Lamban Sastra, Maret 2011). http://sastra-indonesia.com/2011/06/sajak-sajak-isbedy-stiawan-z-s-3/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar